Senin, 16 Juli 2012

Puzzle Of My Heart *Part 1*



#1 Mos Dimulai ^_^

   Hari itu dimulai dari lengkingan peluit seorang lelaki berperawakan tinggi dan besar. Dia terlihat sangat sibuk bahkan tidak mempunyai sedikitpun waktu untuk menjawab panggilan temannya. “Kepada seluruh peserta MOS, segera berbaris rapi di lapangan basket!” perintahnya lewat TOA yang menggantung di lengan kanannnya. Oh iya, kenalkan, namaku Chisela Misery. Just call me Chisel! Saat ini, aku adalah salah satu calon siswa baru di sebuah sekolah yang berpredikat unggulan, yaitu SMA NEOCLASSICAL! Rasanya itu seneng banget bisa lulus tes di sekolah ini! Ada sedikit rasa bangga sih bisa lolos diantara sekian ribu orang yang mencoba masuk juga. Hehehe… Sekarang, aku sedang mengikuti kegiatan wajib yang dilaksanakan hampir di seluruh sekolah. Ya, masa orientasi siswa atau yang lebih dikenal dengan sebutan MOS! Terkadang, MOS itu menjadi momok yang mengerikan bagi para siswa baru. Apa tidak? Banyak kejadian dalam bahasa sinetronnya “senior menganiaya juniornya” >_< Oh noooooo!!!!!! Semoga, tidak dengan MOS yang kujalani tahun ini :>

   “Hei! Mengapa melamun? Cepat menyusul ke barisan sebelum saya menarikmu segera!” aku yang tanpa sadar sedang imagine, hampir mengalami “jantung copot” gara-gara pekikan itu! “Ya Tuhan! Untung enggak dihukum! Ngapain juga sih pake acara ngayal, Shel!” aku memarahi diriku sendiri. Tanpa ba-bi-bu-be-bo.. Aku segera ngacir berbaris tanpa menoleh sedikitpun. Alhasil, gedebugdungces! Tanpa sadar aku menabrak seseorang di depanku. Dari atas, sebuah buku lumayan tebal bersiap menerjang kepalaku. Aku sudah pasrah, yang dari tadi sudah apes. “Mmm.. mmaaaaff. Saya tidak sengaja.” Ucapku terbata-bata seolah sedang menghadapi seorang guru sejarah waktu masih SMP yang berkumis tebal. Namanya Mr. Boris! “It’s okay, lain kali hati-hati. Peserta MOS ya? Ku rasa sebaiknya segera berbaris sebelum Bryan menghukummu.” Kata-kata itu seolah memperingatiku namun entah mengapa sangat lembut. Bahkan dia tidak marah. Jelas-jelas aku yang salah. Dengan menunduk sambil berlari kecil kuucapkan terimakasih pada orang itu tanpa melihat wajahnya siapa dia.

   “Hei, elooooooo!!! Mau ke manaa???” Tanya seorang senior dengan menatapku sangat garang! Cesssss…. Kok tiba-tiba lemes banget ya ni badan? :< “Tau gak? Elo itu telat hampir 10 menit! Dan jelas, itu bukan perilaku disiplin!” Bentaknya kembali membuatku kembali menciut seperti es yang dikasih formalin! “Bryan! Udah lah! Bahasa kamu itu juga bukan menunjukkan sikap yang baik. Pakai ela-elo!” peringat teman disebelahnya. “OOhh, ternyata ini yang namanya Bryan. Galak banget ni orang!” kesalku dalam hati. “Loh, kamu juga peserta MOS ya? Kok telat sih?” Tanya temannya Bryan yang bernama Nicky. “Maaf, kak. Tadi, aku …..” belum lagi aku selesai bicara, sudah dipotong sama Bryan! “Ahh, udah ah! Biar hemat waktu, pompa 10 kali! Cepet!” Nah kan! Feeling aku benar! Pagi-pagi udah dapat sarapan lagi! “Kalau sudah selesai, cepat cari barisan kamu! Sebentar lagi ada pengarahan dari ketua panitia. Kalau sampai ketauan sama itu ketua ada yang telat, abis dah gue!” keluh Bryan seperti menyalahkanku.

  Hari ini ada pembagian kelompok yang dipandu oleh ketua panitia acara. Kebetulan, aku masuk ke dalam kelompok yang bernama “Angle’s Wings”. Setelah diberi kesempatan untuk saling berkenalan, aku ketemu sama orang yang paling nyebelin se-jagad raya! Cewek yang satu ini dilihat dari wajahnya kemayu-kemayu gimana gitu.. Cuma, jika diteusuri lebih dalam lagi, orangnya super duper j-u-t-e-k! Bayangin aja, betapa malunya aku ketika menyodorkan tangan untuk bersalaman dengan nya, tapi malah dikacangin! Rasanya itu, pengen lari ke toilet, cuci muka, langsung tidur! *abaikan Namanya, Flo Caroline.

   Okay, kembali ke topik sebelumnya. Hari ini juga kita banyak menghabiskan waktu di ruangan. Paling-paling ada pengenalan seluk-beluk sekolah dari para guru. Sebelum itu, ada acara perkenalan para panitia acara. Yang kuingat, si ketua panitia, namanya Mark Patrick Feehily. Menurutku dia unyu, ganteng, charming, bla.. bla.. dan blaa….  lanjut! Terus ada yang namanya, oh iya! Si galak, Bryan McFadden -_- dan si bijak Nicholas Byrne. Itu doang, abisnya Cuma mereka bertiga dari sekian banyak panitia yang paling ganteng! Kegiatan ini dilaksanakan hanya 1 hari. Jadi, paginya pembukaan sorenya penutupan. Dari jauh, terlihat sosok bayangan. Bukan jin! Melainkan Bryan si muka galak! Takut kenapa-kenapa, let’s ngaciiiirrr!!
***

   “Lega ya, udah selesai MOS! Jadi enggak kepikiran yang tidak-tidak lagi.” Sahut sahabatku yang bernama Nicole Rose. Jangan salah loh! Kami memang baru bersahabatan, gara-gara Nicole nolongin aku ketika aku nyaris terpeleset di koridor kelas yang sedang dipel penjaga sekolah! Kalau tidak ada dia, mungkin setiap hari aku bakalan nutupin muka pakai sapu tangan biar pada tidak mengenaliku lagi! “Iya ya, beruntung tidak ada yang jail-jail, kecuali…………” timpalku menggantung membuat Nicole penasaran. “Kecuali apa????” “Kecuali, si Bryan McFadden itu! Senior sok ganteng dan sok unyu! Padahal masih banyak cowok yang lebih charming dari dia!” ucapku sedikit merasa jijik jika mengingat nama Bryan.  Nicole hanya tertawa kecil sambil menggodaku, “Awas loh! Siapa tau kamu kecantol sama dia! Wkwkwk..” Lahhh, ni orang juga nyebelin ya! Aku hanya menggembungkan pipi sambil memanyunkan bibir, mirip Donald Bebek!

   “Pulang sama siapa, Shel?” Tanya Nicole padaku. “Sepertinya pulang bareng Pak Kevin. Supir aku. Kamu?” Tanya ku kembali. “Sama.. eh, aku udah dijemput sama mom! Sorry ya Shel, aku duluan. Atau kamu mau bareng aku aja, gimana?” Nicole menawarkan. “Tidak usah, nanti kasihan pak Kevin. Kamu duluan aja.” Sebenarnya sih aku mau aja pulang sama dia. Cuma, nanti pak Kevin gimana? “Baiklah, aku pulang duluan ya. Bye…… see you tomorrow, Chisel Misery!” Nicole melambaikan tangannya sambil tersenyum manis. Aku membalas lambaian tangan Nicole sambil tersenyum tipis.

   Sambil menunggu pak Kevin, aku mencari tempat duduk. Tidak jauh dari gerbang sekolah, terlihat sebuah halte bus yang memang dipersiapkan  untuk para siswa. Iseng-iseng, kuperiksa isi tas dan ternyata menemukan sebuah novel yang belum selesai kubaca. Judulnya “17 Days in Ireland”. “Wah, kebetulan dari pada bete nungguin pak supir, mending selesain baca novel nih!” girangku dalam hati. “Hei, enggak pulang?” kejut seseorang dari arah samping. “Ohh, kamu! Yang tadi pagi nabarak aku kan?” apaaa?? Nabrak??? Ya Tuhaaan, kenapa yang itu harus dibahas lagi?? “Ha.. apa? Nabrak?” tanyaku seperti orang idiot yang habis nyium tembok! “Iya.” Jawab orang itu sambil tersenyum. Nyesss banget ngeliat senyumnya. Tiba-tiba, Handphone ku bergetar. Sebuah pesan masuk dari daddy Kian. “Hallo, dear. Maaf menunggu lama ya di sekolah baru kamu. Tadi daddy baru dapat kabar,  bahwa pak Kevin masuk rumah sakit gara-gara penyakit diabet nya kambuh lagi. Jadi, kamu bareng aja ya sama teman yang lain? Dad gak bisa jemput kamu, kerjaan numpuk di kantor. Mommy kamu sibuk ngurusin si Koa. Once again, daddy minta maaf ya sayang.” Apa? Jadi, ceritanya aku pulang nebeng? Atau jalan kaki? God!!! “Heh, ada apa? Kok wajah kamu cemas sekali?” Tanya orang itu kembali. “ehh, ini, supirku masuk rumah sakit dan dad sibuk kerja, jadi aku pulaanggg…” aku mencoba tegar. “Oh, bareng aku aja! Kebetulan aku bawa mobil, so we can go home together!” ucap orang itu menawarkan. “Serius?” “Seratusrius! Ayo buruan, nanti keburu malam.” Catatan sejarah hidupku pertama kali masuk SMA! Diantarin sama orang misterius yang belum kuketahui identitasnya namun dapat meyakinkan hatiku! Ciri-cirinya, dia handsome banget, manis, charminglah. “Ayo, masuklah. Silahkan.” Ucapnya ramah. Tanpa disadari, tanganku gemetaran ketika hendak membuka pintu mobil. Tanda-tanda apa ini??
***
Nah, penasarankan? Siapa sih orang yang nganterin Chisel itu? Kok, ramah banget ya? Padahal gak kenal. Terus, kenapa si Chisel gemeteran? Mau tau kelanjutannya, ikutin aja ya part2 nya ;) segera menyusuuuuul!

Thanks before, Bella


  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar