tag:blogger.com,1999:blog-33461485232240041352024-02-07T11:48:53.211-08:00Puzzle Of My HeartTry again, never stop believing :)Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08261033458974540428noreply@blogger.comBlogger21125tag:blogger.com,1999:blog-3346148523224004135.post-15346927881085272332012-09-22T22:26:00.000-07:002012-09-22T22:26:09.330-07:00I PROMISE YOU <br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Tahoma;"> <span style="color: purple;"> -One Shoot-</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Hai, aku <span style="background: white;">Fumiko Utsukushī </span>Wilson. Kalian pasti bisa
tebak, aku adalah seorang gadis ‘ingusan’ bermata sipit berambut pirang,
berdarah Jepang-Amerika. Umurku baru menginjak sebelas tahun, tepat pada bulan
September ini. Hari ini seperti biasa, aku dan tujuh sekawan bermain di halaman
rumah Ginny. Mereka adalah, Shane, Kian, Mark, <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>, Nicky, Cho, dan tentu saja Ginny. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Bagaimana kalau kita buat
permainan pernikahan saja?” usul Kian, sangat konyol. Dengan bersusah payah
kami menahan tawa agar tidak meledak di depannya. Namun, sudah terlanjur, <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city> dengan
terpingkal-pingkal menunjuk-nunjuk Kian. Dia menggelengkan kepala seolah
melihat badut memakai rok dan sebuah bandana. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Baiklah, jika kalian tidak mau,
aku tidak ikut main!” ancam Kian berhasil membuat <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city> mematung sejenak. Gawat! Jika Kian
sudah ngambek, lain lagi ceritanya! Dengan perlahan-lahan aku mendekatinya, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kian, bukannya kita tidak
menyetujui usulanmu, namun bolehkah kita mengganti permainan sekali-kali?”
tanyaku pada Kian. Semua nya diam, seperti terbius untaian kata hipnotis secara
tiba-tiba. Syukurlah, tak berapa lama Kian kembali tersenyum dan berhenti dari
sikap merajuknya yang hampir membuat kami pingsan jika mom nya tau. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Saat ini kami bermain permainan ular tangga. Ketika giliran pion ku yang
jalan, tiba tiba mom memanggilku dari daun pintu rumah. Aku segera memenuhi
panggilan mom dengan berlari kecil. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Masuklah sebentar, ada yang
harus kita bicarakan bersama dad di dalam.” Aku mengangguk sambil berteriak ke
arah Mark, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Lanjutlah dulu, aku akan segera
kembali!” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Ketika aku masuk ke dalam rumah,
di sudut pintu terdapat tumpukan koper besar dan beberapa kotak besar
berjejeran. Tiba-tiba firasatku sama sekali tak menyenangkan, aneh! Aku
mengikuti mom dari belakang menuju taman di belakang rumah. Terlihat dad sedang
menghirup secangkir teh hijau dengan gulungan Koran yang sudah dibacanya. Dia
melirik ke arahku sambil tersenyum. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Utsu, duduklah.” Perintah ayah.
Memang, dad sudah terbiasa memanggilku Utsu, teman-teman memanggilku Fumi dan
mom memanggilku Miko. Aku segera duduk di samping mom yang sedang membetulkan
kacamatanya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Begini Utsu, tugas dad di <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">London</st1:place></st1:city> sudah selesai. Dan
kamu tau itu, kita harus segera pindah ke Jepang.” Bagai mendengar sambaran
petir di siang bolong, aku terkaget-kaget. Mom membelai rambutku, mencoba
menenangkanku sejenak. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Dengarkan dulu, Miko.” perintah
mom. Dad kembali menyeruput the hijaunya hingga tak tersisa. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Jadi dad harap kamu bisa
menerima keputusan ini secara lapang. Kita akan berangkat besok pagi. Pergilah
main bersama teman-temanmu. Beritahu mereka sehingga tidak kaget esoknya.”
Perintah dad. Tanpa sadar aku berlari, air mata ku jatuh, aku hampir menabrak
pintu karena terburu-buru. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Sekejap aku melihat mereka bermain sangat gembira. Dengan suasana
seperti ini, tak mungkin aku menganggu mereka dengan berita itu. aku tidak tega
merusak kebahagiaan mereka. Kemudian aku berjalan perlahan membelakangi mereka
menuju ke sebuah ayunan yang mulai rapuh dimakan waktu. Aku menangis, belum tentu
di Jepang sana aku akan menemukan teman sebaik mereka. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Hei ada apa? Mengapa tidak
bergabung bersama kami?” ucap seseorang di belakang. Aku hanya diam terisak
seolah tidak menanggapi pertanyaan nya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Mengapa menangis?” tanyanya
kembali. Ternyata Shane. Dia salah satu sahabat lelaki terbaikku, dan yah
mungkin jika aku sudah dewasa dan mengenal apa itu cinta, aku akan jatuh cinta
padanya. Shane menduduki ayunan di sampingku. Nyiiit nyiiiiit…. Suara derit
ayunan membuyarkan lamunanku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Cerita padaku, oke?” ucapnya.
Lalu, aku menceritakan semua persis apa yang dibilang dad tadi. Dia hanya
mengangguk dan tersenyum tipis padaku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
“Begitulah,” aku mengakhiri cerita. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Fumi, walau aku masih kecil
namun aku mengerti bagaimana kondisi dad mu.” Dengan perlahan Shane memberiku
semangat dan pengertian yang tak kusangka-sangka sebelumnya. Setelah itu Shane
meninggalkanku. Tapi beberapa saat aku merasa ada yang memelukku. Aah!
Teman-teman! Mungkin aku akan merindukan pelukan kalian! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Mengapa tidak terus terang saja?
Kita bisa mengerti kok.” Ucap Cho. Mereka semua mengangguk. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kami akan merindukan mu, Fumi.
Sangat sangat merindukan mu.” Ucap Ginny, terisak. Mereka semua menangis seolah
belum siap menerima kepergianku ke Jepang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Sssst, sudahlah, lewat telepon bisa
kan? Atau web cam? Bryan pasti punya!” ujarku mencoba mendiamkan mereka. Bryan
menangguk pelan dengan mata berkaca-kaca. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Aku…. Ku mohon kalian mendoakan
ku agar mendapatkan teman seperti kalian di Jepang nanti.” Mereka semua kembali
menangis. Satu persatu memelukku dengan penuh kesedihan. Ketika giliran Shane
memeluk, dia membisikkan ku beberapa kata, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Ketika dewasa nanti, aku yakin
kita dapat berjumpa lagi. Aku akan merindukan mu, <span style="background: white;">Fumiko
Utsukushī </span>Wilson!” aku tercenang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Me too.” Sahutku. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
“Ayo Utsu! Pesawat segera berangkat!” peringat dad ketika aku masih
bercakap-cakap dengan teman-teman di ruang tunggu airport. Aku segera memeluk
mereka secara bersamaan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kami akan merindukanmu! Fumiko!”
teriak mereka bersama-sama. Kulihat Ginny dan Cho sangat terpukul. Dan dia,
Shane, hanya tersenyum hingga hilang dari pandanganku. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">*6 TAHUN KEMUDIAN*<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">@Yokohama, Kanto, Japan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Liburan musim panas telah usai. Kini aku harus fokus terhadap kelanjutan
sekolah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Mom, bagaimana jika aku
melanjutkan ke luar negeri?” tanyaku pada mom. Mom yang terlihat sangat lelah
menyuruhku mendekat. Kondisinya mulai melemah karena faktor usia. Rambut nya
yang mulai memutih, kulitnya yang mulai mengeriput membuatku sedikit tak tega
meninggalkannya sendirian. Walau adik kandungku bernama <span style="background: white;">Katsumi Utsukushī Wilson masih ada untuk menemani mom. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Panggil dad ke
sini. Kita bicarakan baik-baik. Mom sudah tidak kuat lagi berdiri terlalu
lama.” Pintanya. Aku segera mencari dad di halaman belakang, ternyata dad
sedang mengurus phon sakuranya. Sangat indah. Aku memanggil dad dan memintanya
ke kamar mom. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;"> “Ada apa? Sepertinya sangat serius.” Tanya
dad. Aku hanya tersenyum sambil memandang wajah kuyu mom. Aku mulai menjelaskan
keinginan dan alasanku ke luar negeri. Jika kalian ingin juga mengetahui, salah
satunya aku ingin menambah pengalaman. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Jadi bagaimana?
Apakah dad setuju?” Tanya mom. Dad membelai rambutku yang ku ubah menjadi warna
hitam. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Dad setuju,
asal kamu memang benar-benar yakin, Utsu. Dad rasa sudah sepantasnya kamu
berkeliling dunia untuk mencari ilmu.” Terang dad yang membuatku tersenyum
bahagia. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Baiklah, jika
dad setuju, mom juga setuju, Miko.” ucap mom. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Terimakasih
mom, dad. Kalian memang orang tua yang terbaik!” ujar ku sumringah sambil memeluk
mereka berdua. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Jadi, hanya mom
dan dad saja yang dipeluk?” tiba-tiba Katsu berdiri di belakangku sambil
memanyunkan bibirnya. Dengan cepat kupeluk dia sambil tertawa lepas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;"> Syukurlah, aku sudah menemukan universitas
terbaik di negara pilihanku, Germany. Semoga saja usahaku tidak sia-sia. Dad,
mom juga Katsu selalu berdoa semoga ku berhasil. Setelah menunggu beberapa
minggu, aku mendapatkan sebuah surat pernyataan resmi dari universitas setempat,
bahwa AKU LULUS! TUHAAAAN!! Terima kasih atas semuanya! Aku segera memeluk Dad,
mom dan Katsu. Besok pagi aku akan berangkat ke Berlin memulai perjalanan. Yang
tentunya sangat berharga! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">*Keesok Harinya*<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;"> “Jaga dirimu baik-baik, nak.” Pesan dad dan
mom. Tak tahan, aku menangis di pelukan mereka. Begitu juga Katsu, aku akan
sangat merindukannya. Dengan lambaian tangan aku berpamitan pada mereka karena
pesawat segera landing. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Aku akan pulang
secepatnya! Tunggu aku di rumah, mom, dad juga Katsu! Aku mencintai kalian!”
teriakku di tengah keramaian orang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">Deru pesawat
seolah menenggelamkan kesedihanku, aku terlarut dalam lagu ‘Moments’ nya
Westlife. Mengingatkan kenanganku pada mom, dad juga Katsumi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Aku janji, aku
akan pulang!” tegasku dalam hati. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="background: white; color: purple;">*** <br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Setelah melepas lelah semalaman di apartemen baru, dengan semangat yang
memuncak aku memulai hidup baru di negeri orang. Dengan berpakaian se rapi
mungkin, aku melangkah ke mobil menuju universitas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">@Universitas Hamboldt Berlin<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Sesampainya di kelas filsafat, keadaan
sudah sangat ramai. Ketika aku berjalan menuju kursi, semua orang memandangku
dengan aneh. Beginikah cara orang Jerman menyambut tamu? Ah sudahlah, belum
terpikir olehku. Beberapa saat kemudian, seorang dosen masuk dengan kacamata
tebalnya. Baiklah, My first lesson begins! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Sekian lama berkutat dengan buku-buku yang wow tebalnya dan dosen yang
berbeda statistik sifatnya, rocker dalam perutku mulai menggelar konser! Dengan
perbekalan roti isi sayur dan sebotol susu hangat, aku segera duduk di kursi
taman. Ternyata aku tidak sendirian. Di sampingku ada seorang lelaki bermata
biru indah menyala. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Sangat lapar! Sialnya dompetku
tertinggal di kamar!” kesalnya sambil memegangi perut. Kebetulan roti isi yang
kubawa ada dua potong, mungkin bisa membantunya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Maaf, jika anda lapar, makanlah
ini. Kebetulan saya punya lebih.” Aku mengulurkan padanya. Ketika dia menoleh,
tiba-tiba otakku berputar ke masa lalu, saat aku masih di London dan bermain
dengan teman-teman! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Mark?” ucapku hati-hati. Begitu
sebaliknya, mirip orang idiot, lelaki itu membuka mulut. Entah apa maksudnya.
Aku mencoba memperhatikan wajahnya kembali. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Ka.. kamu siapa??” dia balik
bertanya. Hahaha, bodoh! Aku lupa pasti dia tidak mengenaliku, lihat saja
penampilanku. Jauh berbeda dari yang dulu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Betul-betul tidak ingat? Aku
teman kecilmu di London yang pindah ke Jepang.” Jelasku. Dia mengucek-ngucek
mata sambil memakan roti yang ku beri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Fumiko <span style="background: white;">Utsukushī </span>Wilson? Benarkah?” tanyanya. Aku mengangguk pelan.
Tiba-tiba dia memelukku. Sangat erat! Pelukan itu mengingatkan ku pada pelukan
teman-teman yang lain. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Dan tiba-tiba pula dia pergi
sambil berteriak, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Pulang nanti tunggu aku di
gerbang ya! Bye! Aku sangat merindukan mu!” <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
“Cepatlah… cepatlah bergerak…” mohonku melihat putaran jam. Masih ada
lima menit untuk segera keluar. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Etnologi<span class="apple-converted-space"> </span>merupakan salah satu dari cabang ilmu<span class="apple-converted-space"> </span></span><span style="color: purple;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi" title="Antropologi"><span style="background: white; color: purple; text-decoration: none; text-underline: none;">antropologi</span></a><span style="background: white;">, yang mempelajari berbagai suku bangsa dan aspek
kebudayaannya, serta hubungan antara satu bangsa dengan ….” Sebelum dosen itu
menyelesaikan penjelasannya, waktu sudah menunjukkan waktu ‘go home’. Dengan
terburu-buru hampir jatuh di anak tangga, aku menerobos beberapa mahasiswa
sambil meminta maaf. Huuufh! Maklum, sebentar lagi aku akan melepas rindu pada
teman lama ku. Ku harap selain Mark juga. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;"> Aku memperhatikan sekitar. Mana dia?
Tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang. Aku berbalik arah dan … <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Oh my God! I
can’t believe!!! Kian, Mark, Bryan, Nicky??? Kalian di sini juga???” kaget ku
setengah mati. Apa tidak sangat surprise aku bisa melihat mereka kembali? Ya
Tuhan! Lalu mereka memelukku seperti biasanya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Kamu terlihat
lebih cantik, Fumi!” puji Nicky yang membuatku melayang. Hahaha! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Kalian bisa tau
aku di sini dari siapa?” tanyaku pada mereka. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Mark! Dia
berlari ke arah kami yang sedang makan sampai-sampai tersedak!” ucap Bryan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Dia bilang
seperti ini, <i>Hei!! Dengar! Gadis Jepang itu!!! aku menemuinya di taman!
Sangat cantik! Dia bersekolah di sini!</i> “ lanjut Kian. Sejenak kami tertawa
bersama. Aku rasa ada yang kurang, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Shane, dia
lanjut kuliah di mana?” tanyaku. Mereka semua terdiam, hanya Mark tersenyum
simpul. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Dia melanjutkan
kuliah di Irlandia.” Ucap Mark. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Hanya Shane
saja yang kamu tanyakan, ya?” goda Kian. Ckckckck! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Tiii.. tidak
tidak! Baiklah, bagaimana dengan Cho dan Ginny?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Mereka berdua
tetap di Inggris.” Sahut Nicky. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;"> “Hei, bagaimana kalau kita buat party? Dalam
rangka melepas rindu bersama? Hee?” usul Mark. Kami semua tersenyum dan
menyetujui. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Baiklah, Fumi,
besok malam kamu akan ku jemput. Jangan lupa pakai long-dress ya, LONG-DRESS!”
ingat Mark. Aku hanya menggembungkan pipi sambil menangguk pelan.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="background: white; color: purple;">*** <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">*Esok
Malam* <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;"> Sudah dua jam aku berhadapan dengan berbagai
baju pesta. Huuuf! Aku kira lebih rumit membuat tesis dibanding memilih baju
party, ternyataaa…! Ting tooong! Oh no, Mark sudah tiba. Aku berteriak dari
dalam apartemen, sekeras mungkin. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“WAIT FOR A
MOMENT!!!” Ah sudahlah, hanya party kecil-kecilan kok! Akhirnya dengan tampang
pasrah aku keluar menemui Mark. Tak berapa lama, Mark terkesima melihat
penampilan ku. Pasti sangat buruk! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Apa? Ada yang
salah? Aku memang bukan orang yang modis!” kesalku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Tidaak tidak!
Jujur, kamu terlihat lebih cantik! Akhirnya permintaanku memakai long-dress
terpenuhi juga.” Ucapnya. Malam ini aku mengenakan long-dress berwarna Pink
lembut dengan higheels pink tua dan sebuah pita di poni berwarna merah cerah.
Yaah lumayan lah, lebih feminim dari biasanya. “Yuuk, capcusss!” ajakku. Mark
mempersilahkan ku duduk di mobil nya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;"> Setelah beberapa menit, akhirnya kami sampai
di sebuah rumah, sangat megah! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Ini rumah ku.
Mari masuk.” Ajak Mark. Katanya party dilaksanakan di halaman belakang sambil
barbeque-an lah. Tepatnya di samping kolam renang dengan remangnya cahaya
bermandikan sinar rembulan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Ada sesuatu
yang harus kubeli. Aku tinggal dulu ya, minumlah dulu. Yang lain akan segera
datang.” Ujar Mark. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Baiklah,” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">Satu jam… dua
jam… berlalu, Mark tak kunjung datang, mana hari semakin larut. Yang lain juga
tidak datang-datang! Ke mana sih mereka??? Segera ku raih handphone dari dalam
tas mini ku, ketika aku ingin menelepon Mark, tiba-tiba… lampu berbentuk hati berwarna-warni menyala
menggantung di atas kolam renang. Dentingan gitar dan sayup tuts piano
mengiringi seseorang bernyanyi, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="background: white; color: purple;">“When I'm
with you</span><span style="color: purple;"><br />
<span style="background: white;">When I'm with you</span><br />
<span style="background: white;">When I'm with you you you</span><br />
<span style="background: white;">You.. when I'm with you</span><br />
<br />
<span style="background: white;">What good's a memory</span><br />
<span style="background: white;">Without you there with me</span><br />
<span style="background: white;">The morning sun ain't the same</span><br />
<span style="background: white;">Without you here</span><br />
<span style="background: white;">You are the summer breeze</span><br />
<span style="background: white;">The wind blowing through the trees</span><br />
<span style="background: white;">You make the loneliness</span><br />
<span style="background: white;">All just disappear</span><br />
<br />
<span style="background: white;">Nothing replaces your touch</span><br />
<span style="background: white;">Never stop believing in us</span><br />
<span style="background: white;">They try to break us</span><br />
<span style="background: white;">But we stand strong in love</span><br />
<span style="background: white;">They'll be no distance too far</span><br />
<span style="background: white;">I gotta be where you are (right where you are)</span><br />
<br />
<span style="background: white;">I don't wanna face this world alone</span><br />
<span style="background: white;">Without you by my side</span><br />
<span style="background: white;">You're the only one</span><br />
<span style="background: white;">That makes it feel like home</span><br />
<span style="background: white;">And I need you in my life</span><br />
<span style="background: white;">When you're not around I'm feeling</span><br />
<span style="background: white;">Like a piece of me is missing</span><br />
<span style="background: white;">When it feels like the day is closing in</span><br />
<span style="background: white;">Somehow I find the faith</span><br />
<span style="background: white;">To make it through</span><br />
<span style="background: white;">When I'm with you</span><br />
<span style="background: white;">When I'm with you</span><br />
<span style="background: white;">When I'm with you you you</span><br />
<span style="background: white;">You.. when I'm with you…..” <o:p></o:p></span></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;"> Siapa sih?? Seperti orang tanpa jasad,
bernyanyi dalam keremangan malam membuatku merinding namun juga tersentuh.
Arloji menunjukkan pukul sepuluh tepat. Aku bersiap-siap untuk pulang dengan
perasaan sedih juga kesal. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“SUUUURPRIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIISSSSSSSSSSSSSSEEEEEEEEEEEE!!!!!!!!!!”
teriak orang-orang di belakangku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Cho?? Ginny??
Kalian???” aku tercenang melihat mereka semua. Dengan gembira dan rasa haru
kami semua menangis sambil berpelukan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Dan kamu tahu
siapa yang bernyanyi tadi?” Tanya Cho. Dia memetikkan jari, entah apa
maksudnya. Seseorang sangat tampan keluar dari persembunyiannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Shane?” aku
menutup mulut. Aku tak percaya, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Maafkan aku,
Fumi. Aku berbohong mengatakan Ginny, Cho dan Shane tidak di sini. Itu adalah
ide gilaku memberi kejutan untukmu. KAMI SANGAT MERINDUKANMU!” jelas Mark. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Shane, c’mon,
bro!” ucap Nicky mengedipkan mata. Shane berjalan perlahan ke arah ku sambil
membawa sesuatu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Kamu ingat yang
ku katakan delapan tahun yang lalu, saat kita berpelukan di bandara London.
Saat kita dewasa, aku yakin Tuhan mempertemukan cinta kita dengan proses yang
beda. Dan sekarang ku rasa waktunya, saat kita sudah sama-sama berpikir maju….”
Shane mngeluarkan sebuah kotak kecil, lalu membukanya, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Cincin?”
lagi-lagi aku terkaget. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="background: white; color: purple;">“Fumiko
Utsukushī </span><span style="color: purple;">Wilson, will you be my girlfriend?”
hampir pingsan, benar benar hampir pingsan! Lelaki yang mungkin ku tebak akan
kucintai nantinya benar-benar menyatakan itu padaku. Dengan segenap perasaan
aku menjawab dengan mantap, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Aku rasa…… Yes! I want to be
your girlfriend!” Kemudian, Shane memelukku hingga berhasil diabadikan <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>! Hahaha! Ternyata
naluri persahabatan dan cinta sejati, dapat mempertemukan ku padanya, Shane
Steven Filan. Terimakasih Tuhan, juga mom, dad dan Katsumi! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i><u><span style="color: purple; font-family: "Segoe Script"; font-size: 11.0pt; mso-bidi-font-family: Tahoma;">“True love will bring you a true
anyway”<o:p></o:p></span></u></i></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<span style="color: purple; font-family: Tahoma; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">TAMAT<i><br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--></i></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08261033458974540428noreply@blogger.com0Sligo, Co. Sligo, Republik Irlandia54.2766103 -8.476088854.2395258 -8.5550527999999986 54.3136948 -8.3971248tag:blogger.com,1999:blog-3346148523224004135.post-47663998951695217312012-09-22T22:14:00.001-07:002012-09-22T22:14:08.649-07:00BETWEEN SINCERITY AND LOVE<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">-Chapter 3-</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Gerimis mulai mereda berganti sinar emas
yang mulai muncul dari celah dedaunan rimbun. Suasana teduh mencoba menyelip
dari sisi-sisi sempit jendela mobil yang aku tumpangi di bawah kebisuan. Tanah
yang basah sedikit lengket membuat perjalanan itu tak begitu mulus. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kau sedang sibuk dengan tesisi
mu, ya?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Tiba-tiba pertanyaan itu muncul
dari mulutnya. Aku agak tersentak dan hanya mengangguk kecil. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kau tau dari mana?” mataku tajam
menyelidiknya. Dengan sorot mata ke depan, dia menjawab sambil tertawa renyah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Yang perlu kau tau hanya, siapa
saja berhak mengetahui hal yang dia tidak ketahui.” Dengan bibir mengerucut,
aku menyilangkan tangan dan mempalingkan wajah ku sebelum dia memerkan senyum
nya itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Terimakasih untuk tumpangan mu
yang kedua kalinya ini.” Ucapku seraya meninggalkannya menuju pelataran
apartemen. Dia hanya membunyikan klaksonnya dan menancap gas dengan perlahan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “Menyebalkan!” dengusku sambil melayangkan
tas ke sebuah kursi goyang tak jauh dari alat pemanas ruangan. Tidakkah ada
manusia yang akan kutemukan di pemakaman selain dia? Pikirku melambung hingga
batas kemampuan. Selama dua hari ini, aku memang selalu bertemu dengannya.
Setidaknya hanya dengan bertatap muka. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Aku rindu kampus.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Mataku melayang mencoba menarik
ulang kembali suasana di ruangan yang penuh desas-desus para mahasiswa.
Sepertinya hatiku mulai tergerak untuk segera kembali ke kursi kuliahku.
Baiklah, kumantapkan janjiku ini untuk kembali larut dalam diskusi menggelikan
bersama teman dan menatap keseriusan seorang dosen barparas datar tanpa
sunggingan senyum sedikitpun di urat bibirnya. <i>It’s time to take a bath! </i>Dengan
langkah sedikit lega, kuraih handuk dan segera masuk ke kamar mandi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“So Fresh!” aku sedikit berteriak
setelah semua pakaian lengket di tubuh. Hari masih siang, secepat inikah
kukatupkan mata hingga pagi besok? Tidak mungkin. Jika iya, kalian bisa
memanggilku “Putri Tidur Abad ke -20”. Hahaha, tidak, aku hanya bercanda. <i>Krunyuuuuukkkk…..
</i>Astaga, sepertinya jam makan siangku telah berdenting berkali-kali dan aku
baru sadar sekarang? Aku segera berlari menuju dapur dan melihat isi tudung
saji. Bagus, tidak ada tersisa sedikitpun makanan di <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">sana</st1:city></st1:place>. Sepertinya aku memang benar-benar
hampir mati kelaparan semalam, hingga pagi ini sepotong roti keras pun tak
bersisa. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Atau kuajak dia untuk makan
siang bersama?” pertimbangan bodoh itu sejenak melintas di kepalaku
sampai-sampai dengan susah payah kutepis agar tak mampir kembali. Gila sekali
jika aku memang benar-benar memintanya! Andai kau masih di sini Brad, kau
adalah orang pertama yang akan kumintai untuk menemaniku makan siang hari ini.
Kembali aku mengingat masa indah yang kuhabiskan bersama Bradey sebelum
kematian menjemputnya. Kembali kusesali perbuatan egois ku hingga Brad yang
menjadi korban. Apakah sepenuhnya salahku? Pertanyaan ini yang selalu menjadi
pembelaan ketika bayangan menyalahkanku. Sambil melihat isi majalah kuliner
edisi terbaru, aku berjalan menyusuri jalan menuju kamar dan meraih sebuah tas
berwarna biru tua bercorak gelombang kecil sangat menarik. Errr, aku membuka
pintu mobil sambil bersungut tak jelas, “Don’t you leave me alone…” mungkin
tepatnya pernyataan ini tertuju pada almarhum Brad. Karena raga sudah terlalu
lelah dan lapar sudah menyerang semakin cepat, akhirnya aku memutuskan
mengendarai mobil sendiri dari pada harus mengantri menunggu bus lewat di
terminal yang sangat ramai akan lautan manusia. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “Damn! It’s really a traffic jam!”
sungutku ketika terjebak dalam rimbunan kendaraan roda dua maupun empat. Darah
panas ini mengalir begitu saja hingga mencapai titik pembuluh darah paling
rendah. Dan akhirnya meledak melalui suara ‘terompet’ mobil begitu panjang. Aku
mengusap dada, mencoba menenangkan diri sejenak. Haruskah aku keluar mobil,
menorobos para pengendara lantas menyalahkan si petugas lalu lintas? Ah! Gila sekali jika memang itu akan
benar-benar kulakukan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Pedal rem kuinjak, aku memarkirkan mobil
di sisi kiri depan gerbang keluar sebuah restaurant yang baru kujajali sekarang
ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“D-ZoneLife” lidahku sedikit
pegal mencoba mengeja satu per satu huruf yang terpampang jelas di sebuah
tembok gramit bercorak cantik. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Permisi nona, apakah anda
pengunjung baru di sini?” Tanya seorang petugas berbadan kekar bermata tajam
menusuk mataku hingga ke lensa juga kornea. Aku hanya mengangguk dan menatapnya
malas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Peraturan di sini, bagi setiap
pengendara roda empat harus membayar registrasi demi keamanan kendaraanya.”
Lidahnya berkelat dan membiarkan liurnya berhamburan. aku mendelik merasakan
kejijikan berada di dekatnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Bisakah setelah kuselesaikan
kunjungan ku ke dalam? Kau tau, aku sangat lapar.” Aku menolak bukan karena aku
tak mau, namun aku sudah merasa sangat kesal. Mulai dari macetnya jalan sampai
si lelaki menjijikan ini menghalangiku untuk segera mengisi kosongnya perut. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Maaf, nona. Peraturan di sini
memang begitu.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Aku sudah sangat lapar!” aku
mulai naik darah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Tidak bisa!” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Gila ya! Apa manager mu sekejam
ini? Membiarkan pengunjungnya mati kelaparan demi sebuah registrasi yang tidak
begitu penting?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Aku hanya menjalankan tugas!
Jika tidak, silahkan anda pergi dari sini!” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Tapi perutku sudah melilit!” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Bukan urusan ku!” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Pria itu menajamkan matanya,
mencoba mengegerkan ku hingga bertekuk lutut padanya. Dia mengisyaratkan ku
untuk segera angkat kaki, atau memenuhi peraturan tadi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “<st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Ada</st1:city></st1:place>
apa ini?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Aku terkejut, melihatnya berdiri
sambil berkecak pinggang layaknya seorang model berdiri di atas catwalk
berwarna hitam berhawa panas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kian?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Dia mengangkat alis seolah
melihat seorang budak memanggil namanya. Aku menatap sangar hingga membuatnya
sedikit bergidik. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Maaf tuan, nona ini tidak mau
mematuhi peraturan.” Pria itu menunjuk-nunjukku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Oh, jadi kau kenal dengan dia?”
aku melemparkan pertanyaan pada Kian. Dia mengangguk tanpa senyum sedikitpun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kian, aku sudah sangat lapar.
Dan kau mau temanmu ini mati kelaparan?” kini aku memelas menyayukan mataku di
depan Kian. Lantas, Kian tak bergeming seolah dia seperti sang sutradara yang
melihat ku sedang ber-akting-ria. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kau tidak percaya, heh?” aku
mulai kesal. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Baiklah, biarkan dia masuk.
Nanti akan kuurus selesai ini.” ucap Kian. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Hufhh, syukurlah akhirnya aku
akan makan siang juga hari ini. Aku hanya mengikuti Kian sambil mengucapkan
terimakasih padanya tanpa memperdulikan gubrisannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Aku menarik kursi di depan Kian dan
memanggil pelayan lalu memesan beberapa menu yang kuanggap dapat mengenyangkan.
Tak berapa lama, akhirnya pesananku datang dan tanpa aba-aba langsung kulahap
tanpa berbicara sedikitpun pada Kian. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Sudah selesai?” Kian bertanya
dengan hati-hati. Aku meletakkan sebuah gelas berisi air mineral dan mengangguk
pelan sambil memegang perut yang sudah sangat kenyang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Sepertinya kau sangat lapar? Apa
kau tidak makan dari tadi pagi?” tanyanya kembali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Bahkan dari semalam!” aku
mengepalkan tangan hingga membuat Kian menyangka, aku ingin meninjunya. Kian hanya
menyeringai puas melihatku sengsara karena tidak mendapat asupan gizi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kau bertengkar dengannya berapa
lama? Apa kau hendak meninjunya?” Kian menunjuk ke arah petugas kekar tadi. aku
mengangkat pundak ingin membuatnya penasaran. Kian hanya mengangkat alisnya. Kurasa
dia sedang berpikir. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Jika kau terlambat datang,
mungkin dua mata si keparat itu sudah menghitam.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Keparat?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Untuk kali ini, kubilang dia
keparat. Karena dia menghalangiku untuk makan. Kau tau <st1:state w:st="on"><st1:place w:st="on">kan</st1:place></st1:state>, jika aku sudah sangat lapar pasti akan
kulewati segala rintangan yang menghadang.” Ucapku seolah sedang berorator. Kian
hanya tertawa renyah dan mengangkat sebuah tasnya berwarna coklat tua. Dia menyerahkan
selembar kertas berwarna padaku. Loh, kertas ini mirip sekali dengan kertas
yang kuterima dua hari yang lalu. Namun belum sempat kubaca apa isinya. Kian hanya
tersenyum-senyum dan menutup ke dua wajahnya. Aku bergidik ngeri, apakah dia
mengidap kelainan jiwa? Dia meberi isyarat padaku untuk membacanya. Tak butuh
waku lama untuk membaca karena Kian membimbingku untuk membaca tulisan
berukuran sedang yang tertera di bagian paling atas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kian! Kau serius?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Dia hanya mengangguk. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Are you kidding me?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Kian hanya tersenyum dan
menggeleng meyakinkan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kau benar-benar akan tampil?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Dia kembali menutup wajahnya dengan
sebelah tangan sambil mengangkat jempol. Ya Tuhan, Kian! You’re so amazing boy!
Proud of you! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Jadi, malam ini kau akan berdiri
di situ bersama boyband yang kau bentuk itu?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Ya, <a href="http://www.nama.web.id/12986/Eilinora.html"><span style="color: purple; text-decoration: none; text-underline: none;">Eilinora</span></a> <a href="http://www.nama.web.id/16628/Muireann.html"><span style="color: purple; text-decoration: none; text-underline: none;">Muireann</span></a>!” Kian sudah
mencapai batas geramnya. Dia mencubit dan menarik ke dua pipiku. Aku menepis
nya dengan ligat agar pipiku tak kembali memerah seperti mengenakan bloss-on. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Kian Vanuell John Egan, teman yang sangat
akrab denganku semenjak kami duduk di kursi sekolah menengah hingga saat ini,
menginjak di gedung yang megah, universitas yang diidam-idamkan para pelajar
masa depan. Baiklah, akan kuceritakan sedikit tentang teman ku ‘cool’ ku yang
satu ini. Saat kami sedang membahas mengenai impian di waktu mendatang, dengan
santainya dia melilitkan lidah ke <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">sana</st1:city></st1:place>
ke mari sambil menepuk dadanya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Aku, Kian Egan, ketika umurku
sudah matang nanti akan membuat sebuah grup musik ternama di seluruh dunia!” begitulah
kira-kira ucapannya. Aku hanya menyiyir sambil memeletkan lidah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Ah, mana mungkin seorang seperti
dia yang gayanya membuatku ingin sekali muntah akan bisa menjadi seorang
penyanyi, terkenal lagi!” pikirku dalam hati. Saat itu aku selalu mengabaikan
apa yang diimpikan Kian karena menurutku itu mustahil. Dan ketika kami sudah
berpisah ketika duduk di bangku kuliah, dia memang sungguh-sungguh mengambil
jurusan seni dan sastra. Kami memang tetap bertemu walau sangat jarang. Dan secara
tidak sengaja hari ini aku bertemunya di sini dan dia membuatku terkaget-kaget
setengah mati. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Ku rasa, kau harus menarik
ucapanmu kembali. Beberapa tahun yang lalu, Ei!” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Kian menatapku penuh kemenangan. Aku
hanya tersenyum kecut sambil menyikut lengannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Baiklah, kuanggap kau memang
sudah bersungguh-sungguh. Namun kau belum terbukti <st1:place w:st="on"><st1:state w:st="on">kan</st1:state></st1:place> bisa membuat grup mu itu membludak di
mana-mana?” aku kembali menatapnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Akan kuwujudkan itu beberapa
waktu ke depan.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Ah sudahlah, jika bicara tentang
impiannya bisa-bisa aku akan menghabiskan waktu untuk berdebat masalah sepele
dengannya. Seorang pelayan berperawakan jangkung mendekatiku sambil berkata,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Bill nya, nona.” Astaga, lumayan
melunjak pengeluaranku hari ini. Aku merogoh tas, tapi bukan dompet yang
kudapatkan. Kembali kurogoh saku baju, nihil hasilnya. Aku mulai keringat
dingin. Atau jangan-jangan tertinggal di laci meja rias ya? Ya Tuhan, sebodoh
ini kah aku hingga melupakan harta terpenting itu? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Berapa semuanya?” Tanya Kian
pada si pelayan. Pelayan itu menyerahkan total harganya dan Kian membayar
dengan cepat. Aku hanya meringis menusap kening dan menutup wajah karena malu
luar biasa.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Lain kali, kau harus persiapkan
uang cash di saku baju mu.” Celetuk Kian sambil tertawa. Aku semakin
terpojokkan melihat pelayan tadi menjauh sambil tersenyum jahat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “Ei, aku turut berduka cita ya atas
kematian Bardey. Maaf waktu itu aku tak sempat berziarah ke pemakamannya. Kau tau
<st1:state w:st="on"><st1:place w:st="on">kan</st1:place></st1:state>, aku
sangat sibuk dan terikat dengan masa kuliahku.” Kian menatapku teduh. Tiba-tiba
saja aku kembali memutar waktu dan mengingat kembali pria itu. Sekarang aku
mencoba untuk melupakannya dalam kehidupan, namun tidak dengan hatiku. Dia tetap
menjadi yang pertama membuatku tarjtuh-jatuh dalam pelukan cintanya. Kian berdehem
melihatku melamun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Have a problem, hun?” tanyanya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Tidak. Aku baik-baik saja. Terimakasih
atas perhatianmu. Aku maklumkan ketidakhadiran mu, Kian.” Aku mengulas sederet
senyuman mengalihkan perhatiannya yang menatapku sedih. Aku berjalan keluar
melalui pintu di sisi kiri restaurant itu. Dia mengantarku sampai di depan
pintu mobil dan berkata, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Ku harap nanti malam kau bisa
datang, ya Ei. Sekaligus menambah kepercayaan diriku.” Cengirnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Akan kuusahakan, Kian. Good luck
ya! Terimakasih atas bantuanmu tadi, apa perlu kuganti?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Mengajakku berbelanja
barang-barang baru sepertinya cukup.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Aku menepuk jidat sambil berkecak
pinggang. Kian memang penggila belanja. Aku saja yang perempuan notabene suka
berbelanja kalah cekatan dengannya. Tawa kami meledak dan dengan cepat reda
ketika petugas kekar yang tadi menghalangiku menghampiri kami,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Ah, dia datang lagi. Sepertinya dia
tidak suka dengan ku ya, Ki?” aku berbisik pada Kian sambil menatap si petugas
itu dengan sinis. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Tenanglah, pulanglah kau
sekarang, Ei. Soal itu aku yang mengurus.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Namun di saat aku hendak membuka pintu
mobil, si keparat itu menghalangiku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Maaf nona,” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Kepalaku mendidih dan serasa
ingin meledak dengan kecepatan tinggi. Muka ku memerah dan Kian yang melirikku
seperti itu mulai menjauh bergidik ngeri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Maaf,” belum lagi dia
menyelesaikan pembicaraannya sudah kupotong dengan kata-kataku yang sudah
menumpuk di dada. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“<st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Ada</st1:place></st1:city> apa lagi? Masalah registrasi tadi? Bukankah
sudah dibilang akan diurus Kian? Apa anda tidak suka dengan saya sehingga
mencoba mencari masalah? Anda belum tau saya perempuan karateka sabuk hitam. Jika
anda menghalangi saya pergi sekali lagi, sesuatu buruk terjadi pada anda!” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Sekepul nafas berhawa panas
keluar dari hidungku yang merah. Kian memelototkan matanya tak percaya dengan
ancaman ku tadi. bibirnya bergetar. Aku menatap Kian dengan tenang memberi
isyarat tidak akan terjadi pertumpahan darah. Dia melongos, membetulkan poni
blonde-nya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Astaga, maaf nona. Bukan itu
maksud saya, tadi dompet anda terjatuh sewaktu anda hendak masuk bersama tuan
Kian. Karena takut mengganggu, saya mengurungkan niat untuk mengembalikan
setelah anda makan.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Petugas itu menyerahkan dompet
yang kukira tertinggal di apartemen. Aku melongos, Kian melongos. Muka ku merah
padam menahan malu yang menghujam pandangan. Aku menggigit jari. Terlanjur sudah
kusumpah serapahi petugas itu, ku panggil dia dengan sebutan yang sedikit kasar
dan mengancamnya yang tidak-tidak. Hufh, jika ada Bradey aku bagaikan seekor
keledai yang akan pulang ke kandangnya di tengah hutan. Dengan cepat kuucapkan
terimakasih pada petugas itu dan memberinya seidikit ‘tip’ atas kesalahanku
juga. Semula dia menolak, namun karena ku paksa akhirnya dia menerima sambil
mengembangkan senyum. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “Baiklah, Kian. Sepertinya malam ini aku
akan datang.” Aku mengedipkan mata. Kian hanya tersenyum dan melambaikan
tangan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Lain kali jangan langsung
berburuk sangka ya!” teriaknya ketika mobilku menjauh. Aku hanya tersenyum malu
dan menancapkan gas lebih dalam. Baik, hari ini benar-benar buruk dan apakah
malam ini akan buruk pula? Semoga tidak. <o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08261033458974540428noreply@blogger.com1Sligo, Co. Sligo, Republik Irlandia54.2766103 -8.476088854.2395258 -8.5550527999999986 54.3136948 -8.3971248tag:blogger.com,1999:blog-3346148523224004135.post-7801503329878542972012-09-01T08:35:00.004-07:002012-09-01T08:58:27.069-07:00BETWEEN SINCERITY AND LOVE<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">-Chapter 2-</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Sampai hari ini aku belum berniat
untuk melanjutkan urusan tesis ku. Setelah kematian Brad, semangatku dengan
sendirinya menguap. Aku sadar, ini semua salah, namun aku tidak tega
meninggalkan Makam Brad yang sunyi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Sudahlah, sebaiknya selesaikan
saja tesismu. Sudah ada yang bertanggung jawab untuk mengurusi makam Brad.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Perkataan itu yang sering ibu
Brad ucapkan ketika aku mampir ke makam. Aku hanya tersenyum tipis dan
mengangguk seolah menuruti perkataanya. Namun apa daya, keinginan terlampau
kuat hinga-hingga akal sehatku kalah bersaing. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Tidak apa-apa, bu. Aku sengaja
mengambil liburan beberapa hari untuk menemani Brad yang menyendiri.” Itulah
jawaban yang sering keluar dari tenggorokanku. Biasanya, ibu Brad hanya menahan
gerakan matanya yang panas sambil memelukku hangat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Cahaya oranye menguning mempercantik
langit menyambut sang raja pagi. Layaknya sunrise, setelah peregangan ringan,
biasanya aku mengambil secangkir teh hijau panas bersama sepotong roti tawar
menikmati taburan garis-garis warna yang memanjakan mata. Namun tidak untuk
hari ini, aku sudah merasa segar diguyur dinginnya air yang membasahi tubuh.
Lalu, segera bersiap mengambil pakaian berwarna gelap dan sebuah tas kecil yang
bersedia kugandeng ke mana-mana. Dengan keyakinan, aku melangkah keluar
apartemen dan memesan sebuah tumpangan menuju ke tempat yang setiap hari
kurindukan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Sesampainya di makam Brad, aku
segera duduk di sebelah gundukan tanah yang terlihat subur. Seperti biasa, aku
berbicara sendiri seolah sedang berhadapan dengan Bradey di sini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kau tau sayang, sampai saat ini
aku belum bisa memikirkan pengganti mu. Aku masih belum yakin bisa menggeser
posisimu di hidupku. Karena apa? Karena aku masih sangat mencintaimu, Brad.
Jika kau masih hidup, mungkin aku menjadi gila jika kau benar-benar memutuskan
hubungan kita.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Aku mengambil selehai tisu untuk
menyumbat air mata yang mendesak untuk bebas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Aku yakin, perkataanmu di masa
lampau hanya sebagai luapan emosi hingga kau nekat mengatakan putusnya hubungan
kita. Aku sudah memaafkan mu Brad.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Pipiku kembali basah, kini
kubiarkan membanjir untuk menenangkan perasaanku sejenak. Langit terasa gelap
seolah merasakan gundah sedihku yang tak mampu ditampung diriku sendiri. Terdengar
derap langkah di belakang mendekat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kau kembali ke sini?” tiba-tiba
seseorang sudah mengambil posisi tepat di sampingku. Dia menatap lurus
mencipratkan cahaya matanya yang biru. Aku hanya diam tak menggubris
perkataannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Hei, kau lupa? Aku yang
menolongmu kemarin! Secepat itukah kau melupakanku?” dia kembali berceloteh
seperti meminta perhatianku yang terus menatap lekat nisan Brad. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kau sangat mencintainya?” Dia
kembali berucap dengan santai sambil mengambil sesuatu dari dalam jaket
coklatnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Pertanyaan yang bodoh! Jika aku
tidak mencintainya, untuk apa aku repot-repot ke sini?!” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Aku sungguh kesal. Benar-benar
kesal. Kepalaku ingin meledak. Pertanyaannya barusan membuat suhu di tubuhku
menaik lebih dari seratus empat puluh derajat. Aku menatapnya tajam hingga
menembus bola mata birunya. Tetapi dia hanya tersenyum dan tiba-tiba senyum nya
memadamkan amarahku. Seolah dia menyihirku lewat wajah nya itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Me.. mengapa kau tersenyum?” aku
merasa sedikit aneh dengan nya. Ternyata benar, dia lelaki yang mengawasiku
seharian.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Karena aku juga ingin
menularkannya padamu.” Jawabnya sangat polos. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kau tau, jika kau terlalu lama
bersedih, alam pun akan menangis.” Ucapnya kembali menatap mendungnya awan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Mengapa kau begitu yakin?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Karena sebentar lagi akan hujan,
ayo segera berteduh.” Ajaknya sambil menarikku. Diam. Itulah yang kulakukan
saat ini. Benar saja, seolah dia mengetahui apa yang akan terjadi kejadian di
waktu ke depan, pasukan air menyerbu tandusnya tanah hingga membuat sedikit
tergenang. Jika saja dia tidak ada di sini, mungkin aku sudah menjadi wanita <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">malang</st1:city></st1:place>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Syukurlah, kami selamat dari terjangan
hujan. Dia membawaku dengan mobil jeepnya ke suatu tempat, sebuah rumah pohon
berdaun rindang berakar liar tetata rapi. Hujan yang menit demi menit bertambah
volumenya memaksaku untuk tetap bersama lelaki itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Duduklah. Di sini sangat nyaman,
kujamin itu.” suaranya meyakinkanku untuk mencoba duduk di kursi bambu yang
masih kuat memapang siapapun yang duduk. Sepertinya dia tak asing lagi dengan
suasana rumah pohon ini. Sebenarnya aku sangat malas untuk mengeluarkan suara,
terlebih terhadapnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Rumah ini milik siapa?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Dia yang sedang membopong sebuah
tikar yang terajut halus bercorak indah berwarna hitam-putih dengan cepat
menggelar sangat rapi. Dia berbalik ke arahku dan duduk di sebuah kursi plastik
bersebelahan denganku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Mengapa? Apa rumah ini kurang
atau bahkan tidak nyaman untukmu?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Aku menyipitkan mata dan
menajamkan suara,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Bukan itu yang kumaksud! Aku
hanya ingin tau siapa pemilik rumah ini? Kau mengerti atau tidak sih? <st1:place w:st="on">Susah</st1:place> sekali menyambungkan pembicaraan padamu!” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Baru kali ini aku menemukan
lelaki ‘tulalit’ berparas tampan. Eh maksudku lumayan tampan. Bukan, bukan!
Sangat tampan tepatnya! Oh yeah, baiklah, dia memang tampan…… sekali. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Baiklah, aku mengerti.
Sepertinya kau sangat emosi. Apa ini pengaruh dari kematian……” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Jangan kau sebut itu lagi! Apa
kau mau melihat aku kembali menangis?” ancamku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Dia hanya menepuk kening dan
tertawa kecil.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Oke, dahulu rumah pohon ini
dibangun oleh kakek khusus untukku. Di sinilah aku bersamanya menghabiskan
waktu-waktu senggang dengan berbagai cerita yang menajubkan.sayangnya saat ini
dia sudah meninggal meninggalkan ku hanya bersama ibu. Dua tahun setelah kakek
pergi, ayah pun menyusulnya. Dan rumah ini satu-satunya pemberian berhargaku dari
kakek. Pada suatu saat, ketika aku sudah menginjak umur remaja, pohon ini
hendak ditebang oleh kontraktor perusaahan industri. Aku yang terkejut
mendengarnya, dengan cepat tanpa menghiraukan resikonya menghadang mereka. Aku
sampai nekat pada ibu untuk pergi dari rumah jika pohon ini benar-benar
dimusnahkan. Syukurlah, Tuhan mendengar doaku. Akhirnya dengan berat hati, para
pengusaha itu mengurungkan niat nya. Begitulah,” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Tak pernah kusangka, ternyata dia
seorang yatim. Dan dia telah bersedia menceritakan sedikit kisah hidupnya yang
menurutku cukup mengharukan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kau ingin menangis kembali?”
tanyanya yang melihat mataku mulai berkaca-kaca. Ya Tuhan, aku memang sangat
cengeng. Hatiku memang mudah tersentuh, oleh karena itu, jangan pernah heran
jika aku sering menangis. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Ti.. tidak. Tentu saja tidak!” aku
mengelak dari tatapannya. Sebenarnya aku ingin menoleh kembali melihat mata
indahnya yang menenangkan jiwa. Entahlah mengapa itu bisa terjadi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Garis kilatan cahaya berarak di tengah
langit hitam menjulang, membawa roman sangat mengerikan hingga membuatku loncat
terkaget dan spontan aku MEMELUK DIA! Jika kalian mentertawaiku, aku hanya
meringis dalam rasa malu. Dengan cepat aku segera bangkit dan menutup wajah,
sangat malu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Hei, mengapa tidak berlama-lama?”
tanyanya sambil tersenyum. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Huh, dasar memang lelaki! Tapi di
hatiku terbesit sedikit penyesalan mengapa aku melepaskan pelukan tadi. Aku
tidak berani memandang wajahnya dan berbalik dengan niat keluar dari sini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kau gila? Di tengah hujan yang
deras dengan tambahan kilatan petir, kau mau berjalan dengan tubuh yang hangus?
Sudah tak apa, itu sangat wajar bagi wanita.” Ucapnya ringan. Sepertinya dia
benar, aku harus kembali mendengarkannya dan duduk manis sambil menikmati hawa
yang sangat dingin merajam kulit. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Maafkan aku, tadi sangat tidak
sopan.” Aku menunduk mencoba menghapus kejadian tadi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Menurutku wajar-wajar saja.
Sudah lama aku tidak mendapatkan pelukan sehangat itu.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Wajahnya menerawang menembus
tebalnya awan, membentuk suatu memori yang mungkin dulu dilupakannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“You’re have a girlfriend?”
pertanyaan itu tidak sengaja meluncur dari bibirku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Dulu. Sebelum dia meninggal
karena kecelakaan tragis. Itu kesalahanku.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Aku melihat dari wajahnya sebuah
penyesalan. Entah apa maksudnya. Sepertinya aku merasakan sesuatu yang tidak
aneh. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Ahh, sudahlah, aku belum bisa
menceritakannya sekarang.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Dia menggelengkan kepala sambil
berjalan ke arah jendela kecil dan menyentuh butiran air sejuk. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Baiklah, aku tidak memaksamu
untuk menceritakan semuanya kok.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Tidak apa-apa, terkadang aku
juga butuh teman. Suatu saat aku akan menceritakannya padamu.” Janjinya sambil
mengerlingkan mata. Sangat manis. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Janji ya?” aku memastikannya.
Dia hanya mengangguk pelan dan menatap luasnya alam. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Hari ini kurasa bukan hari yang buruk,
hujan begitu bersahabat, menemukan ku pada sosok orang yang sangat
menyenangkan. Mulai dari hari inilah aku dan dia menjadi dekat. Aku pikir, dia
lelaki yang menyebalkan, ternyata tidak sama sekali. Sayangnya, aku belum
pernah mengenal siapa dia. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Hei hujannya sudah reda,
berkeinginan untuk pulang? Atau menemaniku makan sebentar? Perutku sudah bunyi,
nih.” Dia memberi pilihan. Sebenarnya aku ingin segera pulang ke apartemen,
namun tidak enak dengannya. Lagi pula, sebagai tanda terimakasih, aku
menyetujui pilihan yang kedua. Dia terlihat sangat gembira dan aku sepertinya
begitu pula. Dia menyuruhku menunggu di bawah pohon yang rindang. Setitik demi
setitik gerimis masih membahasahi bumi yang sudah kuyup. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Naiklah ke mobilku. Sebelum
hujan bertambah lebat.” Perintahnya sambil memberhentikan mobil tepat di
depanku. Aku mengangguk dan berlari ke arah pintu depan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Sepertinya kita mulai akrab ya?”
ucapnya dengan nada cepat. <o:p></o:p></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><b><i><br /></i></b></span>
<span style="color: purple;"><b><i>To Be Continue.....</i></b><o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08261033458974540428noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3346148523224004135.post-89472161335100636532012-08-30T00:05:00.003-07:002012-08-30T00:05:54.544-07:00BETWEEN SINCERITY AND LOVE <br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="color: purple;">-Chapter 1-</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Tiupan angin menyapa tubuhku pelan, garis
warna jingga cakrawala di pinggir langit membawa tanda sore telah tiba. Aku
yang masih terpaku di dekat sebuah nisan yang masih baru tak peduli apakah aku
harus bermalam selamanya di sini. Pikiranku masih membeku, hatiku masih
menangis, mataku sangat bengkak hingga bibirku pun menjadi kering. Keegoisan
menutup hampir semua logika ku hingga aku hampir gila. Terbalut dengan pakaian
berwarna serba hitam, aku meracau tak karuan,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Mengapa kau pergi secepat ini? Aku
masih mencintaimu! Atau kau sudah hilang rasa hingga tega membuatku pilu
seperti ini?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Entahlah tanggapan para pelayat
yang berangsur-angsur menghilangkan diri. Aku sama sekali tidak peduli. Yang ku
mau sekarang hanyalah orang yang tidur ini kembali bangkit menemani hariku yang
sepi. Setiap menit, perasaanku berubah-ubah. Kadang sedih kadang pula aku
merasa kesal. Aku belum bisa menerima keputusan Tuhan. Aku belum siap sehingga
emosi ku pun masih mengambang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Aku sadar, belakangan ini aku
jarang memberi perhatian padamu. Namun bisakah kau beri aku kesempatan kembali?
Ku mohon bangunlah, walau hanya sebentar. Aku masih ingin memeluk jasad mu yang
hidup. Ku mohon bangunlah! BANGUNLAH! BANGUNLAH!” teriakku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Setelah itu, kau boleh kembali
ke dalam tidur panjangmu, Brad!” lanjutku kembali terisak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Pria yang kutangisi, bernama <a href="http://www.nama.web.id/19764/Bradey.html"><span style="color: purple; text-decoration: none; text-underline: none;">Bradey</span></a> <a href="http://www.nama.web.id/25254/Naomhan.html"><span style="color: purple;">Naomhan</span></a>,
seorang asli <st1:country -region="-region" w:st="on"><st1:place w:st="on">Ireland</st1:place></st1:country>.
Kami saling menyukai sejak berusia remaja dan pada saat itulah aku resmi
menjadi kekasihnya hingga aku mulai memasuki masa dewasa. Aku menyukainya juga
menyukai namanya. Bradey Naomhan, dalam bahasa <st1:country -region="-region" w:st="on"><st1:place w:st="on">Ireland</st1:place></st1:country> berarti ‘Semangat Suci’. Kepribadiannya
pun membuat aku terkagum. Dia seorang yang optimis dan pantang menyerah, hingga
akupun tertular virus semangatnya. Namun kematian nya sekarang berawal dari
kami yang mulai memenangkan ego sendiri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> * SKIP * <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> <b> --- December 26<sup>th</sup> 2012. Sligeach, <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Sligo</st1:city>, <st1:country -region="-region" w:st="on">Ireland---</st1:country></st1:place><o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="color: purple;"> </span></b><span style="color: purple;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “Kita sudah sama-sama dewasa dan kau
sebagai lelaki seharusnya bisa memberiku keluasan dalam bergerak!” Kesalku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Prangggg! Brad melempar vas bunga
hingga menembus jendela apartemenku. Aku menutup telingan sambil menahan air
mata. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Ku kira dewasa akan mengubah
sikap pilih kasihmu, ternyata makin menjadi! Aku sudah muak dengan kesabaranku
sendiri. Aku menyesal telah mencintaimu! Hubungan kita berakhir dan jangan
pernah mendatangiku kembali!” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Braak! Brad menghentak pintu dan
menancap gas mobil jeep nya dengan kencang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Braaad! Tunggu! Aku masih……..
masih mencintaimu..” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Aku terduduk di lantai dengan
rambut berantakan. Bayangkan, selesai mengurus tesis di siang bolong dan
pulangnya harus menghadapi kekasih yang salah mengerti. Bukannya aku tidak mau
lagi memberi hari lebih banyak pada Brad, namun target kelulusan harus ku kejar
dan otomatis hanya bersisa sedikit waktu kami untuk bersama. Sedangkan waktu
untuk mengurus diriku sendiri saja harus mencuri-curi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Aku diam membeku, tak percaya dengan apa
yang diucapkan Brad tadi. Aku benar-benar merasa bersalah atas semua ini.
Karena ku, hubungan kami berantakan. Dan yang ku khawatirkan, Brad akan
melakukan suatu hal yang nekat karena tidak mampu menahan emosinya. Aku takut
terjadi apa-apa dengannya. Hingga malam tiba, belum ada satu kabar pun dari
Brad. Ku rasa dia masih benar-benar kesal dan memutuskan komunikasi padaku.
Perasaanku masih kacau, lebih kacau dari yang sebelumnya. Feeling ku merasa
sedikit buruk. Aku segera meraih handphone dan menghubungi Brad. Percuma,
nomornya sibuk. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Maafkan aku, Brad. Aku masih
menyukaimu.” Aku mengela nafas dan mengambil handuk untuk segera menyegarkan
diri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="color: purple;"> Pukul 21.15<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="color: purple;"> </span></b><span style="color: purple;">Ting
tong! Seseorang menekan bel apartemenku. Dengan cepat segera kuletakkan hair
dryer dan membuka pintu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Cepatlah ke rumah sakit! Dia
sedang sekarat!” Ucap pria setengah baya itu yang ternyata kakaknya Brad. Urat
di wajahnya menunjukkan dia sangat cemas. Dengan ragu-ragu aku melangkah
mengambil kunci apartemen dan menuju mobil nya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Brad?!” aku kaget setengah
berteriak. Aku menutup wajah sambil memeluk ibu nya Brad. Tampak dari aroma
tubuh Brad, dia meneguk alkohol hingga membuatnya sangat mabuk. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Apa yang terjadi dengannya?” aku
bertanya pada orang-orang di ruang kamar. Sepertinya tidak ada yang sanggup
untuk membeberkan kejadian aslinya. Tapi, seorang lelaki tua membuka mulut, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Dia mengendarai mobil dengan
kondisi mabuk berat hingga menabrak trotoar jalan. Waktu itu aku sedang menjaga
kedai tepat di depan kejadian. Akulah yang menolongnya pertama kali dan
membawanya ke sini. Dengan bantuan polisi, keluarganya dapat diberitahu. Memang
kau siapa?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Deg! Aku tak mampu menjawab. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Aku… aku mantan kekasihnya.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Hingga malam semakin larut dan
akhirnya Brad menghembuskan nafas terakhirnya dan membuat kami semua menangis
hingga sampai pemakaman. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">---<b>SKIP---</b> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Aku menggaruk dan memukul-mukul tanah yang
subur itu hampir berantakan. Tanganku mulai mendekati nisan dan berniat
merusaknya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Bisakah kau hentikan sikap
burukmu itu?” seorang lelaki di belakang memergoki ku. Dia melepas kacamata
hitam yang sedang dipakainya dan berjalan mendekatiku. Aku mencium aroma parfum
yang begitu segar dari tubuhnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Makam siapa? Ayahmu? Ibumu? Atau….”
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kekasihku. Tepatnya mantan
kekasihku.” Potongku cepat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Oh, maaf. Aku tidak bermaksud
untuk….” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Tak apa, maaf aku harus segera
pergi. Sudah hampir malam dan rumahku sangat jauh dari sini.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Aku mengambil tas dan pamit pada
lelaki yang tak kukenal itu. sebelum beranjak, aku membisikkan kata-kata di
sebelah nisan Brad, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Besok aku akan kembali ke sini,
sayang. Tenanglah di <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">sana</st1:place></st1:city>,
aku takkan meninggalkanmu.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Sudah hampir setengah jam aku menunggu
sebuah tumpangan, namun tak kunjung datang. Aku hampir putus asa. Jika sudah
seperti ini, biasanya Brad selalu siap untuk menjemputku tak melihat jarak yang
mungkin cukup jauh. Walau sudah seperti ini, keluarga Brad masih bersikap baik
padaku layaknya saat kami masih menjalin hubungan. Aku ingin meminta pertolongan
Nolen, kakaknya Brad. Namun kuurungkan niat karena akan sangat merepotkan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Tidak baik seorang wanita
sendirian di malam hari. Mari kuantar.” Tawar seseorang. Aku tersentak,
ternyata lelaki berkacamata hitam itu masih mengawasi ku di sini. Padahal sudah
sangat lama aku berdiri. Demi keselamatanku juga, aku mengangguk dan menerima
niat baiknya itu. Di dalam mobil, kami saling berdiam diri dan menatap ke arah
depan. Beberapa menit kemudian, lelaki itu membuka percakapan,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Sudah berapa lama kau di tempat
tadi?” tanyanya menyelidiki. Aku berpikir sambil menghitung putaran jam di
arloji.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Ku rasa hampir tiga <st1:country -region="-region" w:st="on"><st1:place w:st="on">jam.</st1:place></st1:country>” Jawabku.
Dia terlihat kaget. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kau wanita yang tegar. Masih
tetap setia walau dia sudah berbeda tempat dengan mu.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Yang ada dalam pikiranku adalah
tanggapannya tentang diriku tadi adalah salah. Aku bukan wanita yang tegar dan
setia, buktinya aku masih keras kepala untuk mengikhlaskan Brad. Ketika aku
melihat lelaki itu dari arah samping, tiba-tiba aku seperti melihat wajah Brad.
Aku menatapnya, seolah melepas rasa rindu yang mendalam pada Brad. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Brad?” sontak aku mengeluarkan
kata-kata itu dengan sedikit gemetar. Lelaki itu melihat ke arahku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Brad? Siapa? Mengapa kau
menatapku seperti itu? <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Ada</st1:place></st1:city>
yang aneh?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Astaga, Tuhan, dia mirip sekali
dengan Brad. Hidungnya, bibirnya, dan <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">gaya</st1:city></st1:place>
rambutnya mengingatkanku pada masa lalu bersama Brad. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Oh maaf, tiba-tiba aku kepikiran
Brad. Dia kekasihku yang meninggal itu.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Lantas lelaki hanya tersenyum dan
menancap gas mobil lebih cepat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Akhirnya, aku menginjakkan kaki di
apartemen ini. Mungkin jika tidak ada lelaki itu, ucapan ku untuk bermalam di
pemakaman akan menjadi kenyataan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Terimakasih atas pertolonganmu,
semoga Tuhan membalasnya.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Aku tersenyum padanya sambil
melambaikan tangan. Dia hanya membalas senyumanku dan membunyikan klakson. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kenapa senyumnya terasa berbeda
di hatiku? Ah, menghayal saja kau Eilinora Muireaan</span><span style="color: purple;">!” rutukku dalam
hati.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><b><i>To Be continue......</i></b> <o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08261033458974540428noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-3346148523224004135.post-18052036192973167742012-08-28T08:35:00.005-07:002012-08-28T21:05:36.984-07:00Puzzle Of My Heart *Part 10 ~ Ending*<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="color: blue; font-size: 16.0pt;">#10 Behind Festival
and True Love<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">@Sushi Restaurant <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Aku hanya mengikuti Nicole dari belakang sambil bertanya-tanya dalam
hati. Dia memilih untuk duduk di lantai dua karena suasana lebih nyaman dan
terhindar dari ramainya pengunjung malam itu. Dengan wajah dingin dia
mempersilahkan ku duduk sembari meletakkan tas kulitnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kamu mau pesan apa?” tanyanya
tanpa melirikku sedikitpun. Aku mencoba bersabar atas semua sikap anehnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Tidak, aku sudah kenyang.
Terimakasih.” Ucapku menolak. Dia hanya mengangkat bahu sambil memanggil
pelayan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Jangan ajak aku bicara sampai
aku menyelesaikan makan malamku ini.” Peringatnya. Aku hanya mengangguk sambil
memainkan handphone. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Triing! Bunyi hentakan garpu dan sendok menandakan Nicole sudah
menyelesaikan makannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Aku membawamu ke sini karena aku
ingin bicara sesuatu.” Jelas Nicole. Tiba-tiba dia menatapku. Kulihat matanya
masih menyiratkan rasa persahabatan padaku. Dan aku yakin, dia melakukan ini
semua karena sebuah alasan. Entah mengapa tiba-tiba air matanya jatuh begitu
cepat. Aku sedikit kaget melihatnya menangis. Segera kuambil selembar tisu dan
memberikan padanya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Chii. Chisel.. Maafkan aku,
selama ini aku selalu menuduhmu yang tidak-tidak. Maafkan atas sikapku yang
tidak baik ini. Aku memang gadis bodoh! Gadis ingusan yang belum dewasa!
Seharusnya kamu tidak berteman dengan gadis dungu sepertiku. Maafkan aku selama
ini membuatmu kehilangan semangat belajar. Aku memang gadis yang bodoh!” Nicole
memaki-maki dirinya sendiri. Aku hanya mematung melihat tindakannya. Dengan
sangat terisak dia meminta maaf padaku. Tak berapa lama, rasanya mataku sudah
terasa panas. Aku tak tahan lagi, segera kupeluk Nicole dan menenangkannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Sudahlah, Nicole. Tak apa, aku
sudah memaafkan mu jauh-jauh sebelum kamu meminta maaf.” Hiburku tersenyum. Dia
hanya menganggukkan kepala sambil membalas pelukanku. Segera kupesan satu cup
ice cream untuk menenangkan fikirannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
“Selamat ya!” ucap Nicole sambil menelan ice cream huzzle-nut nya. Aku
hanya melongo sama sekali tidak mengerti apa yang diucapkannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Selamat atas apa?” Nicole hanya
tersenyum simpul dan menghabiskan ice creamnya. Aku menatapnya penasaran
menunggu jawabannya yang memuaskan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kamu sudah berhasil menjadi
pacar lelaki yang dulunya kamu benci. Bryan McFadden.” Sontak aku tertawa
sambil memegang perut. Aku hampir tersedak atas apa yang dibilang Nicole.
Nicole mengernyitkan keningnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“What’s worng?” tanyanya padaku.
Aku belum menjawab. Hanya tertawa dan tertawa, sampai-sampai pelayan di meja
seberang melihat ku dengan aneh. Setelah puas tertawa, aku menjawab,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Tidak. Aku tidak pacaran
dengannya!” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Kini Nicole yang tertawa bahkan
lebih lama dariku. Dengan sabar aku menunggu hingga ia terdiam. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Don’t lie! Aku tau <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place> suka padamu dan
memintamu menjadi pacarnya, right?” ujar Nicole terburu-buru. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Ceroboh! Memangnya kamu tau aku
menerimanya?” pertanyaanku berhasil membuatnya kembali membeku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“La… Lalu?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Tidak. Aku tidak menerimanya.”
Ucapku pelan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Mengapa?!” Tanya nya kembali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Karena aku tidak mencintainya,
Nicole. Aku tidak mau membuat <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>
jatuh dalam kebohongan ku.” Tiba-tiba Nicole memelukku kembali, dia mebisikkan
sesuatu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Aku yakin keputusanmu benar.
begitu juga dengan cinta Mark terhadapku.”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kamu tidak menerimanya?” tanyaku
dengan geram. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Aku belum menjawab. Tapi
sungguh, aku tidak mencintainya. Aku… Aku telah mencintai lelaki lain, namun
lelaki itu menyukai sahabatku sendiri.” Nicole mulai melunak. Ya Tuhan,
jangan-jangan…….. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kamu menyukai <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>?” Dengan hati-hati aku memandang
wajahnya. Tak lama dia pun mengangguk. Ternyata benar, setelah kuperhatikan
selama ini Nicole memang menyimpan perasaan pada Bryna. Bodoh sekali! Mengapa
aku tak menyadarinya dari dulu sehingga pertengkaran ini tak terjadi?! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Maafkan aku Chisel, aku memang
menyukainya. Alasan itu yang membuatku bersikap seperti ini. Aku … aku cemburu
jika melihat <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place>
bersama mu. Apalagi di depan mata kepalaku sendiri.” Terangnya kini dengan
menunduk. Ah, ternyata cinta telah mebutakan nya, hingga ia nekat seperti ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Tenang, Cole. Aku dan <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city> hanya sebagai
teman, itu saja.” Hiburku. Dengan mata berbinar dan senyum yang merekah Nicole
menangguk. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Jadi, kita tetap bersahabat?”
tanyaku sambil mengacungkan kelingkin. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Tentus!” sahutnya menyambut
kelingkingku. Di saat angin malam mulai berhembus membawa segala keluh kesah ku
dan Nicole malam itu. segarnya udara malam membuatku mengantuk hingga memaksa
Nicole untuk mengantarku pulang. Malam itu, menjadi malam yang indah bagiku. Di
mana sahabatku kembali dalam kehidupanku yang selama ini merana seperti
kehilangan separuh jiwa. Love you, always, Nicole!<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Pagi hari, dimana merpati meneguk air bening di kolam sekolah seolah
sedang bersiap menyambut para siswa yang datang. Udara dingin pertanda winter
akan datang memaksa ku mengenakan syal hijau lumut sambil memegang erat tas pink
tua. Hari ini, pelajaran bebas, artinya kita bisa masuk kelas yang diinginkan.
Sayangnya, aku tidak bisa masuk kelas fisika karena harus segera latihan untuk
festival lusa besok. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Pagi, nona.” Sapa Bryan, Nicky
dan Mark ketika aku hendak menaiki anak tangga menuju kelas. aku hanya
tersenyum sambil membalas, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Pagi para pria tampan.” Entah
mengapa, tiba-tiba rona merah muncul di wajah mereka bertiga. Aku hanya
cekikikan sambil terus berjalan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
“Loh, kalian masih di sini? Tidak masuk kelas?” kagetku ketika <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place>, Nicky dan Mark
masih berdiri berjajar di dasar anak tangga. Mereka hanya tersenyum sambil
menggeleng. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kami ingin ikut anda, nona.”
Ucap Mark. Aku hanya menepuk jidat sambil berjalan bersama mereka menuju ruang
musik. Ketika aku sampai, ternyata masih sepi. Beruntung ada mereka bertiga
yang menemaniku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Ehh, gue bisa main piano nih.
Dengerin deh, terkhusus buat nona cantik ini.” Ucap Bryan membuat Mark dan Kian
menggodanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Lo suka ya sama Chisel?” Tanya
Kian sambil nyengir.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Cie cieeee….” Teriak Mark. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place> hanya mengedipkan
matanya hingga membuatku terpingkal-pingkal. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Sambil memainkan piano, <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place> juga bernyanyi.
Suaranya yang khas membuatku ingin mendengarkan nya berkali-kali. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><i>“An empety street, an empety
house, a hold inside my heart<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><i> I’am
all alone the rooms are getting smaller<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><i> I wonder how, I wonder why, I wonder where
they are<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><i>The days we had, the song we
sang together, oh yeah<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><i>And
oh my love, I’am holding on forever reaching for a love that seems so far<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><br /></i></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><i>So I
say a little pray, and hope my dreams will take me there<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><i>Where
the skies are blue to see you once again, my love<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><i>Over
seas from coast to coast<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><i>To
find the place I love the most<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><i>Where
the fields are green <o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><i>To
see you once again, my love…” <o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Tak kusangka, ternyata <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place> mempunyai kemampuan yang luar biasa. Dia
mahir sekali memainkan piano seolah aku melihat dad yang memainkannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Standing
applause for you, Bry!” kagumku. Dia hanya tertawa sambil bangkit. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Aku
memperhatikan sekeliling, sepertinya dia belum datang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Shane
mana ya? Tumben belum muncul, biasanya dia paling awal.” Tanyaku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“So
sweet amat nanyain nya? Hahaha, palingan masih di kelas.” goda Kian. Aku hanya
mencubit lengannya dengan pelan sambil menutup wajah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
<st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Lima</st1:place></st1:city>
menit, sepuluh menit, hingga waktu terus merangkak, Shane tak kunjung datang.
Aku mulai cemas antara menunggunya maupun latihan yang harus segera
dilaksanakan, karena waktu tinggal satu hari lagi! Dengan gontai, aku melangkah
keluar ruangan meninggalkan tanda tanya pada mereka bertiga. Aku pun bingung
dengan perasaan yang kini hadir, di saat aku membutuhkannya, dia malah tak
hadir. Tuhan, semoga dia baik-baik saja. Ketika aku sudah berdiri di depan
kelas Shane, aku memanjangkan leher mencoba mencari nya di dalam. Tiba-tiba
seorang gadis berkacamata memanggilku,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Hei, kamu mencari siapa?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Aku diam tak bergeming mencoba
menjawabnya, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Shane ada?” tanyaku dengan
cemas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Oh, dia sedang berada di UKS.
Sepertinya dia terserang demam mendadak. Cobalah ke <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">sana</st1:place></st1:city>. Oh iya, kamu pacarnya ya?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Seperti tersedak biji salak, aku
terbatuk sehingga memaksaku untuk meneguk segelas air pemberian gadis itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“No, tentu saja bukan. We’re just
friends.” Jelasku dengan muka bersemu. Gadis itu hanya tersenyum sambil
mengangguk. Dengan cepat aku mengucapkan terimakasih padanya dan bergegas
menuju UKS. Entah mengapa pikiran ku saat itu mulai kacau, kenapa tiba-tiba
perasaanku sangat care padanya? Aneh. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Tok.. tok.. tok.. Aku mengetuk pintu tempat Shane berbaring dengan
pelan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Masuk,” ucap seseorang di dalam.
Dengan sangat jelas itu suara Shane. Terdengar lemah, tidak seperti biasanya.
Ketika masuk, aku terbungkam. Sebagian tubuhnya yang terbalut selimut dan di
sampingnya terdapat beberapa obat membuatku terenyuh. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Demam?” dengan lugu aku bertanya
padanya. Shane mengangguk lemah. Seperti tersengat malaikat, aku memegang
dahinya secara tak sadar. Demi Tuhan, sangat panas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Main hujan lagi?” tebakku dengan
nada sedikit tinggi. Alisku menjungkit mencoba mengintrograsinya. Dia tersenyum
dan mengangguk. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Aku rindu hujan.” Ucapnya. Aku
mengernyit sambil duduk di sampingnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Sudah latihan?” Tanya kembali.
Aku menggeleng sambil menatap langit ruangan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Aku menunggumu,” ujarku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Jika aku belum sembuh, kamu akan
tetap tampil dalam festival itu. a<st1:state w:st="on"><st1:place w:st="on">kan</st1:place></st1:state>
ada seseorang yang menggantikan ku. Aku rasa dia akan sangat cocok.” Terang
Shane. Seperti terhantam godam raksasa, aku menatapnya dengan galak. Tidak
mungkin! Jadi apa arti dari semua latihan yang selama ini kami jalani? Sia-sia
begitu sajakah? Namun apa daya, demi kesehatannya aku tak bisa memaksa. Aku
juga tidak mau dia tampil kurang maksimal. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Pergilah temui <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>, dia yang akan menggantikanku. Sudah
mendengar nya bermain piano <st1:state w:st="on"><st1:place w:st="on">kan</st1:place></st1:state>?
Sudah bisa kutebak kamu akan terpukau dengannya. Suaranya juga tak kalah indah
bukan? Pergilah.” Perintah Shane dengan nada sedikit memaksa. Aku bertahan,
tetap di tempat. Aku mematung dengan tatapan kosong. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Tidak! Sampai kamu benar-benar
sehat dan dapat keluar dari ruangan yang sumuk ini, aku akan tetap bersamamu.”
Yakinku. Ya Tuhan, mengapa tiba-tiba sikapku menjadi seperti ini? Aku juga tak
begitu sadar dengan ucapanku barusan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Mau mengecawakan Ms.Elizabeth?
Aku yakin, tanpaku kamu pasti bisa.” Shane tersenyum sambil mempersilahkanku
keluar. Sebelum aku mencapai pintu, Shane menarik lenganku sambil berbisik, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Aku tetap akan datang ke acara
itu dan melihat penampilan mu yang luar biasa.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Denyitan pintu ruang musik kembali mengisi sunyinya ruangan yang hanya
tinggal seorang. Baiklah, sepertinya Shane menuntutku untuk berkonsentrasi.
Mencoba mengukirkan senyum namun susah. Hari itu mungkin menjadi hari terburuk
di mana tanpa ada semangat menggebu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Demi Shane, akan kulakukan semua
ini dengan sungguh-sungguh.” Tiba-tiba <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place>
membuka mulut mempersilahkan ku mengambil tempat biasa. Aku menghampirinya dan
mulailah kami berlatih. Untuk pertama kalinya berdua dengan <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place>.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Cakrawala mulai menguning, menandakan datangnya malam yang dingin. Sepoi
angin menggoda ku untuk mengatupkan mata dengan tenang. Tapi tidak dengan
pikiranku! Masih terus terbayang wajah dan kondisi nya. Aku semakin tak
mengerti dengan permainan cinta yang begitu sulit kupahami. Aku mencoba
menggeser perhatian, percuma, sangat susah. Apa ini yang dinamakan cinta
monyet? Terkadang membuat kita melayang berakhir dengan sakitnya perasaan.
Namun mengapa aku begitu yakin dengan feeling ku kali ini? Tak terasa, waktu
terus bergerak mau cepat ataupun lambat. Ketukan pintu kamar mebuyarkan segala
lamunanku sambil menatap gelapnya langit. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Semoga dia, “ harapku dalam
hati. Sayangnya tak mungkin, dia sedang sakit. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“<st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>? <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Ada</st1:city></st1:place>
apa?” tanyaku sambil membetulkan letak jaket yang agak kebesaran. Dugaan ku
benar, bukan dia yang datang. Seseorang yang tiba-tiba kuharapkan untuk mengisi
malam ku yang suntuk tidak benar-benar datang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Inner beauty mu keluar juga,
nona.” Puji Bryan membuatku sedikit melejit. Hahaha, dasar gombal! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Temani aku keluar sebentar, ya?”
mohonnya tiba-tiba.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Tenang, aku sudah minta izin
pada tante Jodi, kok.” Sambungnya, buru-buru.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Baiklah, mungkin ini adalah
kesempatan ku menjauh dari kepenatan. Aku mengangguk dan mengambil sebuah tas
mini berwarna hijau. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
“Ke mana kita pergi?” tanyaku ketika mobil yang dikendarai <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place> memutar roda dengan
santai. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Go to the boutique.” Jawabnya
pendek. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Butik? Untuk apa ke <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">sana</st1:city></st1:place>? Aku sedang tidak
mood untuk belanja. Bisa-bisa rambutku keriting gara-gara melihat baju
bertebaran. Bukannya hilang dari suntuk malah menjadi depresi. Setelah sampai,
aku sempat enggan untuk masuk hingga <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place>
menarikku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Ayolah, Chisel yang cantik,
manis, cute, baik hati, suka menabung, rajin menolong, pintar, hormat orang
tua.” Bujuk Bryan, lagi-lagi dengan konyol hingga aku terpingkal-pingkal
membuat beberapa pengunjung melirik ke arah kami. Mungkin jika aku dan <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place> pacaran, setiap hari
aku akan menjadi gadis tawa yang sangat aneh. Huh! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Sebentar lagi, festival dimulai.
Aku ingin kamu tampil beda, maksudku mengajak mu ke sini untuk fitting baju.”
Jelas Bryan hingga membuatku tersentak sedemikian rupa. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Tak butuh waktu lama, <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>
telah memilihkan ku sebuah gaun berwarna soft pink dengan corak hitam dan peyet
putih. Terkesan sederhana namun sangat mengagumkan. Aku melongos melihatnya
bersusah payah mengangkat gaun itu agar tidak rusak. Aku hampir tak percaya
melihat apa yang dipilihnya. Se-modis itukah dia? Entahlah, sepertinya otak ku
sudah full capacity hingga tidak mampu memikirkan nya kembali. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Ayo kuantar ke kamar pas.” <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city> menarik lenganku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Dengan masih menyimpan tanda
Tanya besar, aku segera mencoba gaun pilihan <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city> itu dengan cepat. Ya Tuhan, it’s so
beautiful. Aku berdiri layaknya seorang Cinderella pada abad 20 ini. Perlahan
aku mengeluarkan diri dari kamar pas ini. Ternyata tidak ada orang, ku rasa <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city> menunggu di tempat
aku dan dia masuk tadi. Dengan hati-hati aku berjalan sambil mengibaskan
rambutku yang tergerai. Maklum, gara-gara <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place>
menodong masuk ke rumah, aku jadi tidak sempat mengikat rambut. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
“Oh My God! Cantik melebih dari seorang putri kerajaan!” puji <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place> sambil menatapku
lekat. Rona merah di pipiku seakan membalas tatapannya. Tiba-tiba wanita muda
pemilik butik menyeletuk, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Cantik sekali, pacar anda ya?
Beruntung anda mempunyai gadis muda seperti dia.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on"><span style="color: purple;">Bryan</span></st1:city></st1:place><span style="color: purple;"> hanya tersenyum sambil mengangguk-angguk membuatku
sedikit gusar. Mengapa kami selalu disangka sebagai sepasang kekasih? Entahlah,
mungkin sikap <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place>
yang menjadi penyebabnya. Aku hanya tersenyum kecut sambil mencubit pelan
lengannya. “Tinggal di ubah style rambutnya, and all is perfect!” tukas <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Baiklah, akan kusimpan rapi gaun
ini untuk nona cantik. Besok pukul tujuh pagi segera datang ke sini kembali dan
semua akan lancar.” ucap wanita muda itu sambil membawa gaun yang sudah kulepas
dari tubuhku. Aku mengucapkan padanya kata terimakasih sambil menggandeng <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place> menuju mobil. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Nona, besok akan aku jemput
pukul setengah tujuh, oke? Jika belum bangun aku akan membawa hadiah kecil
untuk mu.” Kata-katanya membuatku ingin meninju <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Hadiah apa?” tanyaku<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kecoa terbang. Hihiihi…” ujar <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place> sambil tancap gas.
Telingaku memerah, bulu kudukku merinding mendengar kata-kata ‘Kecoa Terbang’.
Dari kecil, aku memang takut sekali dengan binatang seperti itu. Oh God! Saat
sampai di gerbang rumah, <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place>
kembali mengingatkan pukul berapa aku harus bangun jika aku tidak menginginkan
hadiah darinya. Dengan merengut aku mengangguk sambil berbalik menjauh. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Pipp pipp! Dering handphone di atas laci kamar menghambat waktu tidurku.
Dengan sedikit malas aku meraih hp dan melihat layarnya. Sebuah pesan masuk
dari, Shane! Tiba-tiba hembusan angin malam yang segar membuat mataku berbinar
sambil tersenyum berbunga-bunga. Padahal mungkin saja bukan hal nyang penting.
Dia menanyakan kabarku apakah sudah siap menaklukan panggung festival tanpanya.
Serta bagaimana persiapan kostum untuk besok. Dengan cepat kubalas pesannya
diselipkan kalimat memastikan apakah dia sudah sehat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Bruuukkkk! Aku menghempaskan
tubuh ku yang terasa berat ke kasur kesayangan. Dengan berbalut masker dan
timun segar melekat di mata, kunyalakn pendingin kamar dan mematikan lampu
tidur. I’am ready for tomorrow! <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
“Rambutnya style sanggul sederhana saja ya, biar tidak mengganggunya.
Terus mascara agak ditebalkan karena bulu matanya tipis. Lipstick nya jangan
berwarna terlalu terang, bajunya sudah cerah. Bloss on nya ditipiskan membentuk
lengkungan tirus karena pipinya tidak terlalu tembam. Jangan lupa high-heel
nya, pilih yang warna pink tua agar terkesan muda. Ingat! Sanggulnya biasa
saja, atau jika mau, kuncir saja rambutnya dengan <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">gaya</st1:place></st1:city> tinggi.” Oceh sang make-over hingga
membuat kami semua kalang kabut. <st1:city w:st="on">Ada</st1:city> yang
manggut-manggut, ada pula yang mencibir mengikuti <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">gaya</st1:place></st1:city> bicara nya. Asataga! Mungkin jika bukan
tuntutan festival, aku akan teriak dan menerobos para makhluk aneh ini. Dan
beruntung juga, ada <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>
yang sedang menahan tawanya. Kurasa semua yang dilihat dan didengarnya selalu
terkesan lucu. Setelah 1 jam---------Astaga------------- akhirnya aku selesai
memoles wajah dan sekarang waktunya mengenakan gaun serta high-heel berwarna
cantik. Aku cukup puas dengan semua pesiapan yang ada. Walau agak sedikit
tergesa, namun, dapat ku ancungi dua jempol. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
“Siap untuk tampil, putri?” goda <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place>
hingga terdengar beberapa siulan di sekitar butik. Dia terlihat sangat tampan,
lebih dari biasanya. Di sisi pintu keluar, wanita muda yang kami temui kemarin
mengedipkan mata sambil berteriak, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Good luck! You look so
beautiful, today! Like a princess.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Aku menghargai pujian nya sambil
menyelipkan kata terimaksih lalu masuk ke mobil <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>. Jujur saja, debaran jantung yang ku
rasa sulit dikontrol ini semakin menjadi. Hingga matahari naik beberapa
derajat, akhirnya kami sampai di sebuah gedung mewah dengan aksen pentas
orkestra raksasa. Demi Tuhan! Aku mengalami rasa gugup luar biasa. Sambutan
dari teman-teman satu maupun luar sekolah membuatku harus mendekatkan diri pada
<st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>. Dan
penyebab lainnya, dad ku------ Kian Egan------ seorang pianis terkenal hadir
bersama mom dan Koa untuk melihat performance ku. Ku rasa, mental dad sudah
sangat tebal hingga tak bisa ditembus tombak zaman purba. Lihatlah! Ini semua
masih pentas kecil bagi dad, karena dad sudah sering mengisi acara dalam pentas
musik dunia. Aku sangat-sangat salut memiliki seorang dad sepertinya!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Aku sudah bergabung dengan seluruh peserta festival musik di ruang VIP.
Sangat dingin, syukurlah aku memakai jaket, gaun ini sedikit membuat ku
terkekang untuk bergerak. Aku mencoba mencari Shane, namun tidak ada. Rasanya
seperti ada yang kurang, karena tanpa bantuannya aku pasti tidak menyanggupi
acara ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Hei, kenapa murung? Jangan
membuat make-up mu luntur ya, putri.” Sampai saat ini, <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place> masih memanggilku dengan sebutan
‘putri’. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Mencari Shane? Berdoa lah semoga
dia dapat hadir.” Ucap Bryan dengan sungguh. Cahaya matanya menyiratkan sebuah
keyakinan. Apa yang tersembunyi di balik binar mata biru nya itu? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Sepertinya acara sudah berjalan.
Waktu terus merangkak mencoba memperlambat. Namun, aku merasa begitu cepat
semua ini terjadi. Mulai dari pembukaan, sambutan, dan sampai pada penampilan
masing-masing peserta. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Setelah peserta yang akan maju
ini, gilirran kamu yang akan tampil.” Peringat Bryan sambil melatih suaranya
sedikit. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Only me? Tapi <st1:state w:st="on"><st1:place w:st="on">kan</st1:place></st1:state> kita tampil berdua, kok yang kamu sebut
hanya aku?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Deg! Aku mulai berkeringat
menelisik arti kata yang diucap <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>
tadi. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place>
mengangguk dan tersenyum sambil menyodorkan beberapa potong roti isi untuk
mengganjal perut yang sedari tadi menggelar konser seriosanya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
“Next, the collaboration of music and sounds that will be displayed by
the Neoclassical school. Please take the place.” Suara sang pembawa acara seakan
mencekik leher ku, menyusup ke nafasku hingga membuatku sulit berdiri. Kaki ku
terasa keram berdenyut tak karuan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Yakin dan percaya kamu bisa.
Berdoalah sebelum memulainya.” Ucap Bryan dengan sedikit melunak. Aku
menggenggam tangannya seolah tidak merelakan <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place> meninggalkan ku di panggung seorang
diri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Ayo, jalan duluan. Aku di
belakangmu.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Shane, kamu dimana? Aku
benar-benar gugup tanpa dampingan mu. Tuhan, aku percaya keajaiban, bisakah
Engkau mengganti <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>
menjadi Shane? Aku terus meracau dalam hati. Mataku mulai sembab. Mungkin jika
dad tau, dia akan mengejekku dengan kata-kata ‘payah’. Tiba-tiba hp ku
berdering, ternyata pesan singkat dari dad.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“C’mon dear, kami menunggu
penampilan luar biasamu. Dad yakin, kamu bisa! Berdoalah.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Kembali kutatap wajah <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>, dia masih mengulum
senyum yang hangat, tapi aku merindukan senyum seseorang yang lebih hangat dari
itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Cepatlah, naik.” Perintah Bryan.
Aku menarik nafas dan membuangnya perlahan. Dengan doa dan dukungan orang-orang
yang kucintai, aku mulai berjalan dan naik ke atas panggung. Namun tetap saja, aku
hanya seorang diri. Aku tidak melihat tanda-tanda kehadiran Shane. Dengan
keyakinan, aku mengambil posisi di depan sebuah piano mewah berwarna putih
bersih menajubkan. Di mana <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place>?
Apa yang diucapkannya tadi benar? Aku hanya tampil seorang diri? Ku harap kini
seekor lalat atau nyamuk bisa mendengar kesahku yang sangat tidak mengenakkan
ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Tiba-tiba lampu mati, dan sorakan juga tepuk tangan para penonton
membahan seisi ruangan. Seseorang berdiri di sampingku, ku kira itu <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>, ternyata…………….
SHANE! He’s really Shane!! Astaga! Dia benar-benar di sini? Dia tersenyum dan
mengisyaratkan padaku untuk memulai menekan tuts piano. Ketika aku memulai dia
mengiringi dengan suara emasnya, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<span style="color: magenta; font-family: "Monotype Corsiva"; font-size: 14pt;"><i>`` I would die for you<br />
Lay down my life for you<br />
The only thing that means everything to me<br />
'Cause when you're in my arms<br />
You make me prouder than<span class="apple-converted-space"> </span><br />
Than anything I ever could achieve<br />
And you make everything that used to seem so big<br />
Seem to be so small since you arrived<br />
<br />
On angel's winds, an angelical formation<br />
Angel's wings, like letters in the sky<br />
Now I know no matter what the question<br />
Love is the answer<br />
It's written on angel's wings<br />
<br />
And I often wonder why,<br />
Someone as flawed as I<span class="apple-converted-space"> </span><br />
Deserves to be as happy as you make me<br />
So as the years roll by<br />
I'll be there by your side<br />
I'll follow you wherever your heart takes me<br />
Cause you make everything that used to be so big<br />
Seem to be soo small since you arrived<br />
<br />
On angel's winds, an angelical formation<br />
Angel's wings, like letters in the sky<br />
Now I know no matter what the question<br />
Love is the answer<br />
It's written on angel's wings<br />
<br />
Now anyone who's felt the touch of heaven in their lives<span class="apple-converted-space"> </span><br />
Will know the way I'm feeling, looking<br />
In my babay's eyes<br />
That's why I can't bear to be too far away<br />
I know that god must love me cause<br />
He sent you to me on angel's wings<span class="apple-converted-space"> </span><br />
<br />
On angel's winds, an angelical formation<br />
Angel's wings, like letters in the sky<br />
Now I know no matter what the question<br />
Love is the answer<br />
It's written on angel's wings<br />
<br />
Love is the answer<br />
It's written on angel's wings ``<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt; text-indent: .5in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<span style="color: purple;"> Jreeeeeeeeeeeenggg!!
Can’t believe, I can do it!!! Thanks God, aku benar-benar ingin pingsan dapat
kembali melihat Shane di sini. Shane menyambut tanganku dan menggandengnya ke
hadapan ratusan penonton. Kami berdua memberi salam hormat. Di kejauhan, aku
melihat dad, mom, dan semua orang memberi kami berdua sebuah `standing
applause`. Bahagia mulai menjalar di jiwaku. Rasa rindu dan cemas kini terhapus
dibawa terangnya sang surya dari celah-celah jendela. Merpati bertengger di
ranting pohon luar seolah juga ikut puas dengan penampilan kami. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<span style="color: purple;"> Semua peserta di
belakang panggung memuji penampilan kami tadi sambil menjabat tangan. Ah!
Bahagia sekali rasanya. Ku lihat di sudut terangnya lampu, <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place> berdiri sambil menatapku dan Shane. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<span style="color: purple;">“<st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>,
thank too for everything! Sudah kuduga, bakalan ada yang aneh dari semua ucapan
mu tadi.” Aku memeluk <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>
sebagai tanda terimakasih. Lalu Shane menghampiri <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city> dengan tujuan yang sama, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<span style="color: purple;">“Gue tau, cinta takkan dapat dipaksa. Sepertinya Chisel
memang cocok untuk lo. Dari kemarin dia selalu khawatir keadaan lo, bro!”
terang <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place>
hingga membuat pipiku bersemu merah. Shane melirikku sambil cengar-cengir, imut
sekali. Hahahah! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<span style="color: purple;">“Thanks bro, buat pengertiannya. Gue yakin suatu saat ada
yang lebih baik buat lo.” Shane menepuk pundak <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city> dengan penuh persahabatan. Kami semua
tertawa lepas. Shane mengajakku keluar dan menemui semua temanteman juga
Ms.Elizabeth. Miss sangat histeris dengan performance kami yang sungguh amazing,
menurutnya. Aku memeluknya. Di belakang sudah ada dad, mom juga Koa. Aku
kembali memeluk dad dengan perasaan bangga serta mengucapkan terimakasih pada
mereka atas dukungannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<span style="color: purple;">~ Take a rest ~ <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<span style="color: purple;"> Nicole!
Tiba-tiba aku teringatnya, setelah lelah beristirahat, aku mencarinya. Dia
pernah bilang, bahwa berusaha untuk datang walaupun telat. Ketika kutanya pada
mom, dia sudah datang sejak aku dan Shane tampil. Namun sekarang entah ke mana.
baiklah, aku segera mencarinya. Saat aku sampai di ujung jalan di sudut yang
begitu luas, aku melihat Nicole------sangat cantik----- bersama seorang lelaki
yang sangat tak asing bagiku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<span style="color: purple;">“Aku… memang sedari dulu bertemu, aku memang menyimpan
rasa padamu.” Ucap Nicole pelan. Apa? Nicole… dia pasti mengungkapkan pada
lelaki itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<span style="color: purple;">“Aku memang sedikit bodoh, ternyata ada perempuan yang
memperhatikanku. Maafkan jika selama ini aku kurang menyadarinya. Jika begitu,
will you be my girlfriend?” ucap lelaki di depan Nicole. Tiba-tiba mata Nicole
berbinar seolah mendpat oksigen baru. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<span style="color: purple;">“Really?? Yes, I will! Thanks <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>!” Nicole lalu memeluk lelaki itu.
hampir tersedak, dia sangat berani menyatakan pada ya… Bryan McFadden! Dan
sekarang mereka berdua resmi berpacaran. Bagaimana dengan jawaban yang ditunggu
Mark saat memintanya menjadi kekasih nya pula? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<span style="color: purple;"> “Tenang, Mark
sudah tau semua ini.” Nicole membuyarkan lamunanku. Aku terkaget karena takut
jika dikira menguping pembicaraan mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<span style="color: purple;">“Congrtasss Bryan!! Sekarang kamu sudah punya kekasih yang
sangat cantik!” aku memberi selamat pada <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>
dan Nicole. Mereka berdua hanya tersenyum. Aku rasa aku ingin ke toilet, dengan
tergesa-gesa aku pamit pada mereka dan membiarkan mereka terlarut dalam
kebahagian batin. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<span style="color: purple;"> “Mark?” aku
mengernyitkan kening melihat Mark menggandeng seorang wanita cantik berparas
Prancis. Mark hanya tersenyum dan berkata, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<span style="color: purple;">“Hai Chisel! Permainan mu bersama Shane tadi sungguh luar
biasa! Perkenalkan, ini Calmond Grumbel, pacar baruku.” Wanita itu tersenyum
sambil menjabat tangan ku. Ya Tuhan. Nicole sudah menemukan kekasih cintanya.
Dan Mark sudah bertemu dengan tambatan hatinya. Aku kembali mengucapkan selamat
dan berpamit untuk pergi duluan. Ketika aku sampai di sudut ruangan, ada
seseorang menarikku lembut. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<span style="color: purple;">“Shane?” aku terdiam. Dia hanya berjalan memintaku mengikutinya.
Setelah beberapa menit, kami sampai di sebuah taman indah dengan dinginnya
angina tanda-tanda winter akan datang sebentar lagi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<span style="color: purple;"> “<st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Ada</st1:city></st1:place> apa?” tanyaku dengan
penasaran. Shane mengajakku duduk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<span style="color: purple;">‘Masih ingat dengan dua <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">surat</st1:place></st1:city> misterius. Satu berbentuk hati merah
muda dan satu lagi memintamu ke taman di sebelah lapangan sepak bola.
Remember?” aku terhenyak. Benar-benar tidak menyangka. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<span style="color: purple;">“It’s me. Aku yang mengirim itu. maaf jika membuatmu
penasaran dan terganggu namun maksudku,……” Shane menarikku berdiri di samping
bunga tulip yang mulai membeku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<span style="color: purple;">“Aku benar-benar ingin mengenalmu sangat dalam. Dengan
alasan itu, baru sekarang aku sungguh-sungguh menyatakannya padamu. Aku
benar-benar mencintaimu sejak aku mengenal dad mu, pianis terkenal, Kian Egan.
Aku mengusulkan semua ini karena aku yakin, kamu mempunya bakat yang sama
seperti dad mu. Dan itu benar. With all my beliefs, my love and sincerity of my
heart, will you be my girlfriend?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<span style="color: purple;">Aku benar-benar membeku dalam hawa dingin cinta. Aku
benar-benar membisu dengan segala perkataan yang ingin kuucapkan, aku
benar-benar tuli dengan apa yang dia katakana, aku benar-benar buta dengan apa
yangkulihat sekarang. Semua! Semua harapan ku, yang selalu kupendam secara
diam-diam telah terwujud menjadi nyata. Sekarang, Shane telah menyatakan bahwa
dia telah terpikat pada ku. Dengan mata yang berkaca-kaca perlahan tapi pasti
akan jatuh, aku mengangguk dan berkata, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<span style="color: purple;">“ YES, I WAN TO BE YOUR GIRLFRIEND, Shane!” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<span style="color: purple;">Aku memeluknya, tangis ku pecah, aku bersyukur pada Tuhan
kini telah menyembuhkan lelaki yang sangat kucintai. Tiba-tiba semua orang yang
ku kenal, berada di sekelilingku, mengukir senyum, memberi selamat pada kami
yang telah resmi menjadi sepasang kekasih. Dengan tulus, aku mengecup pipi
Shane dan Shane mengecup keningku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<span style="color: purple;"> Dentingan jam,
terus merangkak memakan peristiwa yang menyenangkan ataupun sebaliknya. Surya mulai
tenggelam di telan musim yang kini telah berganti menjadi salju yang selalu
kutunggu-tunggu. Tepat di musim dingin ini, aku dan Shane menjadi sepasang
kekasih. Kunikmati bersama Shane indahnya salju dan dinginnya udara membalut
seluruh tubuh. Aku rasa, tidak ada lelaki yang sempurna, namun bagiku Shane
segalanya. Dia telah memenuhi bahkan melebihi criteria seorang belahan jiwaku. Dad
dan mom hanya tersenyum melihatku mulai dewasa dan percaya diri. Ini semua
berkat dia, lelaki yang amat sangat kucintai, Shane Steven Filan. Dan kurasa,
kini aku, Chisela Misery, seorang gadis beranjak dewasa, gadis muda yang
beruntung mendapatkan hatinya Shane. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: white; line-height: 15.0pt;">
<i><span style="color: magenta; font-family: "Script MT Bold";">``Love comes by itself, wait
until you're absolutely sure``<o:p></o:p></span></i></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple; font-family: "Segoe Script";">THE END<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b>----- Buat semua yang sudah setia membaca, terimakasih. Saya sebagai author, memohon maaf apabila dalam penulisan mengandung hal-hal yang kurang pantas. Mohon dimaklumi karena saya sebagai penulis pemula yang mencoba merangkak ke arah yang lebih baik. Jika ada kritik, saran, komentar atau masukan, silahkan berikan, saya pasti menerima. Sekali lagi, thanks for attention! :) </b></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08261033458974540428noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-3346148523224004135.post-33577942496180193002012-08-22T07:53:00.003-07:002012-08-22T07:53:52.443-07:00Puzzle Of My Heart *Part 9*<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="color: blue; font-size: 16.0pt;">#9 <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Sengatan matahari siang itu bukan menjadi penyebab
mengalirnya keringatku, namun aku mengalami panas-dingin mendadak karena
mereka. Dua orang misterius yang memintaku menemui mereka, sekarang juga! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Ms.Misery, wait!” tahan
seseorang di belakangku. Sekejap aku mematung tanpa mengedipkan mata. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Hari ini kita harus latihan
secara full. Dua hari ke depan saya harus berangkat ke <st1:country -region="-region" w:st="on"><st1:place w:st="on">Canada</st1:place></st1:country> untuk
pertemuan guru musik se-dunia. Bagaimana?” tanyanya. Ternyata Miss Elizabeth!
Huuffh, terus bagaimana dengan dua <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">surat</st1:city></st1:place>
ini? Tik tuk tik tuk, arloji ku berdengung menyadarkan ku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“B… baiklah, bersama Shane juga?”
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Tentu, atau mau sama Bryan?”
goda Miss Elizabeth membuatku terkejut mendengarnya. Dia mengedipkan mata
kepada ku untuk segera mencari Shane. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
“Maksudnya apa sama Bryan?” racau ku dalam hati. Tapi, bagaimana dengan
kedua <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">surat</st1:place></st1:city>
ini? Aku pun berbalik mengejar Ms. Elizabeth. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Miss….. please wait!” teriakku
di lorong kelas yang begitu sunyi. Dia menoleh ke arahku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Sorry, miss. Tapi bisakah beri
waktu pada saya sekitar dua puluh menit lagi?” tanyaku memelas. Miss Elizabeth
menaikkan alisnya, berpikir sebentar. Dia mengangguk sambil berkata, “Tapi
jangan lupa, segera ke ruang musik!” peringat nya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Bersama Shane ya, jangan salah
bawa orang!” tambahnya. Aku mengangguk
sambil tersenyum. Huffh syukurlah waktu ku masih ada untuk memikirkan nasib dua
orang ini. God, help me please! Aku sudah sampai di ujung jalan, namun rasa
resah telah muncul kembali. Aku harus ke arah kanan atau kiri? Ku lihat kaki ku
menuju kiri, namun hatiku bilang ke arah kanan. C’mon, chisel…. Aku menengadah
mencoba mencari ilham. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kanan… kiri… kanan… kiri… KANAN
ATAU KIRI?????????????????????” akhirnya aku kesal dan berteriak hingga
beberapa orang yang lewat melirikku aneh. Aku hanya cengar-cengir mirip orang
bodoh yang tak mengerti jalan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
“Hei, kamu kenapa, Shel?” Tanya Nicky yang lewat di depanku dengan wajah
penasaran. Aku hanya menggelengkan kepala sambil jalan mondar-mandir. Baru hari
ini, aku merasa bukan seperti diriku sendiri, sangat aneh! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“<st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Ada</st1:city></st1:place> masalah? Mau aku bantuin gak? Mumpung jadwalku
gak padet. Lumayan loh ditolongin sama orang ganteng!” oke Nicky mulai narsis.
Sepertinya aku memang butuh bantuannya. Dengan pasrah, kuserahkan dua lembar
kertas yang hampir koyak itu karena kuremas sangat kuat. Nicky mengambilnya dan
membaca satu demi satu untaian kata yang tertera di situ. Terdengar kikikan Nicky
sambil tersenyum. Dia hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil menyodorkan
kedua kertas itu padaku kembali. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “Sepertinya aku kenal dua tulisan ini.” Ujar
Nicky. Nah loh! Jangan-jangan…….. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Ayo ikut aku!” Nicky menarik
lenganku dengan perlahan. Dia menuju ke arah kiri sambil memberitahu ku agar
menjaga suara. Jika tidak, terpaksa dia harus menempelkan isolasi hitam di
mulutku! Huuueeeh!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
“Benar dugaanku, “ desis Nicky sambil merunduk di balik pohon beringin
yang sudah tua. Sayangnya, hanya Nicky yang dapat melihat apa di depannya. Sedangkan
aku hanya bisa melihat punggung nya karena terhalang oleh sebuah ranting yang
cukup besar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Sebentar,” cegahnya. Huh! <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Gaya</st1:place></st1:city> sok detektif-nya
keluar lagi! Sudah hampir sepuluh menit Nicky mengacangiku. Baiklah, sisa waktu
tinggal sepuluh menit lagi! Tanpa sepengetahuan Nicky, aku melangkah ke arah
yang berlawanan, entah mengapa hatiku terus berontak memaksaku berjalan ke arah
kanan. Sekali lagi aku menoleh ke arah Nicky, masih dengan posisi yang sama
membuatku semakin kesal melihatnya. Ketika aku sampai di taman yang berdekatan
dengan lapangan bola kaki, keadaan terasa sangat sunyi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Akhirnya kamu datang juga, walau
terlambat.” Ucap seseorang membelakangiku. Ketika dia berbalik, hanya setengah
wajahnnya saja yang terlihat, sedangkan bagian hidung dan matanya tertutup
sebuah topi jeans. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Ka… kamu siapa? <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Ada</st1:city></st1:place> urusan apa hingga
menyuruhku menemuimu?” aku tergagap sangat ketakutan. Namun masih tenggelam dalam kebisuan, lelaki
itu duduk di sebuah kursi panjang tanpa menoleh sedikitpun ke arah ku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Duduklah dulu,” perintahnya.
Pandangannya menyorot ke depan hingga membuatku mendelik. Sekilas kulihat
senyum terukir di bibir tipisnya. SENYUMNYA! Mengapa tidak asing bagiku? Apakah
dugaanku benar? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Dia mengeluarkan selembar kertas berwarna merah muda berbentuk hati.
Sontak aku sangat kaget! <st1:city w:st="on">Surat</st1:city> itu…. <st1:city w:st="on">surat</st1:city> itu sangat mirip dengan <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">surat</st1:city></st1:place> yang kuterima dua hari yang lalu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Su.. suurat itu?” gumam ku
hingga membuatnya sedikit bergerak. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Masih ingat?” tanyanya dingin.
Jangan-jangan…. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kamu benar, <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">surat</st1:place></st1:city> itu dari ku.” Ujarnya membuatku semakin
penasaran. Aku hanya menggigit bibir.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Lalu, kamu siapa?” tanyaku
kembali hingga membuatnya tersenyum kembali. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Baiklah, sebenarnya aku adalah
……” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Pippp pipp! Oh sial! Sepertinya hpnya bunyi.
Aku terus menatap wajahnya dengan seksama. Aku mencoba memperhatikannya,
mungkin saja ada sesuatu yang bisa membuatku mengenalinya. Dia mengangkat
telepon dan menjauh dariku. Selesai
menutup percakapannya tadi, tiba-tiba dia meminta maaf padaku.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Maaf, maafkan aku. Sepertinya
aku harus segera pergi, ada sesuatu yang penting yang harus kuselesaikan. Lain
kali kita bertemu kembali.” Dengan terburu-buru dia melangkah. Aku masih
mematung dengan tatapan kosong. Di kejahuan, aku masih memperhatikannya.
Tiba-tiba dia membuka topi, dan….. <br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
”Hei! Dicariin ke mana aja sih? Aku kira kamu hilang, Shel!” kaget Nicky
membuatku lemas. Aku hanya terkikik sambil mengajak Nicky kembali ke kelas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Jadi bagaimana?” tanyaku. Nicky
hanya terdiam. Dia membuka mulut, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Pergilah ke taman di sisi kiri
tadi.” Serunya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Aku tidak bisa mengatakan yang
sebenarnya, jika kamu ingin tahu, pergilah. Maaf Chisel.” Lanjutnya sambil
meninggalkan ku. Tiba-tiba aku merasakan keanehan dari nya. Tidak seperti
biasa, Nicky yang selalu terbuka. Sepertinya dia menyembunyikan sesuatu dariku.
Dengan agak ragu, aku berjalan menuju taman tadi. Sesampainya di <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">sana</st1:city></st1:place>, apa yang terjadi?
Aku hampir pingsan! Tak percaya siapa yang sedang kulihat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Bry… <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place>?” ucapku hampir tak percaya. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place> berbalik sambil
tersenyum hangat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Dia menyuruhku mendekat. Aku
mengiyakan dengan gugup. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“<st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Ada</st1:city></st1:place> apa?” tanyaku hati-hati. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kamu tahu, saat pertama kali aku
melihatmu? Saat MOS dan aku marah atas keterlambatanmu. Saat itu aku ingin
minta maaf dan terus terbayang wajah polosmu. Sayang, aku lupa namamu dan di
mana kelasmu. Hingga waktu itu, saat aku menolongmu membawa buku ke ruangan
guru dan di situlah ku tau namamu. Kamu tau apa yang kurasakan? Tiba-tiba saja
aku tertarik padamu. Saat itu juga!” terang Bry. Astaga! Ya Tuhan, inikah yang
namanya cinta? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: whitesmoke;">
<span style="color: purple;">“Chisela
Misery, i know you are very surprised. But, before I'm late, i must admit, i
love you so much. And were sent a letter that was <st1:state w:st="on"><st1:place w:st="on">me.</st1:place></st1:state>” Lanjut Bryan. Aku hanya melongo, seolah
aku tak mendengar apa-apa. Adakah yang bisa membangunkan ku sekarang? Tolong sadarkan
aku jika ini hanya mimpi. Entah mengapa, aku… aku…. Ingin menangis. Adakah yang
bisa mengartikan semua ini? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: whitesmoke;">
<span style="color: purple;">“With
all my feelings, would you be my girlfriend?” ucap <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city> dengan agak tersedak. Kurasa aku adalah
gadis yang mati rasa, mengapa aku tak terenyuh dengan kata-katanya? Apa Tuhan
belum memberikan perasaanku padanya? Atau aku memang masih ‘ingusan’ seolah
belum mengenal apa itu cinta? Ingin kugoreskan segenap perasaan pada Bry, tapi
sulit. Selama ini aku mencoba untuk lebih dekat padanya namun selalu risih. Aku
hanya menganggap nya sebatas teman dan kakak. Itu saja. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: whitesmoke;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background: whitesmoke;">
<span style="color: purple;"> “<st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>,
seorang lelaki yang menjadi pujaan gadis. Semua yang kamu katakan, aku sangat
menghargai. Tapi aku harus jujur, aku tidak bisa membohongi perasaan ku
sendiri. Dengar Bry, entah mengapa, entah mengapa aku belum bisa menerima yang
kamu ucapkan tadi. Aku masih bingung, aku belum bisa memutuskan.” Aku hampir
menjatuhkan air mata tak sanggup mengucapkan kata-kata yang berarti ‘menolak’. Aku
tau, dia sangat yakin dengan apa yang diucapkannya itu, namun harus kukatakan
berapa kali? Aku belum mencintainya. Benar-benar kosong perasaan ku padanya. Maaf
jika aku agak frontal. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: whitesmoke;">
<span style="color: purple;">“Baiklah,
jika kamu belum bisa memutuskan, akan kutunggu sampai kamu siap. Oke?” Tanya Bryan
dengan senyum agak terpaksa. Sejenak aku menatap mata birunya yang terang, aku
mencoba mencari celah-celah rasa itu. Namun tetap tidak bisa! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: whitesmoke;">
<span style="color: purple;">“I..
iya, oh waktuku hampir habis. Aku harus segera latihan untuk festival, bye <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>. Have a great day.”
Aku meninggalkannya sembari mencoba tersenyum. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: whitesmoke;">
<span style="color: purple;">“I
did not know, why my feelings have not been there for you</span>, <span style="color: purple;">Bryan.” Gumamku. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="background: whitesmoke; text-align: center;">
<span style="color: purple;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: whitesmoke;">
<span style="color: purple;"> “Wajahmu suntuk sekali?” Tanya Shane ketika
aku sampai di ruang musik. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: whitesmoke;">
<span style="color: purple;">“<st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Ada</st1:place></st1:city> masalah?” tanyanya
lagi. Aku hanya diam sambil melangkah ke arah sebuah piano kalsik yang masih
sangat bagus. Shane hanya menatapku dengan aneh. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: whitesmoke;">
<span style="color: purple;">“Tidak
seperti biasanya yang selalu ceria.” Gumamnya. Aku menekan-nekan tuts piano
dengan sembarang hingga terdengar alunan aneh yang mengganggu pendengaran. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: whitesmoke;">
<span style="color: purple;">“Hei,
jika ada masalah, bisa cerita padaku.” Tawar Shane sambil menutup telinganya. Baiklah,
aku menghentikan permainan ‘gila’ ini. Shane mencoba duduk di sampingku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: whitesmoke;">
<span style="color: purple;">“<st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Ada</st1:place></st1:city> apa?” tanyanya
kembali. Aku masih menunduk mencoba menghindar dari tatapan Shane. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: whitesmoke;">
<span style="color: purple;">“Jika
terus begini, sampai kapan kita mau latihan? Mau melihat Ms.Elizabeth kecewa?” ucapnya
yang berhasil menyadarkan ku. Aku menyerah, aku mulai membuka mulut pada Shane,
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: whitesmoke;">
<span style="color: purple;">“Sebenarnya,
tadi aku…… aku ditembak Bryan.” Ucapku. Sontak Shane terlihat kaget. Aku terengah
melihatnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: whitesmoke;">
<span style="color: purple;">“lanjutkan,”
kata Shane. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: whitesmoke;">
<span style="color: purple;">“Entah
mengapa, aku sangat kaget. Tidak ada tanda-tanda bahwa aku menyukainya. Aku tidak
tega untuk menolak, namun aku juga tidak bisa menerimanya dengan kebohongan.” Jelas
ku sejelas-jelasnya. Shane hanya diam lalu tersenyum sambil menatapku. Tiba-tiba
senyumnya membuatku sedikit tenang. Entah apa artinya. </span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><span id="result_box" style="min-height: 93px;">“Rasa cinta
itu adalah karunia Tuhan. Siapa saja bebas untuk memberikan cinta untuk
siapapun. Intinya kamu berhak untuk mencintai atau tidak. Jangan pernah paksa
perasaan jika memang belum ada. Kurasa, <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>
akan mengerti walau dengan proses yang lama.” Nasihat Shane yang membuatku
terenyuh. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Terimakasih untuk nasihatnya ya,
Shane.” Aku tersenyum padanya seperti biasa. Shane hanya mengangguk. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Siap untuk latihan, putri?”
candanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Putri? Haha, ayoo pangeran!” Shane
sedikit merona ketika kubilang ‘prince’ hahaha! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Shane mengambil microphone nya, sedangkan aku sudah mengambil tempat di
depan piano. Kami sudah memilih satu lagu yang cocok untuk festival nanti. Tapi,
masih dirahasiakan ya. Hahaha. Mula-mula kami berdua harus mencocokkan satu
sama lain, mulai dari bentuk suara Shane dan bunyi tuts piano nya. Dengan sabar
Shane terus menyemangatiku walau jari sudah agak keram. Satu kali, dua kali,
sampai sepuluh kali pun dan akhirnya kami bisa latihan secara lega. Jreeeenggg!!
Bunyi tadi mengakhiri latihan hari ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Proook prookk prokk! Tiba-tiba
terdengar tepuk tangan seseorang di depan pintu masuk. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Amazing! Saya rasa saya akan
tenang ketika di <st1:country -region="-region" w:st="on"><st1:place w:st="on">Canada</st1:place></st1:country>
nanti. Kalian berdua sudah cukup mandiri hingga memulainya tanpa menunggu saya
terlalu lama. Lagu yang kalian pilih sangat menyentuh hati dan saya suka. Dengan
ini, saya yakin kalian akan membanggakan sekolah. Silahkan istirahat. Teruslah berlatih
hingga hari H nanti.” Pesan Ms.Elizabeth sambil tersenyum lebar. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Thanks Miss!” serentak kami
berdua ucapkan. Lalu shane mengajakku ke kantin untuk membeli minuman karena
dehidrasi sudah meningkat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
“Besok latihan lagi ya?” Tanya ku. Shane hanya mengangguk sambil meneguk
dua liter susu kesukaannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kamu maniak susu ya? Dua liter
loh!” celetuk ku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Iya, hehe..” sahut Shane. Aku pamit
duluan ke Shane untuk segera balik ke kelas. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">*Dua Hari Kemudian*<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Dengan yakin, aku melangkah ke kelas <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>. Aku mencoba menyakan pada Kian yang
kebetulan sedang berada di pintu kelas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“<st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>? Oh dia sedang baca buku tuh di dalam.”
Ucap Kian sambil memperhatikan ku. Aku beterimakasih padanya dan dengan
perlahan menghampiri <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Bry?” panggilku pelan. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place> memunculkan wajahnya
yang tenggelam dalam sebuah novel tebal. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Tumben baca novel, katanya tidak
suka?” Tanya ku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Memangnya tidak boleh? <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Ada</st1:place></st1:city> apa ke sini?” Tanya Bryan
mulai dingin. Aku sudah memaklumkannya karena itu wajar. Bry pasti kecewa. Aku menarik
lengannya dan mengajaknya ke taman tempat tempat <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place> menembakku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“<st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place> aku mau jujur, tapi kamu jangan marah
ya?” ucapku. <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>
hanya mengangguk sambil menatap pohon beringin tua itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Bry, aku sangat sangat
menghargai perasaanmu. Demi Tuhan, aku sangat menghargai. Tapi, aku tidak mau
kamu tersiksa dalam kepalsuan cinta. Maaf<st1:state w:st="on"><st1:place w:st="on">kan</st1:place></st1:state>
aku Bry. aku sudah menganggapmu sebagai teman dan kakak. Tidak lebih. Entah mengapa,
cinta itu belum tumbuh di hatiku. Maaf Bry, aku tidak mau membohongimu dan
diriku sendiri.” Aku mulai menangis. Aku sangat menyesal mengatakannya tapi aku
memang harus jujur padanya. Aku mencoba menatap <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city> dengan sungguh-sungguh. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
“Baiklah, aku tidak bisa memaksa. Cukup jadi teman saja tak apa-apa.” Ucap
Bry lemas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Bry, bolehkah aku memelukmu?”
tanyaku mencoba menghiburnya. Tiba-tiba <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>
tersenyum dan mengangguk. Aku langsung memeluknya dengan agak payah. <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city> tinggi sih! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Be your self, Bry. oke?” ucapku
sambil melirik novel yang sedang dipegangnya. <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city> hanya tertawa sambil berkata, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Iya iya, Chisel cantik. Aku hanya
ingin mencoba kebiasaan baru untuk membaca. Bantu ya?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Pasti, ganteng!” sahutku. Syukurlah,
terimakasih Tuhan Bryan mau mengerti. Sudah kubilang, dia pantas menjadi
kakakku karena sifat pengertiannya. Hahaha, and thanks to my prince, Shane. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Malam itu, tiba-tiba ada yang datang ke rumah ku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Dear, tolong buka pintunya ya.
Mom lagi sibuk, bibi juga lagi di dapur.” Perintah mom. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Oke mom!” sahutku. Dengan langkah
ringan aku membuka pintu dan whaaaaaaaaat????<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Nicole? <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Ada</st1:place></st1:city> apa?” Tanya ku. Dengan cepat dia berkata,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Segera ganti baju dan ikut aku!”
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Nah loh! Datang-datang seperti
polisi saja. Dengan cepat aku menuju kamar dan pamit pada mom. Syukutlah mom
mengizinkan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Hei, ada apa??” aku berteriak di
samping Nicole di dalam mobilnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Shut up, please! Diam saja,
tenang, kamu tidak akan kusakiti!” ucapnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Ya Tuhan, semoga aku tidak
kenapa-napa. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Uppsss, ketauan deh <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city>
suka sama Chisel, tapi sayang yahh ditolak :(</span><span style="color: purple;"> Tapi, apa yang dibilang Chisel ada benarnya juga <st1:state w:st="on"><st1:place w:st="on">kan</st1:place></st1:state>?? :) </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Terus, itu si Nicole kenapa the tiba-tiba
datang kayak hansip aja yak?? Mau dibawa kemana tuh si Chisel? Penasaran <st1:state w:st="on"><st1:place w:st="on">kan</st1:place></st1:state>? Part 10
menyusuuuuul ;)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Thanks before, Bella.<o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08261033458974540428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3346148523224004135.post-16382467657578540702012-08-13T08:31:00.000-07:002012-08-13T08:55:54.462-07:00Puzzle Of My Heart *Part 8*<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple; font-size: 14.0pt;">*Shoot Her!*<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">@O’Rice Chalet Restaurant<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Di barisan meja nomor empat, duduk seorang lelaki berpakaian kemeja
putih berbalut jas hitam, tampak sangat tampan walau sederhana. Di tangannya,
sudah tergenggam sepucuk mawar merah dan sebatang coklat ‘<i>Godiva</i>’. Dia
sedang menunggu seseorang dengan cukup lama sambil berharap-harap cemas.
diremasnya jemari-jemari yang sudah panas dingin. Setiap menit, dilihatnya
IPhone berulang kali berharap ada pesan masuk dari orang yang ditunggunya.
Setelah hampir tiga puluh menit dia menunggu, datanglah seorang gadis cantik
mengenakan long-dress berwarna merah tua dengan rambut indah tergurai
berhiaskan pita pink di poninya. Sangat cantik, bak seorang putri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Hai, Mark! Maaf menunggu lama,
mencari sebuah baju yang cocok sangatlah rumit dan membutuhkan waktu lebih dari
dua jam!” keluhnya. Mark hanya tersenyum sambil mempersilahkan dia duduk. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Casual pun yang kamu pakai, akan
tetap terlihat cantik.” Puji Mark. “Nicole, bloss on mu ketebalan ya??” Tanya
Mark yang membuat Nicole terkejut. Sebenarnya itu bukanlah bloss on yang over
dosis, tapi rona merah pipi Nicole akibat pujian Mark tadi. Tak lama kemudian,
beberapa menu makan malam itu sudah siap tersaji di atas meja hidangan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Setelah mereka berdua selesai menyantap hidangan, tiba-tiba Mark meminta
Nicole untuk menutup matanya sementara. Mark menggenggam tangan Nicole dan
menuntunnya ke suatu tempat tak jauh dari tempat mereka semula. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Mark, kita di mana?” Tanya
Nicole penasaran. Lalu Mark menyuruh nya untuk membuka mata perlahan-lahan.
Beberapa saat, di sekelilingnya sudah berderet rapi lilin-lilin kecil yang
bersinar layaknya rembulan di daratan. Sedangkan di depannya, terdapat
lampu-lampu kecil yang mengantung berbentuk hati menyala terang benderang.
Tiba-tiba, bunyi tuts piano mengalun indah memecah kesunyian malam. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Mark??” panggil Nicole
mencari-cari Mark. Dan dari arah belakang, terdengar suara lelaki menyanyi yang
diiringi piano tadi. Nicole berbalik arah, mencari asal suara yang didengarnya
sangat sangat indah! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i><span style="color: purple;">“…. I'm ready to begin this
journey<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i><span style="color: purple;">Well, I'm with you with
every step you take<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i><span style="color: purple;">And we've got a whole
lifetime to share<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i><span style="color: purple;">And I'll always be there,
darling, this I swear<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i><span style="color: purple;">So please believe me for
these words I say are true<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i><span style="color: purple;">And don't deny me a
lifetime loving you<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i><span style="color: purple;">If you ask, will I be true'
Do I give my all to you'<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i><span style="color: purple;">Then I will say I do<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i><span style="color: purple;">So come on, just take my
hand<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i><span style="color: purple;">Oh, come on, let's make a
stand for our love<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i><span style="color: purple;">But I know this is so hard
I believe, so please<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i><span style="color: purple;">So please believe me for
these words I say are true<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i><span style="color: purple;">And don't deny me a
lifetime loving you<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i><span style="color: purple;">And if you ask, will I be
true' And do I give my all to you'<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i><span style="color: purple;">If you ask, if I'll be
true' Do I give my all to you'<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><i><span style="color: purple;">Then I will say I do…”<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Entah apa yang kini ia rasakan.
Di hadapannya, Mark dengan memegang sebatang mawar merah dan sebatang coklat
kesukaannya berlutut santun padanya sambil tersenyum sangat manis. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Nicole, sorry if I was
overreacting. however, this is all I try for you. probably the first time, you
and I never knew each other. but guess it suddenly came to me. with all the
confidence and support of friends, <i>will you be my girlfriend</i>?” Nicole
terhenyak sesaat mendengar itu. Sepertinya dia belum siap untuk menerima
pernyataan Mark. Entah cinta nya pada Mark belum terbumbui atau rasa cinta pada
orang lain mengalahkan segalanya. Dia takut untuk menolak, namun dia juga tidak
bisa membohongi persaan dirinya sendiri. Mark, lelaki yang baru beberapa bulan
dikenalnya tanpa sadar telah jatuh cinta padanya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Dia bingung harus menjawab apa,
dia juga tidak tega harus melukai hati seorang lelaki yang mungkin
disia-siakannya, karena Mark adalah idaman para wanita. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
‘Emm, Mark?” panggil Nicole hingga membuat Mark sedikit cemas. Mark
takut, cintanya tertolak untuk yang kedua kalinya selain pada Calmond. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Bangunlah,” pinta Nicole. Dia
menarik tangan Mark dan mengajaknya duduk di sebuah kursi panjang berhiaskan
rangkaian mawar putih berseri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Maaf, sekali, sebelumnya aku
sangat terkejut atas apa yang terjadi dan yang kamu ucapkan tadi.” Ucap Nicole
hingga membuat Mark menundukkan kepalanya dan menenggelamkan wajahnya dari
hadapan Nicole. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Beri aku waktu untuk memikirkan
semua ini. Tapi ku mohon, apapun jawabannya nanti, menurutku itu yang terbaik.
Percayalah…” lanjut Nicole dengan sangat hati-hati. Saat itu hanya terdengar
dengkrikan jangkrik dan terangnya lampu hias yang menemani mereka berdua. Mark
tiba-tiba terdiam dalam kebisuan hatinya. Dia berusaha menguatkan diri agar
tetap terlihat gentleman. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Baiklah, terimakasih untuk malam
ini. Kamu bersedia datang dan menemaniku makan malam.” Ucap Mark sangat lirih.
Nicole menganggukkan kepala dan mencoba tersenyum semanis mungkin. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Hampir larut malam, aku harus
segera pulang.” Beritahu Nicole pada Mark sambil melirik arloji di tangannya.
“Mau kuantar?” tawar Mark. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Tidak perlu. Supirku sudah
menunggu di depan bersama mobil nya. Hope you’ll be okay. Good night Mark!”
sahut Nicole. Dengan perlahan, dia meninggalkan Mark di tengah-tengah dinginnya
malam yang semakin larut, sama larutnya dengan hati Mark saat itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
“Elo masih punya harapan, Mark. Nicole <st1:state w:st="on"><st1:place w:st="on">kan</st1:place></st1:state> belum menjawab, artinya mungkin saja dia
mengiyakan nantinya. Don’t be sad, bro! Kita masih ada buat bantuin lo.” Hibur
Nicky sambil meletakkan tangannya di bahu Mark. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Yoi, Mark! Gue, Nicky dan Shane
bakal siap buat bantuin elo nyari gebetan yang lain seandainya ditolak sama
Nicole.” Timpal Bryan. Sayangnya, saat itu Shane tidak bisa hadir bersama
mereka. Sepertinya ada keperluan lain. Kemudian Mark bertanya pada Bry soal
hubungannya pada Shane akhir-akhir ini yang membuat <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place> agak gusar untuk menjawabnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Gue dan Shane baik-baik aja.
Cuma sedikit komunikasi aja. Dia juga sibuk begitupun gue.” Jelas Bryan, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Gue harap, elo dan Shane akur
lagi seperti dulu. Gue enggak mau di antara kita saling jaga jarak.” Harap
Mark. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Tuk.. tuk.,. tuk.. Suara hentakan pensil milikku membahan seisi kelas
yang mulai kosong dari penghuninya. Perasaan jenuh dan bosan menghampiriku.
Harusnya sekarang adalah waktunya makan siang. Tetapi tiba-tiba perutku menolak
untuk diisi. Sreeeettt!!!! Sebuah pesawat kertas melintas melewati jendela tak
jauh dari tempatku duduk dan mendarat dengan sukse di mejaku. Iseng-iseng
kubuka isi kertas itu. Ternyata ada beberapa baris tulisan yang ditujukan
pada………. AKU! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Isi suratnya </span><span style="color: purple; font-family: Wingdings; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-symbol-font-family: Wingdings;">à</span><span style="color: purple;"> “<b><i>Sorry if I disturb
you. But only for some time. Do you still remember the letter in the drawer of
your desk some time ago? Actually I was a fan of your secrets. Someday, I'll
know who I am. if it is very timely. I hope you still want to wait for. I love
you” </i></b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Ya Tuhan, apalagi sih ini? Aku
memang sedikit penasaran. Dalam <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">surat</st1:place></st1:city>
ini dikatakan bahwa si pengirim adalah penggemar rahasiaku. Grrrrr….. sudahlah,
mending kusimpan saja <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">surat</st1:place></st1:city>
ini. Siapa tau penting untuk tugas menulis <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">surat</st1:place></st1:city> cinta(?) <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Tiba-tiba kepala seseorang muncul di depan kelas tanpa diundang. Aaaapa
jangan-jangan hantuuu?? Ohhh nooo!! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Doooorrr!!” teriaknya sehingga
akupun teriak sedemikian kencangnya membuat beberapa teman berdatangan untuk
melihat apa yang terjadi. Taukah kalian, aku sangat malu menjadi bahan tontonan
sekarang! Ternyata ini semua ulahnya <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>!
Aaah, apa sih maunya dia?? Setiap hari mungkin bagi dia sangat hampa jika tidak
menganggu orang lain termasuk aku! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Bryyyyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnnnnnnnnnnnnnnn!!!!!!!!!!!”
kesal ku meledak tumpah tanpa bisa di kontrol lagi. Dia hanya cengar-cengir
seolah tidak bersalah, sedikitpun! Heeh! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Sorry sorry, habisnya sendirian
aja sih? Serius amat baca apaan tuh?” Tanya Bry. cepat-cepat kumasukkan <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">surat</st1:city></st1:place> tadi sehingga
membuat Bry penasaran. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Cie cieee, <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">surat</st1:city></st1:place> dari sopooo??” godanya. “Mau tau aja!”
jawabku, judes. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Emm, eh Bry, kamu tadi ngeliat
Shane gak?” tanyaku. <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>
tiba-tiba berdengit melihatku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Shane? Tumben nanyain dia? Gue
gak tau. Mungkin di perpustakaan sekolah. Cari aja.” Jawabnya tak acuh. Ih, si <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city> kalau ditanya gak
pernah serius! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Yaudah deh, aku mau ke perpus
aja, sekalian pinjam buku dann…” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Dan apa???????” Tanya Bryan,
penasaran. “Ketemu Shane! Mau ikut?” tawarku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Enggah deh. Hati-hati ya di
jalan, nanti tersandung pula.” Ucapnya sambil cekikikan. Ceritanya dia doain
aku jatuh di jalan gitu?? Ggrrrrrrr! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Huh, aku pergi dulu ya. Bye bye,
<st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city> cubby.”
Ledekku. Senyum Bryan sirna secara perlahan-lahan. Entah kenapa. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Yahh, padahal gue mau ngajak lo
lunch, Shel. Tapi malah milih nyamperin si Shane.” Keluhnya dalam hati. Dia
berjalan lunglai ke luar kelas hampir menabrak tembok kelas yang disangkanya
pintu keluar. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">@Perpustakaan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Celingak-celinguk, kiri kanan kulihat saja, banyak buku berjajar aarrr…
Hehehe! Aku mencoba mencari Shane di lorong ke tiga. Mungkin saja dia sedang
menghapal rumus matematika, pelajaran kesukaannya! Aku berjalan perlahan.
Memperhatikan sekeliling. Siapa tau aja ketemu Shane di jalan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Shaaannnee!!” panggilku sehingga
membuat seorang petugas di situ hampir marah padaku. Shane melihat ke arah ku
dan tersenyum. Hiyaaaa!!! Senyum yang kutunggu-tunggu akhirnya muncul juga. Aku
segera menanyakan padanya tentang festival minggu depan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“O iya, bagaiman pertemuan dengan
Ms.Elizabeth? sudah?” dia balik bertanya. Aku mengangguk pertanda sudah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Ms.Elizabeth memintaku untuk
bermain piano sekaligus menyanyi bersama mu. Dan berkat nasihatmu, dengan
mantap kuiyakan permintaannya.” Ucapku senang. Shane juga terlihat sangat
gembira mendengarnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kamu pasti pemain piano yang
sangat handal. Seperti dad mu.” Celetuk Shane tiba-tiba. Apa?? Seperti dad?
Shane kenal dengan dad? Bagaimana dia tau dad bisa bermain piano? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Sudah jangan dipikirkan. Makan
siang dulu yuk? Setelah itu baru kita bicarakan rencana selanjutnya.” Ajak
Shane sambil menarik tanganku. Kebetulan saja perutku tiba-tiba bunyi. Hahaha…
aneh! Saat di kantin, aku bertemu Mark, Nicky dan juga <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Waah, mau makan siang berdua
yaa?? Boleh ganggu gak?” goda Mark. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Udah Mark jangan ditanya lagi.
Shane <st1:state w:st="on"><st1:place w:st="on">kan</st1:place></st1:state>
baik hati, jadi kita pasti dibolehin dong. Wkwkwkwkw!” sergah Nicky. Namun
Bryan hanya diam bagai patung yang hiportemia di siang bolong. Nicky mendorong <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city> hingga dia terkejut
dan membalas dorongan Nicky. Wajahnya hanya murung saja. Ckcckck! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Tuh <st1:state w:st="on"><st1:place w:st="on">kan</st1:place></st1:state>, gue keduluan lagi sama Shane! Mending
minder aja ah!” kesal Bry dalam hati. Dia memisahkan diri ke meja lain.
Sedangkan aku makan bersama Shane, Nicky dan Mark. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">* Tiga Hari Kemudian *<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Seperti biasa, aku hanya menghabiskan waktu makan siang di kelas dengan
beberapa teman. Dan pesawat kertas beberapa hari lalu kembali datang ke meja
ku. Dengan segera kubuka lipatan kertas dan membaca isinya, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“<b><i>Hi Chisel, I hope I'm not
busy. Meet me at the school park near
the school football field</i></b>.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Whaaat?? Apaan lagi nih?? Ketika
aku beranjak pergi dari tempat duduk, sebuah pesawat kertas kedua datang ke
mejaku. Ckckcck! Aku ingin segera pergi, namun rasa penasaranku mengalahkan
keinginanku tadi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “<b><i>Kamu tidak perlu tahu siapa aku. aku
mohon temui aku di taman sekolah dekat lapangan basket.</i></b>” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Tuhaaan!! Apa yang terjadi dua orang misterius memintaku untuk
menemuinya di dua tempat yang berbeda dalam waktu yang sama! Wujudku hanya satu
sedangkan yang harus kutemui dua! Aku dilanda kebingungan. Entah yang mana
harus ku pilih. Dan tempatnya pun berseberangan. Aku pun berjalan seperti orang
linglung, sambil menggigit jari dengan perasaan cemas. Aku harus pilih ke mana?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: purple;"> Naah, di awal cerita part 8 ini, kisah
romantisme nya Nicole sangat indah bukan? *ditimpuk team feehily*<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Berbeda jauh dengan Nicole, si
Chisel malah mendaptkan <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">surat</st1:place></st1:city>
yang sangat misterius dari dua orang tak dikenalnya. Dan kebingungan mulai
melandanya ketika orang itu memintanya menemui dengan waktu yang sama dan
tempat yang berbeda! Yang mana kah yang akan dipilh Chisel?? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Penasarankan?? Ikutin terus ya
ceritanya! Part 9 menyusuuul, babaay! ;)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Thanks before, Bella. <o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08261033458974540428noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3346148523224004135.post-74884939870347555912012-08-08T08:29:00.001-07:002012-08-09T07:27:01.463-07:00Puzzle Of My Heart *Part 7*<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="color: blue; font-size: 16pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: blue; font-size: 16pt;">#7</span><span style="color: blue; font-size: 16.0pt;"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: blue; font-size: 16pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: blue; font-size: 16pt;"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: blue; font-size: 16pt;"> </span><span style="color: purple;">Ketika aku
dan Shane berjalan beriringan menuju ruang Ms.Elizabeth, tiba-tiba seseorang
melompat menghadang seperti ninja Hatori kesasar.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Eittsss!! Mau ke mana? berduaan
ni yeee..” godanya. Ternyata Nicky! Aahh, Nicky, kau membuat pipiku berhasil
merah merona! Aku dan Shane hanya cekikikan melihat kelakuan Nicky. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Nick, kamu tau gak perbedaan
kamu sama topeng monyet?” Tanya Shane memulai jurus gombalannya yang menjebak.
Hehehe… Nicky memutar bola matanya dan menggelengkan kepala pertanda tidak tau.
“Yang pasti mah, gue ganteng gila! Jauh cucok dari si monyet nya! :p” ucap
Nicky dalam hati. Shane tersenyum misterius sambil berkata, “ENGGAK ADA
BEDANYA! Udah awas, kita berdua mau lewat. Mending gue gombal ama Chisel dari
pada sama lu.” Tidak kusangka sebelumnya Shane akan berbicara seperti itu
sehingga berhasil membuat Nicky memanyunkan bibirnya sambil menopang dagu.
HAHAHA!!!!! Kocaak!! Kalau enggak ingat ada mereka nih, pasti aku sudah jungkir
balik di tempat! Ternyata Nicky terlihat sangat imut jika sedang ngambek. Shane
menarik lembut lenganku seolah bukan dia namun genggaman mom. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> @<st1:place w:st="on"><st1:placename w:st="on">Elizabeth</st1:placename>
<st1:placename w:st="on">Room</st1:placename></st1:place><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Kuperhatikan seluruh bagian ruangan ini. Ruangan yang nyaman berwarna
ungu muda dengan suasana ala Eropa. Di sisi kiri, terpajang beberapa foto.
Salah satunya, tergantung foto seorang gadis muda yang kurasa itu adalah
Ms.Elizabeth waktu remaja. Di sisi seberang, berbaris beberapa mini cupboard
dengan sangat rapi. Namun dari segala isi ruangan yang ada, sebuah benda yang
terletak paling sudut sisi ruangan berhasil menyita perhatianku sejenak. Benda
berukuran besar berwarna hitam mengkilat. Di sampingnya, terdapat
lembaran-lembaran not lagu yang kurasa ‘not easy!’ <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
“Ehm..” seorang wanita jangkung mengenakan blazer ungu tua berjalan
perlahan menuju kursi ruangan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Itu Ms.Elizabeth.” bisik Shane.
Ternyata foto seorang gadis yang kulihat tadi berbeda dengan wanita itu.
Tetapi, jika diperhatikan lebih dalam, ada sebuah kemiripan di antara mereka
berdua. Ya! Senyumnya! Wanita itu tiba-tiba saja tersenyum sambil
mempersilahkan kami untuk duduk di sofa berwarna hijau toska. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Are you Chisela Misery?”
tanyanya memecah keheningan suasana yang sedikit dibisingkan suara seekor
kucing <st1:place w:st="on"><st1:country -region="-region" w:st="on">Persia</st1:country></st1:place>
yang mungkin miliknya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Yes, <st1:state w:st="on"><st1:place w:st="on">miss.</st1:place></st1:state>” Aku sedikit tergagap. Lagi-lagi
wanita itu tersenyum. Entah apa yang membuatnya senang sekali tersenyum. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Baiklah, sebelumnya perkenalkan,
nama saya Elizabeth Fawn Grumble. Saya seorang guru musik kamu nanti jika sudah
menapaki grade XII.” Ucap wanita itu. Oooh, jadi benar dia yang bernama <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Elizabeth</st1:city></st1:place>. Dinginnya
ruangan ditambah turunnya rintikan hujan membuatku menggigil sehingga Shane
memberikan sweaternya padaku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Err, tidak perlu.” Tolakku mendelik.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Atau yang tebal?” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Baiklah, aku kalah. Akhirnya aku
mengambil sweater dan memakainya walau sedikit terpaksa. Ah, beruntung
sweaternya ini tidak terlalu besar untukku. Hanya sedikit gombreng pada bagian
lengannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
“Minggu depan, sekolah kita mengadakan festival seni antar SMA. Sebagai
guru musik, festival kali ini saya ingin menambahkan beberapa penampilan yang
berbeda dari biasanya. Saya memanggil kalian berdua berharap kalian bisa
berkolaborasi suara ataupun musik. Saya harap, Ms.Misery dapat memanfaatkan
kemampuannya dalam acara ini.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Seperti mendengar dentuman meriam
di kutub utara, dengan refleks aku berteriak, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Dengan benda yang di sudut <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">sana</st1:city></st1:place>?” tunjukku mengarah
benda di sudut ruangan. Shane dan Ms. Elizabeth hanya tertawa kecil seolah aku
sedang melihat seorang bayi yang memanjat tebing. Ms.Elizabeth mengangguk
kecil. Looh, dari mana dia tau aku bisa bermain piano? Sedangkan aku tak pernah
mengenalnya. Yang parahnya, mungkin permainanku macet-macet gara-gara aku
jarang mengikuti les piano kembali. Kesibukan di sekolah berhasil mengalahkan
hampir semua aktivitas ku sehari-hari. Sampai-sampai aku harus menahan
keinginanku untuk menutup telinga ketika omelan mom menghujam atas kurangnya
aku dalam membagi waktu, bahkan untuk keluarga sekalipun. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Baik, kalian berdua silahkan
kembali ke kelas. dan ingat Ms. Misery, besok sebelum pelajaran dimulai, temui
saya di ruangan ini.” Aku mengangguk menyanggupi permintaan Ms. Elizabeth. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
“Apa aku bermimpi? Ini festival sedangkan aku masih anak ingusan!”
lirihku. Aku masih tak yakin, sepetinya Ms. <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Elizabeth</st1:city></st1:place> salah memilih pasangan untuk Shane.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Jika kamu yakin, pasti bisa.”
Ucap Shane memberiku motivasi. Aku berpikir mencoba mencerna dalam-dalam apa
yang diucapkan Shane barusan. Aku mengggelengkan kepala, dan aku sadar aku
sangat pesimis. Shane menarik napas dalam-dalam, lalu mengeluarkan secara
perlahan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Look at me, please! Kamu tidak
tampil sendirian. But, with me. And i sure, everything will be okay.” Entah
mengapa seakan-akan mata Hazel Green-nya menusuk kecemasanku, meyakinkan
keraguanku, membangkitkan kepercayaan diriku yang perlahan-lahan menghilang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kurasa, kamu benar. Baiklah, aku
akan berusaha semaksimal mungkin. Lalu, apa rencana kita selanjutnya?” tanyaku
sambil mengeluarkan dua bungkus permen gula. Aku memberikan satunya pada Shane. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kita tunggu instruksi dari
Ms.Elizabeth dulu. Aku tidak mau gegabah mengambil rencana. O iya, masih ingat
jalan untuk kembali ke kelas?” goda Shane sambil membuka bungkus permen gula
yang kuberi padanya tadi. Haish! Dia kira aku seumuran apa sama nenek dip anti
jompo itu??! aku mengangguk meyakinkannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Tentu saja, baiklah aku duluan
ke kelas ya. Bye.” Aku berbelok ke arah kanan koridor kelas. Terakhir kulihat, Shane belum beranjak dari tempatnya berdiri seolah memastikan aku
tidak tersasar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Saat aku sedang melewati taman, seorang gadis berbalut syal pink tua
duduk sendirian. Aku ingin menyapanya, namun nuraniku menolak. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Emm, hi, are you fine?” sapaku
memastikan keadaanya. Dia menoleh, sementara aku kaget tidak percaya dengan apa
yang kulihat. Ternyata Nicole. Tampak matanya sembab, kantung matanya
membengkak menghitam, dan tisu sudah bececeran di lantai. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Nicole, apa yang terjadi?”
segera kuambil sapu tangan milikku di dalam kantung seragamku. Syukurlah, dia
tidak lagi menangis. Namun sesekali sesegukannya masih terdengar. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Nicole, dengarlah, walaupun kamu
menganggapku tidak acuh, namun aku masih tetap ada untuk mendengar keluh
kesahmu. Di manapun dan kapanpun. Aku selalu siap.” Jelasku, semoga apa yang
kukatakan barusan dapat memperbaiki keadaan secara perlahan. Nicole
menghadapkan wajahnya ke arahku. Namun hanya untuk mengembalikan sapu tangan
yang kupinjamkan untuknya. Lalu, dia pergi begitu saja. Kurasa, dia perlu waktu
untuk sendiri, merenungi masalah yang hanya salah paham saja. Tuhan, ku harap
pertolonganmu segera datang. Aku segera kembali ke kelas sebelum terlambat
masuk pelajaran Mr. Patrick. Semoga Nicole sudah berada di kelas. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
@Break Time<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Kulihat Mark, Nicky, <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>
dan Shane sedang berkumpul bersama di perpustakaan. Seperti yang kuduga, yang
serius untuk membaca hanya Shane dan Mark saja. Sementara Nicky dan <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city> asyik menggossip
dengan cara yang aneh! Berbisik! Strange men!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Mark!” panggilku sepelan mungkin
sehingga tidak membuat petugas marah. Mark yang sedang tenggelam dalam buku
biologinya mengangkat setengah wajahnya yang tertutup buku. Kuhampiri Mark yang
sedang membaca sambil berdiri tak jauh dari posisi Shane berada. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Mark, kamu harus tau hal ini. Emm,
tadi aku melihat Nicole menangis di taman sekolah. Aku sudah berusaha
menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, namun Nicole masih bersikap dingin. Tolonglah,
dan kurasa ini kesempatan terbaikmu untuk mendekatinya. Cobalah ke kelas nya,
temui dia. Sebelum itu, kamu harus membawa coklat kesukaannya. Seingatku dia
suka banget sama coklat ‘<i>Godiva</i>’ yang waktu itu dibeli pamannya di
Belgia.” Jelasku sejelas-jelas mungkin. Mark hanya diam sambil berpikir. Sudah kuduga
pasti dia akan mengatakan sesuatu, “Beliin coklatnya mah aku sanggup, cuma di
mana??”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Iya juga sih ya, Belgia mah
kejauhan belinya! Sedangkan kita di <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">London</st1:place></st1:city>.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
“I know where we can buy that chocolate!” tiba-tiba <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city> menyeletuk. Ya ampun! Ternyata Bryan
dan Nicky dari tadi nguping pembicaraan kami! Mark mengangangkat alisnya. Setelah
Bry menjelaskan di mana kami bisa mendapatkan coklat itu, kami sepakat untuk
pergi bersam-sama. Hari ini juga! Demi Nicole! <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">*Esok hari*<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Sebelum Nicole datang, aku memastikan coklat itu sudah ada di laci nya. Oh
Mark, you’re so sweet! Hahaha…. Pakai surat-suratan segala lagi! Tapi , it’s no
problem! Hitung-hitung Pedekate, wkwkwkw. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
“Bagaimana? Berhasil? Atau malah dikacangin?” aku terburu-buru mencoba
mengimbangi jalannya Mark yang sangat cepat. Tiba-tiba dia berhenti lalu
menghadap wajahku yang tingginya hanya sebahu Mark. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Thanks, Chisel! Atas bantuanmu,
aku bisa mengajaknya dinner malam ini! Dia meman butuh teman, mungkin selain
kamu. Maaf, bukan maksud menyinggung. Masalahnya sekarang, dia masih bingung
untuk meminta maaf padamu. Tapi belum ada waktu yang tepat.” Mark mencoba
mengatur napasnya karena sangat gembira nya. Baiklah, aku juga senang
mendengarnya. Jadi tidak usah repot-repot untuk mendekatkan Mark pada Nicole. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
“Beruntung sekali Nicole bisa diajak dinner sama cowok ganteng. Mancung lagi!”
ocehku sendirian berjalan menuju gerbang sekolah. Dari belakang seseorang
mengejutkanku sehingga aku hampir terjatuh ke arah depan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Pulang bareng yuuk??” tawarnya,
yang tak lain dan tak bukan adalah <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>.
Saat ini Bry kuanggap sebagai sahabat keduaku selain Nicole. Dia juga kuanggap
sebagai kakak angkatku. Sikapnya yang humoris kadang membuat hariku menjadi
jauh dari rasa jenuh. “Baiklah, tapi gratis <st1:place w:st="on"><st1:state w:st="on">kan</st1:state></st1:place>?” candaku sehingga membuatnya
terpingkal-pingkal. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Apa sih yang enggak buat tuan putri?”
gombalnya membuatku ingin muntah. Jujur ya, sebenarnya aku tidak suka
digombalin apalgi dirayu-rayu paksa! Hahaha!! Dia menyuruhku menunggu sebentar
karena harus mengeluarkan mobilnya dahulu. Ketika aku hendak duduk di halte
bus, seorang cowok menghampiriku dengan senyumnya yang, ah, sangat manis! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Emm, pulang bareng yuk?”
ajaknya. Aduhh, kenapa sih selalu saja di saat yang tidak sangat tepat? <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Maaf ya Shane, bukannya aku
menolak tapi aku sudah mengiyakan ajakan <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>
lebih awal.” Entah mengapa aku sangat tidak enak hati pada Shane. Seandainya Shane
lebih dulu dari Bry… Tiin tiiin!! Bunyi klakson dan deru mobil Bry terdengar
menyuruhku segera masuk ke mobil. Aku segera pamit pada Shane sambil meminta
maaf untuk yang kesekian kalinya. Ketika aku melihat Shane di balik kaca
jendela mobil, dia segera bergegas pergi dengan wajah sedikit kecewa. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Wah wah wah!! Banyak banget
konflik nya ya?? Mulai dari Nicole sampai Chisel pun ada. Tapi itu si Nicole
enak banget ya diajak dinner sama Mark :3 itu si Shane kenapa lagi masang wajah
murung ketika Chisel tidak bisa menerima ajakkanya dengan alasan yang jelas?? Bingung
<st1:state w:st="on"><st1:place w:st="on">kan</st1:place></st1:state>?? Ikutin terus
ya ceritanya, part 8 menyusuuul, babay!! ;)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Thanks before, Bella. <o:p></o:p></span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08261033458974540428noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3346148523224004135.post-68715230279026756132012-08-08T01:06:00.002-07:002012-08-27T08:45:29.382-07:00Everything About Fool Again<span style="color: purple;">Assalamu'alaikum, Wr. Wb</span><br />
<span style="color: purple;"><br /></span>
<span style="color: purple;">Oke everyone! Sambil nunggu FF part 7 keluar, mending fresh-in mata dulu liat foto-foto VC Fool Again Westlife :) + lirik lagunya looh! Fool Again ini adalah lagu Westlife paling supeer duuupeeeer favorite aku!! Whehe, paling senengnya lagi nih, salah satu member Westlife kesukaanku ----> SHANE STEVEN FILAN juga SUKA LAGU FOOL AGAIN!! Lagu ini adalah lagu westlife favoritenya :D Menurutnya nih ya, lagu ini penuh makna banget (bener!!) Nah, pada penasarankan (Westlifers pasti enggak -_-") hehe, let's cekidot! </span><br />
<span style="color: purple;"> </span><br />
<span style="color: purple;"> </span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="color: purple;"><b>---> Nah, ada yang tau ini sopo??? hahaha, itu Kian Egan! Yang udah pernah liat VC Fool Again nya Westlife pasti tau tempat apa ini! Ini di gedung di Meksiko (padahal gak tau nama gedungnya --") Ceritanya si Kian lagi sok-sok an mau fashion show di sini *ngawur* dia nya takut LOL! liat aja tuh gayanya :p</b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjq58E5FXiMbO1ga7YJLmKd_fXH71H0RlKescW9ESPgL1VPkYdix15KZRwOLQdQDYHXN7V-VPC4oZ6FtLThsddntjt-uetJ0wpp4RlhhpFmirpgHhjduDBTuq9vGbopU1fBo7Dh96YDEEk/s1600/hey+kian!.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="237" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjq58E5FXiMbO1ga7YJLmKd_fXH71H0RlKescW9ESPgL1VPkYdix15KZRwOLQdQDYHXN7V-VPC4oZ6FtLThsddntjt-uetJ0wpp4RlhhpFmirpgHhjduDBTuq9vGbopU1fBo7Dh96YDEEk/s320/hey+kian!.jpg" width="320" /></a></div>
<b><span style="color: red;">Kian John Francis Egan</span></b><br />
<br />
<br />
<span style="color: purple;">Lanjuut?? capcuss ciin! </span><br />
<span style="color: purple;"><br /></span>
<span style="color: purple;"><b>--> Nah yang ini ngakak banget deng aku liatnya!! HAHAHA.... si Bryan (Brian) ngefans banget ama SuperMan padahal dia phobia KETINGGIAN! Liat aja tuh, mau berdiri aja gemeteran sampai-sampai merangkak kayak Koa *maap* :p Beneran deh, sampai pusing perutku kalau ngeliat foto ini! HAHAHA *capslock error*</b></span><br />
<span style="color: purple;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAMcMbE4gc5bGPQRZfTzgRB1AFrnATw_vpUT8X7w_EiLcgVeDiIvWb4vyT47sHfaQm7oDHPy8vxewK6sXm-XfcJctwDQozY68p31gucdL9M3m-eykQWXkq6SnJTV3DnSGe5yRkMppkuOU/s1600/whats+up,+bry.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="243" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAMcMbE4gc5bGPQRZfTzgRB1AFrnATw_vpUT8X7w_EiLcgVeDiIvWb4vyT47sHfaQm7oDHPy8vxewK6sXm-XfcJctwDQozY68p31gucdL9M3m-eykQWXkq6SnJTV3DnSGe5yRkMppkuOU/s320/whats+up,+bry.jpg" width="320" /></a></div>
<span style="color: purple;"> </span><b><span style="color: red;"> Brian Nicholas McFadden </span></b><br />
<b><span style="color: red;"><br /></span></b>
<span style="color: purple;">Next!! Warning, jika anda melihat foto ini anda akan merasa jatuh cinta yang berlebihan atau over dosis! peace!</span><br />
<br />
<b><span style="color: red;"><br /></span></b>
<span style="color: purple;"><b>----> Ini baru orang unyu :3 Lihat aja tuh mukanya!! Yap! Siapa lagi kalau bukan Shane Filan <3 Hehehe, aku paling suka Shane di VC ini dan If I Let You Go! Macho abis boooo :D Rasanya pengen nyubit pipinya yaahhh! Eh engga deng, entar ada yang ngamuk *lirik Gillian* Peace Gill ;)</b></span><br />
<b><span style="color: red;"><br /></span></b>
<b><span style="color: red;"><br /></span></b>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv9fFqoyfysLBDZ5qaNLPaf2SwLiNZbMiXuMtfDyE9HwWbqhnPan7-su77gTl5vriB275qXl3qAo3s7UZBJU2HLuU2gDzDrH8WIFL3Dm-kRaDkSBsR0SdB17uOLogXW0kpx1PIEVUsAIM/s1600/shane+on+fool+again.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv9fFqoyfysLBDZ5qaNLPaf2SwLiNZbMiXuMtfDyE9HwWbqhnPan7-su77gTl5vriB275qXl3qAo3s7UZBJU2HLuU2gDzDrH8WIFL3Dm-kRaDkSBsR0SdB17uOLogXW0kpx1PIEVUsAIM/s320/shane+on+fool+again.png" width="299" /></a></div>
<b><span style="color: red;"> Shane Steven Filan</span></b><br />
<b><span style="color: red;"> </span></b><br />
<b><span style="color: red;"><br /></span></b>
<span style="color: purple;">Maap ya kalau Nicky sama Mark ga ada yang sendiri .. Tapi ini ada yang rame-rame kok :3 Look!! </span><br />
<span style="color: purple;"><br /></span>
<span style="color: purple;"><b>---> Whaha, ternyata ada juga ya cowok ganteng yang galau?? Apalagi si Nicky nooh, mukanye melas amat :3 ckckck ._. Padahal banyak yang ngantri nooh! *kabuur* Nah yang di depan Bryan itu mah beruntung banget aku capture juga dia! Wkwkw, seandainya anak kecil itu diganti aku yang lagi pasang muka unyu sambil bergaya V peace , HAHAHA -_-" </b></span><br />
<span style="color: purple;"><br /></span>
<span style="color: purple;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhr8IcWdqnN1qQztBKUV-njYgSGtgJdj-FrpSrcYenuAoehZV3i6T4inw9HwYWNWLlYW4chRSLhF5_KVTaSaJIM8RoLOgAkcwYq1W-NEa4ttrGQZpYfU2YkwXPUZGBnyC2JzWYolKo-fT0/s1600/galau+haha.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="130" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhr8IcWdqnN1qQztBKUV-njYgSGtgJdj-FrpSrcYenuAoehZV3i6T4inw9HwYWNWLlYW4chRSLhF5_KVTaSaJIM8RoLOgAkcwYq1W-NEa4ttrGQZpYfU2YkwXPUZGBnyC2JzWYolKo-fT0/s400/galau+haha.png" width="400" /></a></div>
<span style="color: purple;"> </span><span style="color: red;"><b>Kian Egan Nicky Byrne Brian McFadden</b></span><br />
<span style="color: red;"><b><br /></b></span>
<span style="color: red;"><b><br /></b></span>
<span style="color: red;"><b><br /></b></span>
<span style="color: purple;"><b>---> Jiaahhh itu melet apa melet??? Melet orang kali ya?? HAHA...</b></span><br />
<span style="color: red;"><b><br /></b></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJI85PTYJP8XFiQvG1pfZuTlXQBEjJ72q-idqRL_uJ50SUjlftNSUJgml60lwRZ1-S4iTuGMgYVUA5V1lIR6KK3H6D3hc8NLy7zn2IDOFe15aUG8OXrhXG8FRMlhNLAg1Gz1jY4HZoyGU/s1600/bryan!.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJI85PTYJP8XFiQvG1pfZuTlXQBEjJ72q-idqRL_uJ50SUjlftNSUJgml60lwRZ1-S4iTuGMgYVUA5V1lIR6KK3H6D3hc8NLy7zn2IDOFe15aUG8OXrhXG8FRMlhNLAg1Gz1jY4HZoyGU/s320/bryan!.jpg" width="320" /></a></div>
<span style="color: red;"><b> Brian McFadden</b></span><br />
<span style="color: red;"><b><br /></b></span>
<span style="color: red;"><b><br /></b></span>
<b><span style="color: purple;">---> Nah, gambar ini pas reff pertama :) Yang keren itu, pas Shane dan Nicky berpelukaaan *peyuuukkk* :3</span></b><br />
<span style="color: red;"><b><br /></b></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi24FQ8V8i6AOb-2bj3R7mGS4mwbf0ACJGOzGHKlzpfa7r5UlJw7oWHDf0D7xLHbdVjY_4al_514eegMClTLW7ZBEJwpL5N8gk9FM-OFUn52LjM7rc8GA0knSqaoxGP1pYXMnYjT3y1lmE/s1600/HAHAHA.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="201" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi24FQ8V8i6AOb-2bj3R7mGS4mwbf0ACJGOzGHKlzpfa7r5UlJw7oWHDf0D7xLHbdVjY_4al_514eegMClTLW7ZBEJwpL5N8gk9FM-OFUn52LjM7rc8GA0knSqaoxGP1pYXMnYjT3y1lmE/s320/HAHAHA.png" width="320" /></a></div>
<span style="color: red;"><b><br /></b></span>
<b><span style="color: red;"><br /></span></b>
<b><span style="color: red;"><br /></span></b>
<b><span style="color: purple;">----> Lagi nge-capture video nya, eehhh dapat yang ini! suka banget, soalnya mereka keliatan banget sahabatnnya :)</span></b><br />
<b><span style="color: red;"><br /></span></b>
<b><span style="color: red;"><br /></span></b>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFEsM6NwNrET1Vpbsz8R6mFp3CJuxXDM2tfUVbs4FGGsKCAtI0YVNYOfx5DAf2tsWa_lMLmnpJDvdey904g-d31T8dz8Ned2kmzAA9URpiPuCSyFDjQJeCWZ8w7hkn1xUhxryhnrhrNUA/s1600/shane+and+nicky.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="272" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFEsM6NwNrET1Vpbsz8R6mFp3CJuxXDM2tfUVbs4FGGsKCAtI0YVNYOfx5DAf2tsWa_lMLmnpJDvdey904g-d31T8dz8Ned2kmzAA9URpiPuCSyFDjQJeCWZ8w7hkn1xUhxryhnrhrNUA/s320/shane+and+nicky.jpg" width="320" /></a></div>
<b><span style="color: red;"> Shane Filan & Nicky Byrne</span></b><br />
<b><span style="color: red;"><br /></span></b>
<b><span style="color: red;"><br /></span></b>
<span style="color: purple;">Well, segini dulu fotonya ya. Entar malah pada mabuk cinta lagi, upps :D Ini ada Video Fool Again , Selamat menyaksikan yeee :3</span><br />
<span style="color: purple;"><br /></span>
<span style="color: purple;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/I5Hmqoh9Vy0?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>
<span style="color: purple;"><br /></span>
<span style="color: purple;">Kalau belum tau liriknya dan saya adalah seorang yang baik hati, suka menolong dan rajing menabung, saya kasih liriknya pada pembaca :) </span><br />
<span style="background-color: white;"><span style="color: purple;"><br /></span>
<span style="color: purple;">[Shane]: </span></span><br />
<span style="background-color: white; color: purple;"><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;"><b>Baby, I know the story </b></span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">I've seen the picture </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">It's written all over your face </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">Tell me, what's the secret </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">That you've been hiding </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">Who's gonna take my place </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">I should've seen it coming </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">I should have read the signs </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">Anyway...I guess it's over </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><br />[All] chorus :<br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;"><br /></span></span><br />
<span style="background-color: white; color: purple;"><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">Can't believe that I'm the fool again </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">I thought this love would never end </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">How was I to know </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">You never told me </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">Can't believe that I'm the fool again </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">And I who thought you were my friend </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">How was I to know </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">You never told me </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><br />[Shane]:<br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">Baby, you should've called me </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">When you were lonely </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">When you needed me to be there </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">Sadly, you never gave me two many chances </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">To show how much I care </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">I should've seen it coming </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">I should have read the signs </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">Anyway...I guess it's over </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><br />[All]:<br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">Can't believe that I'm the fool again </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">I thought this love would never end </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">How was I to know </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">You never told me </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">Can't believe that I'm the fool again </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">And I who thought you were my friend </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">How was I to know </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">You never told me </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><br />[Mark]:<br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">About the pain and the tears </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">Oh, Oh, Oh </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;"><br /></span></span><br />
<span style="color: purple;"><span style="background-color: white; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">[All]:</span></span><br />
<span style="background-color: white; color: purple;"><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">If I could, I would </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">Turn back the time </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><br />[Shane]:<br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">I should've seen it coming </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">I should have read the signs </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">Anyway...I guess it's over </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><br />[All]:<br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">Can't believe that I'm the fool again </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">I thought this love would never end </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">How was I to know </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">You never told me </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">Can't believe that I'm the fool again </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">And I who thought you were my friend </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">How was I to know </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">You never told me </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">Can't believe that I'm the fool again </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">I thought this love would never end </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">How was I to know </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">You never told me </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">Can't believe that I'm the fool again </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">And I who thought you were my friend </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">How was I to know </span><br style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 16.25px;" /><span style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; font-weight: bold; line-height: 16.25px;">You never told me </span></span><br />
<span style="color: purple;"><br /></span>
<span style="color: purple;">Time to babaaay :) Thanks for your attention, and see you next time with me ;) </span><br />
<span style="color: purple;"><br /></span>
<span style="color: purple;"><br /></span>
<span style="color: purple;"><br /></span>
<span style="color: purple;"><br /></span>
<span style="color: purple;"><br /></span>
<span style="color: purple;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<object class="BLOG_video_class" contentid="UPLOADING" height="266" id="BLOG_video-UPLOADING-0" width="320"></object></div>
<span style="color: purple;"><br /></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08261033458974540428noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3346148523224004135.post-21562183535500032622012-08-06T02:53:00.002-07:002012-08-06T02:53:40.140-07:00Puzzle Of My Heart *Part 6*<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="color: blue; font-size: 16.0pt;">#6 Sepucuk Surat
Cinta<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: blue; font-size: 16.0pt;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: blue; font-size: 16.0pt;"> </span><span style="color: purple;">Tak berbeda
dari hari kemarin, aku kembali berjalan menuju kelas seorang diri. Tak seperti
biasanya pula selalu ditemani Nicole dengan sambutan senyumnya yang hangat. Sangat
tak nyaman jika aku harus menjauh darinya untuk sesaat atau selamanya. Berapa menit
ketika aku hendak meletakkan tas, tampak sekelebat bayangan seseorang (bukan
hantu ya!) dengan cepat keluar kelas. Whaat?? Who is?? Aku mulai berpikiran
macam-macam. Oh, c’mon Chisel!!! Everything is okay! Aku mulai menenangkan diri
yang sedikit parno melihat hal tadi. Kebetulan lampu kelas dalam keadaan redup,
jadi penglihatanku sedikit terganggu. Ketika aku sedang meletakkan kamus bahasa
inggris di laci meja, tiba-tiba tanganku mendapatkan sesuatu yang aneh. Jangan-jangan
ada cecurut ngumpet lagi?!! *trauma*. Namun ternyata, aku mendapatkan secarik
amplop berwarna merah muda berbentuk hati. *ehem eheem. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“For me??” gumamku. Aku mencoba
melihat isi amplop itu, sayangnya seorang cowok memanggilku untuk keluar kelas.
Tanpa sadar, aku meninggalkan <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">surat</st1:place></st1:city>
itu dengan sembarang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
“<st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>? <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Ada</st1:place></st1:city> apa? Tumben pagi-pagi
ke sini?” ternyata Bry dengan wajah cemas menghampiriku tanpa alasan. Dia menarik
lenganku untuk mengikuti langkahnya entah ke mana. dengan tak terduga, dari
sisi kiri, Nicole baru datang bersama seorang temannya. Dia melihatku bersama <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city> dan tiba-tiba
wajahnya sangat masam. Aku hanya bisa diam melihatnya bersikap seperti itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">@Neoclassical Park<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
“Bry, ada apa sih? Lepaskan dulu tanganku!” lalu Bry melepaskan
genggamannya dan menghadapkan wajahnya padaku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Gue ke sini cuma mau nanya
sesuatu sama lo. Gue harap elo jawab jujur sama gue. Janji?” Bry mengulurkan
kelingkingnya pertanda aku harus menepatkan ucapannya tadi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Tapi, aku hanya diam. Jujur saja,
aku masih tak mengerti apa yang dimaksud <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Baiklah…” aku menyambut kelingkingnya dengan senyum
kecut. Kicauan burung merpati pagi itu seolah menjadi penghiburku kali ini. Entah
mengapa aku menjadi tak semangat, diriku sendiri bingung apa yang tengah
terjadi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Shel, kemarin kenapa lo nangis? Jujur
ya. Kalau lo mau cerita sama gue, gue selalu siap. Tapi, kalau enggak juga gak
apa-apa.” <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>
bertanya dengan sikap yang kuyu tidak seperti biasanya. Nangis?? Ternyata dia
masih ingat kejadian kemarin. Padahal aku mencoba untuk melupakan hal itu. Dengan
sabar, <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>
masih menunggu jawaban dariku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Eerr, enggak kenapa-kenapa kok. Udah
deh, lupain aja.” Aku mencoba mengalihkan perhatiannya. Namun Bry masih diam
seolah tetap pada pendiriannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Gue gak yakin, Shel. Kenapa sikap
lo sama gue akhir-akhir ini beda? Gak seperti biasanya.” Aku menarik napas
panjang lalu menghela, “Oke Bry, tapi gue mohon kamu jangan marah ya. Sebenarnya,
kemarin Nicole marah sama aku gara-gara lupain janjinya yang bentrok dengan
janji aku sama mu. Karena sudah terlanjur ikut kamu, aku terpaksa ninggalin
Nicole. Dan sampai saat ini Nicole masih bersikap tak acuh padaku.” Aku mencoba
menahan desakan air mata dan sesaknya napas di dada. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
“That’s means, I was wrong! Chisel, kalau elo bilang dari pertama gue
juga gak bakal maksa.” Terlihat Bryan sangat menyesal. Begitupun denganku. Namun
apa daya, nasi sudah menjadi bubur, dan waktu takkan bisa berputar kembali. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Chisel, maafin gue. Gue janji
gue bakal bantuin elo buat baikan sama Nicole.” Sekali lagi Bry memelas memohon
padaku. Sebenarnya sangat tidak tega melihat dia seperti itu, namun emosi masih
menguasai pikiranku, dan keadaanku semakin tidak stabil. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Aku kembali teringat dengan sepucuk <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">surat</st1:place></st1:city> yang kutemukan tadi pagi. Namun, aku
tidak menemukan <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">surat</st1:place></st1:city>
itu kembali. Mana kelas lagi rame! Tak terduga, seseorang berdiri dihadapanku
sambil memegang sesuatu yang sepertinya kukenal. IT’S MY LETTER! Aku terkejut,
Nicole! Sekarang <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">surat</st1:place></st1:city>
itu ada di tangannya. Ya ampun, kenapa aku bisa teledor sih! <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Surat</st1:city></st1:place> itu sepertinya privacy dan aku ceroboh
meletakkannya dengan sembarang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Chisela Misery! Maaf ya, aku
sudah baca duluan. Sebenarnya aku tak tau untuk siapa <st1:city w:st="on">surat</st1:city>
ini, so aku enggak salah <st1:state w:st="on"><st1:place w:st="on">kan</st1:place></st1:state>??
Dan ternyata untuk mu. Ternyata sudah kuduga lebih dahulu, pasti kamu ada
hubungan dengan dia!” Nicole melempar
suratnya ke wajahku. Tidak kusangka-sangka, sebegitukah Nicole menyikapi
masalah ini? Rasanya aku ingin bertukar kehidupan dengan Koa yang masih kecil
dan tak mempunyai masalah. Namun mustahil rasanya. “Maksud mu apa??” aku balik
bertanya. Nicole hanya tertawa hambar dan menjamkan tatapannya padaku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Baca aja sendiri! Atau perlu aku
bacain di depan mereka semua????!!” terlihat Nicole mengancam sehingga
membuatku bermohon padanya untuk tidak senekat itu. “Palingan dari cowok kamu
itu, BRYAN MCFADDEN!” timpal Nicole sebelum dia mengehentakkan kursinya lalu
berjalan ke luar kelas. semua mata di kelas tertuju padaku. Aku hanya
menundukkan kepala lau berjalan loyo menuju toilet. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Gedebuukdunggcesstingg!!! Yess, akhirnya aku kembali jatuh mirip orang
idiot! *depresi* “Loh, Chisela <st1:state w:st="on"><st1:place w:st="on">kan</st1:place></st1:state>?”
Tanya seseorang di depanku bersama satu orang teman di sampingnya. “Loh, Mark,
Nicky. Kalian ngapain ke sini?” aku balik bertanya. Mereka berdua saling
bertatap wajah dan tersenyum tipis. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Gue malah mau ketemu sama lo. Beruntung
udah ketemu duluan. Lagian, gue juga lupa di mana kelas lo.” Jawab Mark. Aku yang
tadinya mau ke toilet jadi nge-gossip sama dua cowok ganteng ini *eh. “Emang
ada apa?” tanyaku. Mark tampak malu-malu dan mengisyaratkan Nicky untuk
menjelaskan semuanya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Emm, begini, Shel. Mark ini mau
minta tolong sesuatu sama kamu. Dia lagi falling in love sama sahabatmu itu, si
Nicole. And finally, Mark dengan mantap pengen nembak si Nicole.” Aku hanya
melongo mendengar apa yang diucapkan Nicky barusan. Seolah tidak percaya, aku
menggoyang-goyagkan telingaku agar tidak salah dengar. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“SERIUS? MARK MAU NEMBAK NICOLE?”
teriakku yang membuat siswa-siswa yang melintas kecewa mendengarnya. Maybe,
mereka suka juga kali sama Mark dan patah hati mendengar itu. Nicky dan Mark
menarik tanganku. Mau dibawa ke mana lagi??!!! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
“Chisell yang cantik, baik hati, dan rajin menabung. Bantuin gue ya ya.
Ntar gue beliin coklat deh, ya ya yaaa, please, ayo dong Shel jawab. Ya ya
ya??? Ya ya??” Mark menyerocos sedemikian sehingga aku dan Nicky melongo. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Gimana aku mau jawab, kamunya
nobros sampai nabrak tembok gitu! Maaf Mark bukannya aku tidak mau, tapi…. Aku dan
Nicole sedang ada masalah, so, it’s impossible.” Aku merasa tidak enak pada
Mark. Padahal sepertinya dia sudah sangat berharap, tapi mau gimana lagi? Sedangkan
Nicole judesnya tingkat dewa! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Masalah? Benarkah? Padahal kurasa
kalian tidak pernah ada masalah. Baiklah, aku tidak memaksa sekarang, artinya,
kalau kalian sudah baikan, kamu harus menolong aku.” Gumam Mark. Setelah itu,
Mark dan Nicky pamit pergi lebih dulu. Berhubung, di sini sepi, aku segera
membuka <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">surat</st1:city></st1:place> tadi
dengan jantung dag dig dug dan hati yang cenat-cenut. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Isi suratnya kira-kira seperti ini, <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="color: purple;">Ehm, hi, how are you chisel? <o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="color: purple;">first sorry, if I'm wrong to
give this letter to you. but, there is a very important thing I shall bring
again before it's too late. since first I saw and know yourself, suddenly I
feel my life is different. but for some reason, when I want to be close to you
all that it seems impossible. I'm afraid, you feel different to me with what I
feel at this time. but, honestly, I LOVE YOU. the millions who can not reveal
the reason why these feelings can occur. sorry, if I did not communicate
directly. once again, I love you and you do not need to know who I am because
soon you will know slowly.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="color: purple;">From: Mr.xxxxx<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Whatt???? Siapapun tolong
bangunkan aku sehingga aku tidak menghayal terlalu tinggi! Apa ini sekedar
mimpi?? Tiba-tiba aku teringat apa yang dibilang Nicole di kelas. apa benar ini
dari <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>? Ah,
aku bingung! Nama pengirimnya pakai kode lagi seperti di filem-filem! Huuh,
cobaan apa lagi sih yang harus kuhadapi? Tuhan, berikan pertolonganmu sekarang,
I need a miracle! <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Sekilas kulihat Nicole baru saja keluar dari ruang guru. Dengan terburu-buru
aku mencoba memanggilnya, “Nicoooolllee!!” Dia menoleh sebentar, namun beberapa
saat kemudian dengan jutek bebeknya dia melanjutkan langkahnya kembali. Aku
mencoba mendekatinya, “Nicole, tolonglah, kita selesaikan semua dengan kepala
dingin. Aku juga perlu alasanmu mengapa semua jadi begini. Hidupku jadi tidak
tenang, Cole. Tanpamu aku galau, aku selalu menyendiri.” Lunakku. Nicole hanya
diam dan memperlambat jalannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Hah? Galau? Bukakankah kamu
punya banyak teman dan cowok ganteng-ganteng itu?” timpal Nicole. Apa cowok? Siapa
sih? Aku tak mengerti apa yang dia bilang. Atau jangan-jangan… <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Chiseeeel!! Aku perlu bantuanmu
sekarang! Eh, hai Nicole. Ayo Shel. Please??” seseorang di belakang teriak
seperti melihat maling berkeliaran. <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city> lagi <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city> lagi. Ini anak
seperti aku aja emaknya! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Tuh <st1:state w:st="on"><st1:place w:st="on">kan</st1:place></st1:state>, udah ah aku jalan duluan. Selamat bersenag-senang!”
ucap Nicole sinis. Aku menghela nafas mencoba menahan emosi. Gara-gara Bry juga
sih! Ckckckc... Aku segera menarik lengan <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>
menjauh dari tempat tadi. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">
Sambil berjalan, aku ingin menanyakan <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">surat</st1:place></st1:city> tadi pada Bry. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Emm, Bry, apakah kamu hari ini
mengirim <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">surat</st1:city></st1:place>?”
tanyaku dengan hati-hati. “Memangnya kenapa?” jawabnya curiga. Aku segera memutar
otak mencoba mencari alasan yang tepat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Apa kamu kenal <st1:city w:st="on">surat</st1:city>
ini?” aku menyodorkan <st1:city w:st="on">surat</st1:city> itu pada <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>. Seketika itu juga <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place> ingin bicara, namun
sayangnya Shane segera datang menghampiri kami. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Maaf menganggu, Chisel, kamu
dipanggil Ms.Elizabeth ke ruangannya segera.” <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city> tampak sedikit gusar. “Baiklah, tapi
aku lupa di mana ruangan Ms.Elizabeth.” <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Biar aku yang antar!” jawab
Shane dan <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>
serempak. Aku hanya terdiam seolah tak percaya dengan apa yang mereka ucapkan. Dan
akhirnya Shane yang mengantarku namun anehnya, aku malah senang. What is this
sign? <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Waaa :3 Chisela Misery !! masalahnya jadi
makin rumit, tapi eehh cie cie, dia dapat <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">surat</st1:place></st1:city>
cinta tuh dari orang tak dikenal. Kira-kira siapa ya? Apakah benar <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>? Atau yang lain? Penasarankan??
Ikuti aja ceritanya yaa, Part 7 menyusul .. babayyy ;)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Thanks before, Bella.<o:p></o:p></span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08261033458974540428noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3346148523224004135.post-40985781041766085122012-08-04T01:10:00.002-07:002012-08-04T01:10:26.417-07:00Puzzle Of My Heart *Part 5*<br />
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">Maaf ya, part 5 vakum nya lama sekali :( saya sibuk, jadi harus curi2 waktu buat nulis. Tapi, pasti selesai kok ;) So, lets enjoyed my story!</span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: blue; font-size: 16.0pt;"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: blue; font-size: 16.0pt;">#5 <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: blue;"> </span><span style="color: purple;">Untuk hari
ini sang surya enggan untuk menampakkan dirinya. Seolah sedang beristirahat
sejenak dari kegalauan. Cuaca agak sedikit mendung, angin yang berhembus
kencang berupaya untuk menerbangkan payung yang sedang kugunakan. Aku yang
berjalan sendirian ditemani dinginnya hari dan beratnya buku. Kurasa, flu
kembali hadir tanpa izin ku dulu. Wajahku kini pasrah menyambut datangnya demam
dan flu yang telah lama kuhindari. Gairah hidup untuk saat ini tiba-tiba
menguap dengan sendirinya. Payung yang kupegang seperti memelas untuk
dilepaskan. Tanpa sadar, kulempar payung itu tanpa memperdulikan diriku
sendiri. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;"> Sepulang les tambahan di sekolah yang
membuat kepalaku sedikit atau mungkin sangat mumet, ditambah kembali ke rumah tanpa
jemputan pak Kevin atau Dad alias naik taxi atau malah jalan kaki! Tak
kuhiraukan dering hp agar aku tetap berkonsentrasi mencari tumpangan pulang.
Sangat gila jika aku harus berjalan kaki sampai rumah! Dari arah belakang,
sebuah mobil melaju kencang. Aku sadar, posisiku saat ini tidak jauh dari
genangan air hujan berwarna coklat. Sangat menjijikkan! Namun, kaki ini sudah
tak mampu lagi menghindar. Dan alhasil………………. Ceeeeeesss! OH MY GOD! Rasanya
seperti terguyur chocolate ice dicampur pupuk urea! Tanpa sengaja, aku bersin
sebanyak 5 kali! Tidak tau apakah flu ku bertambah berat atau air beceknya
masuk ke dalam organ tubuh (read: nose). Kulihat mobil itu berhenti tak jauh
dari tempatku berdiri sedang meratap tak jelas. Seseorang turun dari mobil
membawa dua buah payung yang satunya telah dipakainya. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;"> “Sorry, it’s my fault!” ucapnya mencoba
memperlihatkan wajahnya padaku yang tertutup payung. Dia memberikan satu
payungnya padaku dengan sedikit memaksa. “Cepat ambil ini! Dan masuklah ke
mobilku.” <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">Tanpa
suara, dia membantu membawa buku ku yang terjatuh nyaris rusak gara-gara
terkena air hujan. Aku segera masuk ke mobilnya. Setelah selamat dari bencana
“tidak pulang ke rumah”, aku mengambil tisu untuk membersihkan sisa-sisa
kotornya air tadi. Untuk saat ini kurasa dia menjelma menjadi “Angel” yang
mencoba menolong seorang perempuan <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">malang</st1:place></st1:city>
dipinggir jalanan yang kotor dilengkapi make-up lumpur seperti ikan lele
raksasa. Tak lama kemudian, si “Angle” itu masuk ke mobil dengan susah payah
sambil menggendong bukuku yang lumayan berat. Wajahnya tak terlihat karena
tertutupi topi yang sedang dipakai. Aku mencoba mengambil tisu untuk
membersihkan kotoran yang masih menempel di pakaianku seolah telah lekat tak
mau pergi. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;"> Ketika aku masih fokus untuk bersih-bersih, ternyata
mobil sudah melaju menembus derasnya hujan dan kencangnya angin. Disaat tanganku
ingin mengambil beberapa lembar tisu, tanpa sadar kotak tisu telah kosong
melompong! Tisunya telah lenyap masuk ke dalam tempat sampah berukuran kecil di
samping kaki ku! Ya Tuhaaaan!!! <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">“Butuh
tisu lagi? Nih.” Sodor orang itu. Dari arah samping, sepertinya aku kenal bentuk
hidung dan bibirnya, hehe. Sepertinya aku pernah bertemu sebelumnya. Namun, aku
sangat bodoh telah melupakan namanya. Hidungnya yang mancung, dan bibirnya yang
tipis melayang-layang dipikiran ku. Otakku mencoba mengingat siapa dia. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">“Err,
sepertinya aku mengenalmu.” Aku memancing percakapan lebih dulu. Kacang kacang
kacaaaaaangggggg….! Dia hanya diam menikmati indahnya gerimis yang mulai
mereda. Baiklah, sepertinya aku yang harus menahan rasa penasaranku dengan
menutup mulut. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">“Jangan
manyun dong, jelek!” tiba-tiba dia menyeletuk. Apaa?? Manyun?? Jeleek?? Ternyata
dia masih memperhatikanku *cieilaah* buktinya dia tau aku tetap cantik walau
berlumutan eh berlumuran! Aku hanya diam seolah balik mengacangi pernyataannya
tadi. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;"> “Kita memang pernah bertemu. Seingatku dua
kali, semoga benar.” timpalnya. Dua kali? Wait for a moment…. Ya ya! Aku baru
ingat! Dia yang mengantarku pulang ke rumah setelah MOS dan kita juga pernah
bertemu di toilet Foodcourt. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">“Shane ?”
dengan ragu-ragu aku mencoba menatap wajahnya. BERHASIL! Kini dia memalingkan
wajahnya padaku. Dan benar! aku ingat wajahnya, aku tau siapa dia. Lagi dan
lagi, dia hanya tersenyum tipis dan kembali menatap jalanan yang licin. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">“Emm,
benarkah?” aku mencoba memastikan agar hal memalukan tidak terulang untuk yang
kedua atau kesekian kalinya. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">“Ya,
kamu benar. Aku Shane Filan. Secepat itukah melupakan nama ku?” pertanyaanya
membuatku terpojokkan. Ya, aku hanya gadis yang sebelumnya tak pernah mau kenal
seorang lelaki. Bahkan namanya saja lupa walau sudah melihat wajahnya. Tetapi,
kali ini beda. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">“Mungkin,
otakku yang hampir meletus ini tak mampu untuk mengingat namamu dengan cepat.” Aku
mencoba beralih. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div align="center" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;"> “Happy Sunday day, dear!” sapa dad ketika
aku baru sampai di ruang makan. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">“You
too, dad.” Sepertinya dengan sepotong roti gandum dan coklat panas dapat
meringankan flu ku ini. Kali ini aku harus menahan emosi yang tidak tahan
mendengar kicauan Koa. “Ai hap a dleeem, a song to siingg, to hep mi cop, wit
aniting.” Ceracau nya. Mom yang melihat gelagatku agak risih mendengar Koa,
berusaha mendiamkannya agar aku tetap nyaman. Tapi apa boleh buat, namanya anak
kecil ya mau sampai kiamat pun gak bakalan didengerin! <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">“Arrrghhhh!!
Koa!! YOU CAN STOP??!! DON’T DISTRUB ME!” akhirnya aku meledak. Aku benar-benar
marah padanya. Saat itu, aku tak peduli dengan reaksi dad dan mom. Aku berlari
sambil membawa sarapanku yang masih utuh ke kamar di lantai atas. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;"> “Benar-benar pagi yang menyebalkan!” gerutuku.
Secara bersamaan, dering hp mengiringi kekesalanku. Tertera nama Nicole
memanggil. Mau tak mau, harus kuangkat. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">*Via Hp<o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">Nicole : Morning, Chisel. How about your life?<o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">Me : Iam so bad, now. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">Nicole : Really? Are you sick? <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">Me : Yes. only a slight fever and flu. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">Nicole : Oh, sorry. if you're not sick, I want to
take you to the boutique. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">Me : For what?? The party??<o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">Nicole : Maybe, so how?<o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">Me : Okay, I'm coming with you. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">Nicole : Is it true? I'm glad to hear it. I'll pick you
up at 3 pm. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">Sebenarnya,
sangatlah buruk jika aku harus keluar dengan kondisi yang tak memungkinkan. Namun
demi sahabatku, kuiyakan saja ajakannya walau berat. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">At 2 pm.
<o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;"> Tok tok tok…. Seseorang mengetuk pintu
kamarku. Aku mempersilahkan si pengetuk pintu itu untuk masuk sambil mencoba
bangun dari istirahat siangku. Ternyata mom. Seperti biasa, wajahnya selalu
dihiasi senyum yang sangat indah! <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">“Dear, mom
know you're sick. But, can you keep control of your emotions to your little
brother?” Tanya mom. Aku hanya terdiam. Aku mencoba mengingat apa yang telah
kukatakan pada Koa tadi. Mungkin sangat kasar. Mom mendehem beberapa kali
sehingga membuatku terpaksa menjawabnya. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">“sorry, mom.
I know, I was wrong. I will apologize to Koa.” <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">Mom
tersenyum mendengar ucapanku barusan. Tanpa diduga, Koa muncul di depan pintu. Aku
hanya mengangkat alis sambil berkata, <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">“If you
are truly my brother, come here.” Ku lihat senyum Koa merekah. Dia memelukku
sambil meminta maaf dengan <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">gaya</st1:city></st1:place>
cadelnya. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">“Iam
sorry, my lovely sister. I promise I will not disturb you again” <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;"> Tampak hp ku kembali bergetar. Koa segera
mengambil nya untukku. Tanpa sadar, dia membaca si pemanggil, “Bryan McFadden.”
Ucapnya polos. Beruntung, mom sudah keluar. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">“KOA! Please
do not call names. If mom heard how?” <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">Lagi lagi,
aku harus membentak Koa. Dia terlihat ketakutan sampai menjerit seperti habis
melihat sosok “Beautiful In White”. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">“Maaf,
Koa salah. Maapin Koa ya kak?” ucapnya memelas. Ya Tuhan, sangatlah lelah jika
seperti ini. “Baiklah, pergilah mandi. Setelah itu kamu boleh ke sini lagi.” <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">Segera kuangkat
telepon dari Bry dengan mata sayu dan mulut yang kering. Ternyata Bryan
mengajakku pergi menemaninya ke bandara menjemput neneknya. Akhir-akhir ini aku
dan <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>
memang dekat. Entah mengapa itu bisa terjadi. But we're just friends. Tanpa sadar
aku iyakan ajakannya karena dia mendesakku harus cepat-cepat. Alhasil, setelah
kututup telepon darinya, dengan berlari aku langsung ngacir ke kamar mandi dan
berhasil terjatuh! Gedebuuukdungcesss!!! <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">“Apa
yang terjadi, dear?” teriak Mom dari luar kamar.<o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">“Tidak
ada apa-apa mom.” <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;"> <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;"> Ketika aku sudah bersiap pergi, sebuah pesan
dari Nicole masuk. Ya Tuhaaan!! Mengapa aku bisa lupa??!! Janji pada Nicole
sekarang telah kuabaikan! Aargggghhh!! Sekarang apa yang harus kulakukan
sedangkan <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>
sudah menunggu di depan gerbang?! Iam so stupid stupid stupiddd!! Stupid girl! Dengan
wajah cemas, aku masuk ke mobil <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city> sehingga
membuat <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place>
mengangkat alisnya. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">“Are you
okay?” aku hanya menganggukkan kepala tanpa bersuara sedikitpun. Ohh Nicole, so
sorry.. iam sorry. Sesampainya di bandara yang membutuhkan waktu tiga puluh
menit, akhirnya aku dan <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>
bertemu dengan neneknya yang kebetulan sudah menunggu. <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city> memeluk neneknya dengan gembira. Rindu sang
cucu dengan neneknya terobati. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">“Who are
you? <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place> girlfriend?”
pertanyaan si omma membuat aku dan Bry salting (read: salah tingkah). Aku dan <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place> dengan cepat
menjawab, “BUKAN!” si Omma hanya tertawa kecil. Sungguh aneh. Tiba-tiba, pipi
Bry merah padam. Aku hanya mendelik melihatnya seperti itu. Ketika kami sampai
di mobil, omma meminta untuk lunch sebentar. Aku dan Bry mengiyakan. Ternyata,
omma itu sangatlah baik. Selama diperjalanan aku suka sekali bercerita
dengannya. Hehehe… <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">@<st1:place w:st="on"><st1:placename w:st="on">Paparaze</st1:placename> <st1:placetype w:st="on">Town</st1:placetype></st1:place><o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;"> Ketika lunch, omma memilih makan di meja
terpisah dan akhirnya aku semeja dengan <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>.
Saat itu wajahku memang sangat-sangat-sangaaat BETE! Aku bersin berkali-kali. Sehingga
Bryan terlihat menahan tawanya sambil menyodorkan tisu padaku. Aku hanya
memanyunkan mulut seolah tidak terima ejekkan <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city>. Beberapa waktu kemudain, setelah kami
selesai makan, dan <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place>
sedang membayar bill nya, seseorang di belakang menepuk pundakku. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">“Whatt???
Jadi ini yang kamu lakukan. Tadinya aku sangat senang bia pergi shopping
bersamamu. Namun, sayangnya rasa itu tiba-tiba pergi dan aku sangat kecewa,
Shel! Jika kamu memang tidak ingin pergi seharusnya kembali menghubungiku tanpa
aku harus menunggu lama! Aku tau, kamu pasti lebih memilih <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city> dari pada sahabatmu sendiri. Ingat,
jangan pernah hubungi aku lagi!” Ternyata dugaanku benar. Nicole! Dia benar-benar
marah. Dan aku memang sepantasnya mendapatkan hal itu. Dengan wajah sayu, aku
mencoba menahannya untuk meminta maaf dan menjelaskan semuanya. Namun, Nicole
sudah keburu pergi entah ke mana. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;"> “Chisel, ada apa?” <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city> dengan terburu-buru menjumpaiku di
sudut parkiran. Sepertinya Omma sudah masuk ke mobil. <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">“Chisel,
cepat jelaskan. Mengapa menangis? <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Ada</st1:place></st1:city>
apa? Sepertinya tadi aku melihat Nicole menjumpaimu? Benarkah?” pertanyaan <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">Bryan</st1:place></st1:city> yang beruntun
membuatku semakin gundah. “Sudahlah, Bry. ini masalah ku. Privacy ku. Sebaiknya
kita segera ke mobil. Aku takut Omma menunggu terlalu lama. Aku jalan lebih
dulu dari <st1:place w:st="on"><st1:city w:st="on">Bryan</st1:city></st1:place>
yang semakin linglung akan kejadian tadi.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center;">
<span style="color: purple;">***<o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;"> Dengan
tergesa-gesa aku meletakkan tas di meja. Ku lihat, tas Nicole ada di seberang <st1:city w:st="on"><st1:place w:st="on">sana</st1:place></st1:city>. Ya Tuhan, ku rasa
Nicole masih benar-benar marah. Sampai-sampai dia rela pindah. Tiba-tiba Nicole
ada di depan pintu, sepertinya ingin mengambil sesuatu. Namun, ketika dia
melihatku, dia segera berlari mencoba menghindar. Tanpa ba-bi-bu-be-bo aku
menyusulnya sampai menabrak seseorang di depan dengan siku ku. “NICOOOOOOOOOOOLLLLEEE!
Wait!” aku berteriak di setiap koridor kelas yang kulewati, seperti orang gila.
Biarlah, demi Nicole aku rela. Tapi percuma, Nicole berhasil menghilang tanpa
jejak. <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** <o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">Loh loh
lohhh… ada apa lagi nih antara dua sahabat itu? Chisel dan Nicole. Kok Nicole
nyebut-nyebut nama Bryan ya? Hayoo, penasarankan… ikutin terus ya ceritanya. Par
6 menyusul, babaayyy ;)<o:p></o:p></span></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<span style="color: purple;">Thanks before,
Bella.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;">
<br /></div>
<div align="center" style="margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08261033458974540428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3346148523224004135.post-8662949037064963592012-07-23T03:45:00.003-07:002012-08-02T23:35:22.883-07:00Puzzle Of My Heart *Part 4*<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="color: blue; font-size: 16pt;">#4<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Seperti biasa,
siang itu, Nicky, Mark, Shane dan <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city>
kumpul di markas mereka. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">@Carlton Café </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Mark terlihat agak lesu seperti biasanya. Seperti kehilangan
cahaya hidup yang hilang entah kemana. “Mark, are you okay?” Tanya Nicky yang
mengundang perhatian <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city>
dan Shane. “Yeah, sedikit buruk, Nick. But, I’am okay.” Mark mencoba
mengalihkan perhatian teman-temannya agar tidak khawatir. Sebenarnya dia tidak
sakit, namun………</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kenapa gue jomblo mulu ya? Padahal wajah gue <st1:state w:st="on">kan</st1:state> ngalahin Tom
Cruise.” Ucap Mark dalam hati. -_-“ Shane yang dari tadi ngotak-atik Iphone
nya, terlihat sedikit gersah tak beralasan. Namun lain dengan <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city>, dia terlihat seperti orang yang lagi
kasmaran. :O</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Lads, kalian kenapa sih? Aneh tau gak! Hari ini kalian
seperti alien yang mencoba beradaptasi!” Kesal Nicky. Bersamaan, Mark, <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city> dan Shane menatap
Nicky. “Tuh <st1:state w:st="on">kan</st1:state>,
ngeliatin gue aja sampai segitunya. Gue tau gue emang ganteng, tapi jangan
segitunya juga kali.” Nicky mulai Pede mode ON! </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Gue bete ah, kalau begini terus. Gue mau pulang aja!”
ngambeknya. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Mark, Shane dan <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city>
dengan cepat berdiri mencoba mencegah Nicky. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Okay, adilnya, kita sharing aja deh sekarang. Lo duluan aja
Mark.” Nasihat Shane yang berhasil membuat Nicky kembali duduk dengan sedikit
mendumel. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Wajah Mark terlihat
pasrah. Mungkin apa yang dibilang Shane benar. Dia mempunyai teman untuk
berbagi. “Baiklah, sebenarnya gue engga sakit. Cuma………” Kata-kata Mark yang
menggantung membuat teman-temannya penasaran. “To the point aja Mark.” Tegas
Nicky.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Cuma, gue udah bosen jomblo terus. Lo pada tau kan, gue ini
keren. Tapi gak ada yang berani deketin gue.” Lanjut Mark. Nicky dan Shane
hanya garuk-garuk kepala mencoba mencari solusi. Sedangkan Bryan hanya
tersenyum tak karuan. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Ehmm, Mark, gue Cuma mau ngingetin aja. Lo pernah dekat
sama perempuan gak?” Tanya Nicky. Mark hanya menganggukkan kepala. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“SAMA SIAPA???????” tiba-tiba Bryan nanya sambil ngotot. –-“</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Santai, Bry!” ucap Shane. Tapi Mark semakin menundukkan
kepalanya. Seolah tidak ingin mengingat kembali masa lalunya. “Pernah, Cuma
sekali. Cuma enggak sampai jadian. Namanya Calmond Grumbly. Gue cinta banget
sama dia. Sayangnya dia cuek jutek bebek, jadi gue enggak berani shoot deh.”
Teter Mark. Bryan hampir jungkir balik gara-gara nahan ketawa. “Katanya lo
gentle Mark?! Masa gitu aja enggak berani! Kenapa dulu lo engga minta bantuan
gue aja. Kali aja kesampaian.” Ucap Bryan. “Gimana mau minta bantuan, lo nya
aja sibuk ngejar si Catherine!” jengkel Mark. Bryan hanya nyengir mengingat
kejadian dia ditolak si Cat gara-gara nembak pake bunga layu. xD</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “Mark, coba lo buka
hati lo lagi buat yang lain. Kali aja, ada yang suka sama lo. Tapi karena elo
nya juga tertutup jadinya yang tadinya suka jadi mendam perasaanya sendiri.”
Nasihat Shane. “Dan penyebab lain, mungkin lo masih cinta banget sama si
Grumble itu. Jadi susah untuk nyari yang lain.” Timpal Nicky. Mark terdiam
mendengar nasihat kedua temannya itu. Sedangkan Bryan menyodorkannya se-cup ice
cream. “Thanks, Bry.” Ucap Mark. Lagi-lagi Bryan hanya tersenyum. “Oke, gue
sadar hati gue masih untuk Grumble. Gue aka coba untuk yang lain. Thanks
advicenya, guys!” Mark mulai tersenyum. “Nih, minum dulu.” Ucap Bryan pada
Shane dan Nicky. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “Nah, kalau elo
sendiri gimana Shane?” sebaliknya Mark yang bertanya. Shane hanya diam seperti
berpikir. Ketiga temannya menunggu karena mereka tau, Shane orangnya pendiam.
Jadi agak susah buat sharing masalahnya. “Baik, jujur aja. maaf Bry. Gue
sebenarnya bete nunggu kabar elo dari kemarin.” </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Mata Mark dan Nicky tertuju pada Bryan. “Oke oke, gue
kelupaan ngasih tau lo Shane. Untung keinget sekarang.” Bryan meminta maaf pada
Shane sebelum diterkam Mark dan Nicky. “Sebenarnya, gue udah ketemu kelas
Chisel. Dia memang masuk kelas unggulan. Kelas X.A.” Bryan memberitahu Shane
dengan agak berat hati. Entah kenapa perasaannya tidak ikhlas. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“C’mon, Bry. Elo kenapa sih? Ini kan memang permintaan Shane
yang udah lo sanggupin.” Tanya Bryan pada dirinya sendiri. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Oke, masalah Shane clear. Elo lagi Bry.” Nicky
mepersilahkan Bryan untuk bercerita. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “Let me guess.
Pasti elo lagi kasmaran kan?? Jujur aja deh.” Tebak Mark yang membuat wajah
Bryan merah padam. Shane mengernyitkan keningnya. Sepertinya dia curiga dengan
Bryan. “Hehehe, sok tau ah lo Mark.” Sergah Bryan. “Jujur aja deh. Lagian
enggak ada yang marahkan kalau lo emang lagi falling in love?” goda Mark. Bryan
memberanikan diri menatap Shane. Namun sepertinya ada yang aneh. </span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">@Book Store</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “Aku cari buku
fisika dulu yaaa..” aku memisahkan diri dengan Nicole yang sedang asyik membaca
novel. Nicole hanya mengangguk lalu melanjutkan bacanya kembali. Setelah
menemukan buku yang kucari, aku kembali menuju tempat semula di mana Nicole
barada. “Gimana, udah ketemu?” Tanya Nicole. “Udah. Kamu?” aku kembali
bertanya. “Udah juga. Yaudah, langsung ke kasir aja yuk. Udah mendung juga, mom
sudah nunggu di luar.” Ajak Nicole.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “Pulang bareng
yuk?” ajak Nicole. “Sebenarnya sih aku mau, hanya saja, aku harus mebeli
sesuatu yang lain.” Ucapku. “Yahh, maaf deh aku gak bisa nemenin kamu lagi.
Setelah ini ada jadwal les balet, makanya mom jemput sekarang. Kamu gak papa
kan sendirian?” Nicole mencoba memastikan. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Gak apa-apa kok. Kamu pulang aja duluan. Nanti telat lagi.”
Aku mencoba tersenyum. Nicole segera masuk ke mobil sambil melambaikan tanganya
padaku. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Huffh, nasib nasib… mana Dad gak bisa jemput. Pak Kevin
masih sakit. Aku harus pulang naik taxi lagi.” Keluhku. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Tiiiiiiiiiin!!!! Bunyi klakson mobil di belakang mengagetkan
ku. Hampir jantung copot! -_- Mobil itu berjalan perlahan seperti mengikuti
langkahku. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Hei, kalau jalan hati-hati.” Peringat seseorang dalam
mobil. Aku yang lagi bete, hampir naik darah. Mana lagi dehidrasi lagi. Aku
menoleh menghadap kaca mobil itu sambil berteriak mencoba mengalahkan angin
yang kencang. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Maaf, saya tau saya salah.” Aku mencoba membela. Ketika
kaca mobil itu turun perlahan, muncul wajah seseorang yang membuatku
membelalakan mata. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Eh Elo?? Chisel kan?” Tanya orang itu. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Lahh, ketemu lagi ama ni orang. Ya Tuhan, mengapa hidupku
menderita seperti ini.” Ratapku. “Iya.” Jawabku.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Mau ke mana? Gue antar yuk?” tawar Bryan. “Eh, enggak usah.
Aku bisa naik taxi.” Aku mencoba menyela. “Yakin? Gerimis loh. Taxi nya juga
penuh tuh.” Benar apa yang dikatakan Bryan. Tiba-tiba hujan mengguyur dengan
perlahan. Baiklah, aku menyerah. Ku iyakan ajakanyya. Hitung-hitung hemat. :D</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “Shel, temenin gue
lunch dulu mau gak? Kebetulan ada Foodcourt dekat sini.” Bryan bertanya padaku.
Sebenarnya kalau boleh jujur nih ya, pengen cepat-cepat pulang. Soalnya Mom
udah nge-bell (*miscall) sampai lebih dari 10x. ^^” Tapi sebagai ucapan
terimakasih, aku mengangguk. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Selesai makan, aku
izin ke toilet sebentar. Sebenarnya sih untuk nge-cek Hp sebentar. Ketika
keluar dari toilet, aku menabrak seseorang di depan. Beruntung, Hp sudah
selamat di dalam tas. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Aduh, maaf ya maaf banget!” aku benar-benar merasa ceroboh.
Aku mencoba melihat orang yang kutabrak tadi. Dan ternyata…… </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Huhh, iya deh enggak papa. Cuma lengan gue keseleo nih!”
ringsinya. Biar kutebak, pasti lengannya membentur tembok. -_-“ </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Loh, dia kan……” aku mencoba mengingat. Namun aku tidak tau
siapa namanya. “Eh, Chisela kan?” tanyanya persis seperti Bryan tadi. “Heheh,
iya, kamu kan…” </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Shane, Shane Filan. Kamu ngapain di sini?” tanyanya
kembali. “Lagi Lunch.” Jawabku. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Sendirian?” Shane curiga. Dia seperti kenal dengan
seseorang yang sedang duduk di sana. “Sama dia?” tunjuk Shane “Iya, benar. Sama
Bryan.” Jawabku.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Shane telihat kaget mendengar nama itu. Dia hanya diam. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Hei, kamu gak papa kan?” aku mencoba memastikan gelagatnya.
Aneh sekali. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Oh, ehm, tidak. Tidak papa. Baiklah, aku harus segera
pergi. Salam buat Bryan ya.” Ucapnya datar. Shane segera berkilah bergegas
pergi memutar arah. Sejenak kurasakan keganjalan tingkahnya tadi. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“OOhh, jadi namanya Shane. Nama yang unik.” Ucapku
tersenyum.</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “Thanks ya, atas
bantuannya tadi. Maaf jika merepotkanmu.” Ucapku pada Bryan. “It’s okay. Thanks
juga sudah nemenin gue lunch. Hari ini gue tidak keliatan kayak orang Jomlos
(*Jomblo Sejati).” Cengir Bryan. “</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Oh iya, tadi ada yang nitip salam. Namanya… aduh lupa lagi!
Oh iya, Shane! Shane Filan, benarkah? Sepertinya kamu kenal dengannya.” Ucapku
sebelum turun dari mobil. Tak jauh dari kelakuan Shane, Bryan tiba-tiba juga
terdiam mendengarnya. “Shane? Oh ya, baiklah. Aku memang mengenalnya. Dengan
baik.” Bryan buru-buru memperjelas ucapannya seolah tidak ingin membuatku
curiga. “Baik, sekali lagi terimakasih.” Aku menutup pintu mobil dan di depan
sudah ada Mom berdiri. “Dear, kok lama sekali?? Mom khawatir. Mom kira kamu
nyasar.” “Hahaha, mom, aku kan sudah dewasa. Pasti bisa jaga diri baik-baik
kok. Tenang saja.” Aku mencoba memupuk rasa cemas Mom. “Baiklah, cepat ganti
baju dan segera istirahat. Dad akan mengantarmu untuk les piano.” Perintah Mom.
“Baik, Mom.” </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Aku berjalan
perlahan menuju kamar sambil berpikir atas kejadian tadi. Dua orang yang
sama-sama baru ku kenal dengan tingkah laku aneh ketika kusebutkan nama dari
salah satu mereka. Sebenarnya ada apa sih? Baiklah, dari pada pusing mikirin
yang tadi, aku segera melompat ke kasur untuk beristirahat dengan perasaan
menggantung.</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Nah loh! Ada apa
itu antara Shane dan Bryan??? Kok tiba-tiba jadi aneh ya? Chisel aja pusing
mikirin nya. Hhihih :D mau tau kelanjutannya kan?? Apa sih yang sebenarnya
terjadi antara mereka?? Ikutin terus ceritanya ya. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Part 5<span style="background-color: #9fc5e8;">. menyusuuuuuuul, bubbaaaay!! ;)</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Thanks before, Bella</span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08261033458974540428noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3346148523224004135.post-67962747727738540632012-07-19T03:42:00.001-07:002012-08-06T02:54:56.006-07:00Puzzle Of My Heart *Part 3*<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="color: blue; font-size: 16pt;">#3 First Love</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: 'Comic Sans MS';"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: #674ea7;"> </span><span style="color: purple;">Pagi ini, aku resmi
menjadi siswa berseragam putih abu-abu. Dengan diawali pelantikan siswa baru
oleh kepala sekolah, yaitu Mr. Jay yang berwibawa. Pembagian kelas sudah
dimulai, senangnya, aku dan Nicole berada dalam satu kelas. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Waah, emang cocok ya! Sehati, atuh! Dapat kelas yang
samaan.” Ucap Nicole, gembira. Aku dan dia mendapat kelas X.A. Dengan wali
kelas bernama Mrs. Georgina Ahern. Seorang wanita yang cantik, tinggi, pokoknya
cucok deh! Jadi, buat para siswa asuhnya, ada rasa bangga lah punya wali kelas mirip Lindsay Lohan, wkwkwkw :D Hari ini,
diawali dengan pelajaran yang sangat aku sukai! Apalagi kalau bukan
F-I-S-I-K-A! Namun sebaliknya yang terjadi pada Nicole. Dia hanya menopang
dagunya di atas telapak tangan seolah tidak siap menerima pelajaran -_-“
Maklum, dia agak anti dengan yang namanya hitung-hitungan. Asyiknya, pelajaran
ini dibimbing dengan seorang guru yang keren abislah! Dan salah satu penyebab
yang membuat Nicole sedikit bersemangat. *wajarABG* -_- </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “Good morning,
everyone!” sahut Mr.Rocco. Dia membawa <st1:city w:st="on">lima</st1:city>
tumpuk buku yang lumayan tebal. Nicole yang melihatnya, hampir pingsan. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Sepertinya keren tuh buku.” Sahutku, tertarik dengan buku
yang dibawa Mr. Rocco. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Keren? Apanya yang keren, Shel? Sadar gak sih?” ucap Nicole
seolah tak percaya apa yang kukatakan barusan. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Suer deh, pasti buku dari perpustakaan Negara tuh!” ucapku
ngasal. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Sok tau, ah!” Nicole mulai jengkel. Namun tiba-tiba dia
diam. Aku terheran kok tiba-tiba ini anak jadi diam seperti kena kutukan malin
kundang. *abaikan. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Kuperhatikan sorot matanya. Dan menuju………………… ke seseorang
di depan pintu kelas. “Exusme, sir. Maaf mengganggu. Anda dipanggil Mr.Jay ke
ruangannya. <st1:city w:st="on">Ada</st1:city>
perlu sebentar.” Ucap orang itu. Mr. Rocco hanya menghela napas seperti kurang
yakin untuk melangkah keluar. Apa tidak, boro-boro pelajaran dimulai, ngabsen
aja belum!</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Baiklah, saya akan segera ke <st1:city w:st="on">sana</st1:city>.” </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Nicole! Nicole! Hei ! can you hear me??” panggilku sambil
melambaikan tangan di depan wajahnya. Tapi Nicole hanya senyum-senyum tak
karuan seperti yang ada di RSJ <st1:city w:st="on">sana</st1:city>.
–-“</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Nicooooleee! Niccooollee!” panggilku sekali lagi. Namun apa
yang terjadi? Sampai Mr.Rocco pamit keluar sebentar pun dia masih tak sadar! </span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “Ke kantin yuk!”
ajakku pada Nicole. Dia menyambut dengan anggukan kepala masih dengan senyum
yang sama seperti tadi di kelas. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Nicole, kamu kenapa sih? Tidak sedang sakit <st1:state w:st="on">kan</st1:state>?” tanyaku sedikit
heran melihatnya. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Enggak kok. Aku gak apa-apa.” Jawabnya datar. Pesanan kami
sudah tiba. Aku hanya memesan fried rice with cheese. Sedangkan Nicole hanya
guava fruit saja. “Beneran nih gak apa-apa? Atau nanti ke UKS aja.” Tanyaku
kurang yakin. Nicole itu aneh! Dia sih memang murah senyum, Cuma kali ini beda!
</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Aku <st1:state w:st="on">kan</st1:state>
gak sakit, Shel.” Jawabnya. “Iya sih, Cuma hari ini kamu aneh semenjak…………”
perkataan ku terpotong gara-gara Nicole semakin melebarkan senyumannya. Tatapan
matanya beralih ke arah seberang kantin tertuju pada segerombolan cowok, yang
menurutku itu senior kami. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Nicole!! Kamu kenapa sih????????” teriakku kesal. Aku mulai
tidak mood lagi untuk melanjutkan makan. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Kamu mau tau <st1:state w:st="on">kan</st1:state>
kenapa aku jadi seperti ini?” ucapnya, menggantung. Lalu, dia menunjuk ke arah
gerombolan tadi yang sedang duduk tidak jauh dari tempat aku dan Nicole berada.
</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Haa?? Itu <st1:state w:st="on">kan</st1:state>………”
</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Iya, itu tuh, yang lagi ngelawak.” Tunjukknya membuatku
terkaget. Oh my God! Maybe, she’s falling in love with him?? </span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “Nick, lo pesan
apa?” Tanya Mark sambil membenarkan posisi duduknya. “Gue pesan omelete aja
deh.” Jawab Nicky. “Kalau kalian?” Tanya Mark kembali kepada <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city> dan Shane. “Gue pesan sandwich.” Jawab
Bryan “Gue pesan minum aja. Apple juice.” Sahut Shane yang sedang fokus pada
buku di tangannya. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Yailah, rajin amat lo Shane. Makan ya makan dulu, bro!
bacanya baru dilanjutin nanti.” Nasihat Nicky disambut anggukan <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city> dan Mark. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Oke, thanks advicenya” Shane menutup bukunya. </span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “Eh, Shane, elo
jadi ketemu Chi.. Chi… Siapa tuh?” <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city>
mencoba mengingat. “Chisel?” jawab Shane. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“O iya, Chisel! Udah ketemu blum?” </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Belum. Lagian gue juga enggak tau kelasnya.” </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Yah, masalah itu mah gampang! Gue bisa Bantu kok. Emang elo
mau ngapain sih sama dia?” Tanya Bryan, penasaran.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Minimal, gue Cuma mau bilang maaf aja atas kejadian
semalam. Gue enggak enak aja sama daddy nya. Daddy dia temen bokap gue.” </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Haa?? Serius lo? Kok lo bisa gak kenal ama tuh anak
sebelumnya?” kini Nicky yang bertanya. Sedangkan Mark hanya asyik mendengarkan
ocehan temannya itu. Shane hanya menggerakkan pundaknya pertanda tidak tahu.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Gue emang gak kenal sama dia.” Ucap Shane, datar. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Eh, Lads, balik ke kelas yuk! Siapa tau, Mrs. Marry udah
nunggu di depan kelas. Bisa-bisa kita diterkam lagi.” Peringat Mark membuat <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city> tertawa
terbahak-bahak. -_-“</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “Bry, bantuin gue
dong.” Pinta Shane.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Bantuin apaan? Wani piro dulu!” canda <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city> sambil membuka bungkusan permen lollipop.
Shane hanya menggembungkan pipinya. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Iya,iya. Emang minta tolong apaan?” ucap <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city> sebelum Shane ngambek. Ckckck :3</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Cariin kelas Chisel dong. Dari kemarin gue kepikiran dia
terus.” Perkataan Shane mengundang godaan <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city>.
“Ciye ciye… yang lagi ehem ehem sama adik kelasnya.” Tiba-tiba wajah Shane
menjadi merah padam. “Santai, aja kali bro! wajar kalau elo seperti itu. Whehehehe…”
ucap <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city>. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Yaudah, sekarang gue cari kelas dia dulu. Nama nya siapa?? Gue
lupa.” Tanya Bryan sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Chisela Misery. Gue rasa dia masuk kelas unggulan deh. Soalnya
bokap gue pernah cerita tentang anaknya Mr.Kian yang katanya sekolah di sini
juga. Gue rasa itu Chisel.” Jelas Shane.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Nah, tu lo tau. Kenapa enggak lo aja sekalian yang cari. Hitung-hitung
PDKT lah..” </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Malu ah!” sergah Shane. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Tuhkan, gimana lo mau dapat gebetan kalau sifat malu lo
belum hilang?? Malu sih emang wajib. Cuma <st1:state w:st="on">kan</st1:state> ada tempatnya juga.” </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Tumben nih <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city>
otakknya lancar.” Ucap Shane dalam hati. “Oke, gue capcus yaa… Kalau ketemu,
gue kabarin!” <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city>
berlari ke arah barat melewati kantor guru. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “Chisela Misery…”
ucap Bry dalam hati. “Gue ke kelas X.A. dulu ah!” lanjutnya sambil mengingat
apa yang dibilang Shane tadi. Kebetulan, kelas X.A berada di pembelokkan
koridor. <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city>
yang sedang jalan sambil menatap hp nya tidak fokus melihat ke depan. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “Brukkk!” “Yah,
buku ku jatuh lagi! Mana berat banget. Padahal harus dibawa ke ruang guru yang
jauhnya sampai nembus langit tujuh!” keluhku merana. Bayangkan pemirsah, buku
itu setebal jaket wol yang dipakai musim dingin. *ngawur </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Eh, sorry. Gue gak sengaja. Once again sorry ya!” ucap
seseorang meminta maaf di depanku. Aku tercengang mendengarnya. Sepertinya aku
kenal suara ini. Serak-serak gimana gitu. Aku mendongak ke atas mencoba melihat
siapa yang menabrakku. Ingin sekali aku melemparkan buku-buku ini padanya. Habisnya,
udah gak tahan pegelnya. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Hah, elo?!” ucapnya setengah kaget. Aku berusaha untuk
mengibaskan poni agar dapat melihatnya. Ternyata……… O mai God! Seniorku yang
garang mendadak seperti malaikat kesasar. Itu <st1:state w:st="on">kan</st1:state> Bryan McFadden ><”</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Sorry ya, gue gak ngeliat ke depan tadi. Sini gue Bantu.” Cesss…
rasanya itu kayak mimpi dengar dia bicara selembut itu. Ternyata apresiasiku
kepadanya selama ini, salah! Menurutku Bryan anak yang baik. Buktinya dia
langsung buru-buru beresin bukuku yang berserakan di lantai. “Uhh, syukurlah. Akhirnya
tangan ku enggak kebas lagi.” Ucapku lega. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “Thanks ya,
bantuannya.” Ucapku berterima kasih padanya. <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city> hanya tersenyum seolah sedang puasa
berbicara. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Chiseeeeeeeeeeeeeeel!” teriak seseorang dari arah belakang.
Aku menoleh mencari asal suara itu. Ternyata Nicole. Dia melambaikan tangan
sambil berlari kecil ke arah kami. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Chisel?” <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city>
refleks seolah tidak percaya. Aku hanya mengangguk. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Hei, Shel. Ke mana aja sih? Dari tadi aku cariin tau!” cerocos
Nicole. Tiba-tiba dia terkaget melihat <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city>
disampingku. “Haah? <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city>?
Ngapain di sini?” </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Gue abis bantuin temen lo nih.” Jawab Bryan. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“O iya, kenalin aku Chisela Misery. Just Chisel. Ini Nicole.”
Aku mengenalkan diri dan Nicole. Namun apa yang terjadi, Nicole hanya menatap <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city> tanpa berkedip! X_x
“Gue………” belum sempat <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city>
melanjutkan, Nicole sudah memotong. “Bryan McFadden <st1:state w:st="on">kan</st1:state>?” “Iya.” Sambutnya ramah. “Husssh! Ayo balik
ke kelas, Cole. Sekarang pelajaran Kimia <st1:state w:st="on">kan</st1:state>?”
ajakku pada Nicole. Nicole hanya mengangguk seolah tidak ingin beranjak dari
tempatnya berdiri. “Bry, aku pergi duluan ya. Takut telat.” Pamitku sambil
menggandeng Nicole yang melambaikan tangannya pada <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city> sambil tersenyum semanis mungkin. “Once
again, thanks bantuannya.” Aku dan Nicole berbalik arah menuju kelas. Beberapa saat
kemudian, <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city>
juga beralih menuju ke kelasnya sambil berkata, “Jadi, dia yang namanya Chisela
Misery. Beautiful girl! Pantesan Shane jadi kepincut, gue aja……” <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city> mulai ngawur. </span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">***</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Di kelas, Mark dan
Nicky sedang asyik bercanda berdua, sedangkan Shane masih fokus membaca buku
yang ada di tangannya. Tiba-tiba, datang <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city>
dengan agak aneh yang membuat Nicky mengernyitkan kening.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Mark, Shane, liat deh. <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city> kenapa sih? Gue takut dia kesambet
apa-apa gitu.” </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Bry, lo kenapa? Abis nyium tembok ya?” Tanya Mark setengah
bercanda. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Oh iya, Bry, gimana, udah ketemu kelasnya?” Shane menutup
bukunya sambil menatap temannya itu. Namun, <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city> hanya tersenyum sambil duduk di
kursinya. Dia mengabaikan pertanyaan Mark dan juga Shane. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Oke, guys! Biarin aja dulu dia menghayal. Siapa tau, nanti
segera sadar.” Kata Nicky sambil menggelengkan kepalanya. Shane sedikit curiga
dengan kelakuan <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city>
itu, namun apa boleh buat, dia kembali membaca bukunya dan duduk ke posisi
semula dengan hati sedikit mengganjal.</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Jeng jeng
jengggg!!! Wah wah, ada apa tuh dengan <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city>??
Kok tiba-tiba seperti orang mabuk ya?? -_-“ terus, apakah dia akan memberi tahu
Shane tentang kebrhasilannya menemukan seorang Chisela Misery? Dan sebenarnya
apa sih yang ada dalam fikiran Nicole jika bertemu <st1:city w:st="on">Bryan</st1:city>? </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Mau tau kelanjutannya, Part 4 menyusuuuul… Bubaaay! ;)</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Thanks before, Bella.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08261033458974540428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3346148523224004135.post-36806137381495992482012-07-16T07:49:00.001-07:002012-07-23T03:44:06.541-07:00Puzzle Of My Heart *Part 2*<br />
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: 16pt;"><span style="color: blue;">#2<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “Alamat rumah mu di
mana?” Tanya nya pada ku tanpa menoleh sedikitpun. Sepertinya sangat serius
memperhatikan jalan. Ya iyalah, kalau nabrak gimana??? Yang ada berabe! -_- </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Di O’Connel Street, nomor 8b.” Jawabku sambil memperhatikan
layar hp. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Bisakah menolongku memberitahu jam berapa sekarang?”
tanyanya kembali dengan posisi tidak berubah. Aku merasa, dia berbicara pada
kaca mobil di depannya. “Tepat pukul 6 sore.” Jawabku datar. Selama di dalam
mobil, aku hanya menghabiskan waktu mengoceh dalam hati. Apa tidak, sedari tadi
dia nya diam saja. Seperti robot yang sedang dehidrasi di kutub utara. Mana AC
mobilnya sangat dingin lagi! Setelah beberapa menit, kulihat dia ingin membuka
mulut. Aku kira ingin mencairkan suasana, ternyata………… malah MENGUAP! Ya
Tuhaaann!! </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “Ehm, nama mu
siapa? Apa tidak kenal dengan wajahku, heh?” Tanya nya tiba-tiba membuatku yang
menahan kantuk menjadi terkejut. “Aku, ehhmm, Chisela Misery. Cukup panggil
Chisel. Bertemu denganmu saja tidak pernah. Bagaimana bisa kenal!” ucapku
sedikit linglung mencoba menebak apa maksud perkataanya tadi. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Oooh, Chisel. Baiklah, jika memang benar-benar tidak
mengenalku, namaku…………” tiba-tiba Hpnya berdering. Sepertinya ada pesan masuk
yang membuatnya menghentikan pembicaraan sejenak. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">#via Message</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">From: Bryan</span></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span style="color: purple;"> Hei, elo ke mana
aja sih? Gue abis dari rumah lo nih! Sepi amat kayak kuburan! Si Mark ngajakin
ketemuan tuh di Carlton Café. Pokoknya, lo harus datang sebelum jam 7. thanks. <o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Ehh, sorry Shel, aku harus buru-buru nih. Ada acara lagi.
Rumah mu di mana tadi? Oh iya iya, di situ, aku ingat!” sergah nya seperti
orang labil. Aku hanya mengernyitkan kening mencoba mencerna kata-katanya tadi.
</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“ Oh iya, sekarang siapin kantong plastik aja deh, siapa tau
aja butuh. Pakai sabuk pengaman juga ya.” Ucapnya kembali. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Ini orang kenapa sih? Dari tadi kayak orang labil.” Kesalku
dalam hati. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Ternyata benar apa
yang dibilangnya tadi, sekarang aku terkapar mirip ikan terdampar. Beruntung,
aku tidak mengeluarkan isi perut alias muntah gara-gara dia ngebut! So
crazyyyyyyyyyy!!! Kecepatannya nyaris mencapai 160 km/jam! “Bisa kah tanpa
ngebut???” teriakku sangat panik. “</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Sorry, aku punya janji sebelum jam 7. jadi, sangat terpaksa
harus begini.” Katanya datar. </span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">***</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Aku menghela napas,
mencoba kembali menghirup oksigen. Keadaan ku agak drop, gara-gara tadi. Sebelum
turun, aku mengucapkan terimakasih padanya sambil mencoba tersenyum tipis. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“You’re welcome. Maaf, jika tadi membuatmu takut dan pusing.
Tapi waktuku mepet banget! Oke, aku langsung balik ya. Bye.” Sahutnya bernada
minta maaf atas kejadian tadi. Di depan pintu gerbang, terlihat daddy berdiri
seperti pak satpam penjaga rumahku. Masih terlihat rapi memakai jas kantornya
pertanda mungkin daddy juga baru balik. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Hei, dear. Maaf ya, dad benar-benar tidak bisa jemput kamu.
Oh iya, tadi dad lihat kamu diantar ya? Sama siapa?” pertanyaan dad menggantung
membuatku terdiam sejenak. Oh iya, aku tidak tahu siapa nama orang itu! </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“It’s okay dad. Tadi kakak kelas yang nganterin aku. Cuma
lupa siapa namanya.” Aku menjawab sambil cengar-cengir. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Dad, aku lelah sekali. Aku duluan masuk ya dad. Good nite.”
Ucapku meninggalkan daddy yang berbalik arah menuju garasi mobil. </span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">@Carlton Café</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Di barisan meja
nomor lima berbentuk bundar, sudah ada Nicky, Mark, dan Bryan yang sedang
menunggu satu orang teman mereka lagi. Sekitar sepuluh menit kemudian,
tiba-tiba muncul seseorang mengenakan baju kasual dan topi berwarna biru tua. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Ini dia orangnya. Dari tadi ditunggu akhirnya muncul juga.
Dari mana aja sih lo, Shane?” cerocos Bryan mirip emak-emak yang keilangan anak
-_- </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Ya elah, c’mon Bry, santai aja. Lo juga baru nyampe. Cuma
dua menit lebih dulu.” Sergah Nicky disambut cekikikan Mark. Bryan hanya
memanyunkan bibirnya seolah tidak terima apa yang dibilang Nicky. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Sorry, guys! Tadi abis nganterin seseorang. Jadi agak
telat. Untung rumahnya gak terlalu jauh dari sini.” Ucap Shane sambil duduk.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Seseorang atau gebetan baru?? Wkwkwk” goda Mark yang
membuat Shane salah tingkah. “Sok tau, lo Mark!” bela Shane mencoba memperbaiki
sikapnya. “Emang ada apaan sih? Sepertinya penting banget?” lanjut Shane. “Gak
terlalu penting sih, Cuma pengen ngumpul-ngumpul aja. Gue kangen saat-saat
seperti ini.” Jelas Mark mulai puitis. Shane memalingkan wajahnya menghadap
Bryan. “Sorry, bro! Gue cuma iseng doang.” Sahut Bryan dengan muka jail. “Ya
Tuhaaan.. parah lu Bry! Seenggaknya gue enggak harus negbut sampai-sampai buat
anak orang jantungan.” Sesal Shane mengingat kejadian lalu. “Emang, negbut
sampai kecepatan berapa?” Tanya Nicky yang mulai tertarik dengan ucapan Shane
tadi. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“ehmm, nyaris 160 km/jam.” </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Mark yang sedang minum cappuccino late hampir tersedak
mendengarnya. “Apa? 160?? Amazing ! Kalau gue sih palingan udah muntah. Hebat
banget itu orang yang lo anter.” </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Iya, cuma gue kasian aja. Tadi mukanya pucat banget.” Sesal
Shane, mendalam. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Setelah melewati satu jam melepas rasa rindu bersama, Shane
yang sedari tadi risau izin pamit.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Guys, gue balik duluan ya. Capek nih, besok ada pelajaran
IPU lagi!” ucap Shane yang dari kecil memang gak suka pelajaran IPU. “Oke,
perlu gue anter gak? Sekalian nebus kesalahn gue tadi.” Tawar Bryan yang mulai
merasa bersalah. Memang sih, dia itu jarang banget jailin Shane. Jadi, agak
gimana gitu. “Gak papa kok, Bry. Cuma gue gak mau ini terulang lagi. Intinya
kasian yang gue anter tadi.” Sahut Shane ramah. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Tunggu! Yang lo anter cewek apa cowok???” Tanya Nicky.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Cewek.” </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Ya udah, gue balik ya. Nite, guys!” Shane berjalan agak
lunglai. Sebenarnya dia tidak lelah, hanya kepikiran tentang si cewek tadi yang
dia antarin. Soalnya, Shane jarang banget ngebut seperti tadi. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">“Semoga besok gue ketemu Chisel.” Harap Shane dalam hati.</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">*** </span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Nah, sudah tau kan siapa yang ngaterin Chisel? Sekarang,
Shane nya yang galau gara-gara Bryan tadi. -_-“ Terus, apa sih yang mau
dilakukan Shane esoknya sampai-sampai berharap bakal ketemu Chisel?</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Ikutin aja ya cerita selanjutnya, Part 3 menyusuuuuuuuuuuul
;) </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Thanks Before, Bella.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08261033458974540428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3346148523224004135.post-27611096502168698422012-07-16T07:39:00.000-07:002012-08-02T23:31:52.861-07:00Puzzle Of My Heart *Part 1*<span style="color: #674ea7;"><br /></span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="color: blue;"><span style="font-size: 16pt;">#1 Mos Dimulai ^_^</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Hari itu dimulai
dari lengkingan peluit seorang lelaki berperawakan tinggi dan besar. Dia
terlihat sangat sibuk bahkan tidak mempunyai sedikitpun waktu untuk menjawab
panggilan temannya. “Kepada seluruh peserta MOS, segera berbaris rapi di
lapangan basket!” perintahnya lewat TOA yang menggantung di lengan kanannnya.
Oh iya, kenalkan, namaku Chisela Misery. Just call me Chisel! Saat ini, aku
adalah salah satu calon siswa baru di sebuah sekolah yang berpredikat unggulan,
yaitu SMA NEOCLASSICAL! Rasanya itu seneng banget bisa lulus tes di sekolah
ini! Ada sedikit rasa bangga sih bisa lolos diantara sekian ribu orang yang
mencoba masuk juga. Hehehe… Sekarang, aku sedang mengikuti kegiatan wajib yang
dilaksanakan hampir di seluruh sekolah. Ya, masa orientasi siswa atau yang
lebih dikenal dengan sebutan MOS! Terkadang, MOS itu menjadi momok yang
mengerikan bagi para siswa baru. Apa tidak? Banyak kejadian dalam bahasa
sinetronnya “senior menganiaya juniornya” >_< Oh noooooo!!!!!! Semoga,
tidak dengan MOS yang kujalani tahun ini :><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “Hei! Mengapa
melamun? Cepat menyusul ke barisan sebelum saya menarikmu segera!” aku yang
tanpa sadar sedang imagine, hampir mengalami “jantung copot” gara-gara pekikan
itu! “Ya Tuhan! Untung enggak dihukum! Ngapain juga sih pake acara ngayal,
Shel!” aku memarahi diriku sendiri. Tanpa ba-bi-bu-be-bo.. Aku segera ngacir
berbaris tanpa menoleh sedikitpun. Alhasil, gedebugdungces! Tanpa sadar aku
menabrak seseorang di depanku. Dari atas, sebuah buku lumayan tebal bersiap
menerjang kepalaku. Aku sudah pasrah, yang dari tadi sudah apes. “Mmm..
mmaaaaff. Saya tidak sengaja.” Ucapku terbata-bata seolah sedang menghadapi
seorang guru sejarah waktu masih SMP yang berkumis tebal. Namanya Mr. Boris!
“It’s okay, lain kali hati-hati. Peserta MOS ya? Ku rasa sebaiknya segera
berbaris sebelum Bryan menghukummu.” Kata-kata itu seolah memperingatiku namun
entah mengapa sangat lembut. Bahkan dia tidak marah. Jelas-jelas aku yang
salah. Dengan menunduk sambil berlari kecil kuucapkan terimakasih pada orang
itu tanpa melihat wajahnya siapa dia. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “Hei, elooooooo!!!
Mau ke manaa???” Tanya seorang senior dengan menatapku sangat garang! Cesssss….
Kok tiba-tiba lemes banget ya ni badan? :< “Tau gak? Elo itu telat hampir 10
menit! Dan jelas, itu bukan perilaku disiplin!” Bentaknya kembali membuatku
kembali menciut seperti es yang dikasih formalin! “Bryan! Udah lah! Bahasa kamu
itu juga bukan menunjukkan sikap yang baik. Pakai ela-elo!” peringat teman
disebelahnya. “OOhh, ternyata ini yang namanya Bryan. Galak banget ni orang!”
kesalku dalam hati. “Loh, kamu juga peserta MOS ya? Kok telat sih?” Tanya
temannya Bryan yang bernama Nicky. “Maaf, kak. Tadi, aku …..” belum lagi aku
selesai bicara, sudah dipotong sama Bryan! “Ahh, udah ah! Biar hemat waktu,
pompa 10 kali! Cepet!” Nah kan! Feeling aku benar! Pagi-pagi udah dapat sarapan
lagi! “Kalau sudah selesai, cepat cari barisan kamu! Sebentar lagi ada
pengarahan dari ketua panitia. Kalau sampai ketauan sama itu ketua ada yang
telat, abis dah gue!” keluh Bryan seperti menyalahkanku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Hari ini ada
pembagian kelompok yang dipandu oleh ketua panitia acara. Kebetulan, aku masuk
ke dalam kelompok yang bernama “Angle’s Wings”. Setelah diberi kesempatan untuk
saling berkenalan, aku ketemu sama orang yang paling nyebelin se-jagad raya!
Cewek yang satu ini dilihat dari wajahnya kemayu-kemayu gimana gitu.. Cuma,
jika diteusuri lebih dalam lagi, orangnya super duper j-u-t-e-k! Bayangin aja,
betapa malunya aku ketika menyodorkan tangan untuk bersalaman dengan nya, tapi
malah dikacangin! Rasanya itu, pengen lari ke toilet, cuci muka, langsung
tidur! *abaikan Namanya, Flo Caroline. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Okay, kembali ke
topik sebelumnya. Hari ini juga kita banyak menghabiskan waktu di ruangan.
Paling-paling ada pengenalan seluk-beluk sekolah dari para guru. Sebelum itu,
ada acara perkenalan para panitia acara. Yang kuingat, si ketua panitia,
namanya Mark Patrick Feehily. Menurutku dia unyu, ganteng, charming, bla..
bla.. dan blaa…. lanjut! Terus ada yang
namanya, oh iya! Si galak, Bryan McFadden -_- dan si bijak Nicholas Byrne. Itu
doang, abisnya Cuma mereka bertiga dari sekian banyak panitia yang paling
ganteng! Kegiatan ini dilaksanakan hanya 1 hari. Jadi, paginya pembukaan
sorenya penutupan. Dari jauh, terlihat sosok bayangan. Bukan jin! Melainkan
Bryan si muka galak! Takut kenapa-kenapa, let’s ngaciiiirrr!! <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="tab-stops: center 3.0in right 6.0in; text-align: center;">
<span style="color: purple;">***<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="tab-stops: center 3.0in right 6.0in; text-align: center;">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “Lega ya, udah
selesai MOS! Jadi enggak kepikiran yang tidak-tidak lagi.” Sahut sahabatku yang
bernama Nicole Rose. Jangan salah loh! Kami memang baru bersahabatan, gara-gara
Nicole nolongin aku ketika aku nyaris terpeleset di koridor kelas yang sedang
dipel penjaga sekolah! Kalau tidak ada dia, mungkin setiap hari aku bakalan
nutupin muka pakai sapu tangan biar pada tidak mengenaliku lagi! “Iya ya,
beruntung tidak ada yang jail-jail, kecuali…………” timpalku menggantung membuat
Nicole penasaran. “Kecuali apa????” “Kecuali, si Bryan McFadden itu! Senior sok
ganteng dan sok unyu! Padahal masih banyak cowok yang lebih charming dari dia!”
ucapku sedikit merasa jijik jika mengingat nama Bryan. Nicole hanya tertawa kecil sambil menggodaku,
“Awas loh! Siapa tau kamu kecantol sama dia! Wkwkwk..” Lahhh, ni orang juga
nyebelin ya! Aku hanya menggembungkan pipi sambil memanyunkan bibir, mirip
Donald Bebek! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> “Pulang sama siapa,
Shel?” Tanya Nicole padaku. “Sepertinya pulang bareng Pak Kevin. Supir aku.
Kamu?” Tanya ku kembali. “Sama.. eh, aku udah dijemput sama mom! Sorry ya Shel,
aku duluan. Atau kamu mau bareng aku aja, gimana?” Nicole menawarkan. “Tidak
usah, nanti kasihan pak Kevin. Kamu duluan aja.” Sebenarnya sih aku mau aja
pulang sama dia. Cuma, nanti pak Kevin gimana? “Baiklah, aku pulang duluan ya.
Bye…… see you tomorrow, Chisel Misery!” Nicole melambaikan tangannya sambil
tersenyum manis. Aku membalas lambaian tangan Nicole sambil tersenyum tipis. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> Sambil menunggu
pak Kevin, aku mencari tempat duduk. Tidak jauh dari gerbang sekolah, terlihat
sebuah halte bus yang memang dipersiapkan untuk para siswa. Iseng-iseng, kuperiksa isi
tas dan ternyata menemukan sebuah novel yang belum selesai kubaca. Judulnya “17
Days in Ireland”. “Wah, kebetulan dari pada bete nungguin pak supir, mending
selesain baca novel nih!” girangku dalam hati. “Hei, enggak pulang?” kejut
seseorang dari arah samping. “Ohh, kamu! Yang tadi pagi nabarak aku kan?”
apaaa?? Nabrak??? Ya Tuhaaan, kenapa yang itu harus dibahas lagi?? “Ha.. apa?
Nabrak?” tanyaku seperti orang idiot yang habis nyium tembok! “Iya.” Jawab
orang itu sambil tersenyum. Nyesss banget ngeliat senyumnya. Tiba-tiba,
Handphone ku bergetar. Sebuah pesan masuk dari daddy Kian. “Hallo, dear. Maaf
menunggu lama ya di sekolah baru kamu. Tadi daddy baru dapat kabar, bahwa pak Kevin masuk rumah sakit gara-gara
penyakit diabet nya kambuh lagi. Jadi, kamu bareng aja ya sama teman yang lain?
Dad gak bisa jemput kamu, kerjaan numpuk di kantor. Mommy kamu sibuk ngurusin
si Koa. Once again, daddy minta maaf ya sayang.” Apa? Jadi, ceritanya aku
pulang nebeng? Atau jalan kaki? God!!! “Heh, ada apa? Kok wajah kamu cemas
sekali?” Tanya orang itu kembali. “ehh, ini, supirku masuk rumah sakit dan dad
sibuk kerja, jadi aku pulaanggg…” aku mencoba tegar. “Oh, bareng aku aja!
Kebetulan aku bawa mobil, so we can go home together!” ucap orang itu
menawarkan. “Serius?” “Seratusrius! Ayo buruan, nanti keburu malam.” Catatan
sejarah hidupku pertama kali masuk SMA! Diantarin sama orang misterius yang
belum kuketahui identitasnya namun dapat meyakinkan hatiku! Ciri-cirinya, dia
handsome banget, manis, charminglah. “Ayo, masuklah. Silahkan.” Ucapnya ramah.
Tanpa disadari, tanganku gemetaran ketika hendak membuka pintu mobil.
Tanda-tanda apa ini?? <o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="tab-stops: center 3.0in right 6.0in; text-align: center;">
<span style="color: purple;">***<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Nah, penasarankan? Siapa sih orang yang nganterin Chisel
itu? Kok, ramah banget ya? Padahal gak kenal. Terus, kenapa si Chisel
gemeteran? Mau tau kelanjutannya, ikutin aja ya part2 nya ;) segera
menyusuuuuul! <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;">Thanks before, Bella</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: purple;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08261033458974540428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3346148523224004135.post-64466986338038458062012-07-06T05:04:00.001-07:002012-08-27T08:43:54.193-07:00@WestlifeIndo Interview (4th July 2012) @DreamersRadioID<span style="background-color: white; color: purple;">Assalamu'alaikum, Wr.Wb.</span><br />
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: purple;">Hi, Everyone :) I come back! Hari ini saya akan posting mengenai "Interview on-air para admin @WestlifeIndo yang kece dan seksih di @DreamersRadioID!" -_-" lets cekidot! </span><br />
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: purple;">Interview ini berlangsung pada hari Rabu, 4 Juli 2012 dengan peserta *maksudnya dengan 4 orang admin @WestlifeIndo yaitu, kak Shahnaz Mulla, kak Ninis Tahir, kak Ivi Agrina, dan kak Reisha. Ditemani dengan DJ @demasryan :) Mulai dari awal on-air biasa aja, cuma pas udah beberapa waktu berjalan, ada seseorang admin yang ngaku-ngaku NARSIS+SEKSI! *emang.iya.sih -_- . Pokoknya, Ruangan itu seperti dipenuhi oleh suara dia! hebooooh, boo! :O *peace Siapa sih?? Jengjengjreengggg, dia adalah kak NINIS! Ampuuun, mungkin DJ-nya cuma geleng-geleng kepala aja kali ya waktu itu --". Apa-apa kalau ditanyain jawabannya ada kata-kata seksi, seksi, dan seksih! >3< #plaakk! </span><br />
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6z1tke55-Bzf-2eAr-UdWgSFk8q5lXY_2VYfMjGZIoZ3xPTTqn9vs023QRKoU0IbFZpIBKiLU9HVY3mR9QuTLiayRnw2qusKU2CGLneCOIOO0zE8T3qKHr26P-cbQ3HJ2e22V7papJvg/s1600/kakak.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="background-color: white; color: purple;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6z1tke55-Bzf-2eAr-UdWgSFk8q5lXY_2VYfMjGZIoZ3xPTTqn9vs023QRKoU0IbFZpIBKiLU9HVY3mR9QuTLiayRnw2qusKU2CGLneCOIOO0zE8T3qKHr26P-cbQ3HJ2e22V7papJvg/s320/kakak.png" width="320" /></span></a></div>
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="background-color: white; color: purple;">Yang saya beri tanda panah merah, itu adalah kak Ninis! Lihat itu gayanya, menurut dia itu sih, seksi -_- . </span><br />
<span style="background-color: white; color: purple;">Oke, tinggalkan dulu si Ms.Seksi. </span><br />
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: purple;">Nah, waktu interview , juga ditanya tuh berapa kali Westlife konser di Indonesia, yaitu sudah 5 kali! *prookprokk =) . Abis gitu, ditanya juga sama Dj-nya, "Dari kelima konser itu, siapa yang sudah datang kelima konser tersebut?" dan ternyata kalau enggak salah, kak Ivy yang lengkap! Keren banget ah! :) </span><br />
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: purple;">Tapi, saya dengar nih, ternyata Dj-nya bilang kak Reisha lebih seksi dari pada kak Ninis. :p. Wahhahaha, #Jleb banget! #peace kak ._.v. Abis gitu, mereka berempat juga ditantang nyanyi buat siapa coba??? Buat, DJnya! -______________-". Lagunya adalah I Wanna Grow Old With You :') Kata kak Shahnaz nih, suara mereka terdengar merdu karena kak Ninis enggak ikutan nyanyi, HAHAHA! XD, #pantesan *eh. </span><br />
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: purple;">Diakhir-akhir sekmen, mereka diminta sama DJ-nya buat sampaikan pesan-pesan buat Westlifers! Yang paling keren nih menurut saya, pesannya adalah "Don't be sad, westlifers, walau Westlife sudah Spilt Up, tapi kita tetap bersama/ada." Kurang lebih gitu *tepuktangan *prookprook, tapi saya lupa siapa yang bilang -_-" Hehe.. (y)</span><br />
<span style="background-color: white; color: purple;">Baiklah, mungkin hanya itu saja yang bisa share, maaf jika ada kata yang salah, and Bubayyyy :) </span><br />
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span>
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span>
<div style="text-align: center;">
<span style="background-color: white; color: purple;">(Kiri ke Kanan) --> Kak Ivy, kak Shahnaz, kak Ninis, kak Reisha</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaaTHwD1nvxT-fCKoJohynQQ51piLqg0eKS3f0qpiudnS3ygh94FjlMGzwVaGiTJpPev5VwKscG4wAdJg9T-s0YWJeAhmp8ALfZ_fyr5EPH0iJS2ony8EjbFMa83lnTM4hrXnqlnVNvOw/s1600/new.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="background-color: white; color: purple;"><img border="0" height="296" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaaTHwD1nvxT-fCKoJohynQQ51piLqg0eKS3f0qpiudnS3ygh94FjlMGzwVaGiTJpPev5VwKscG4wAdJg9T-s0YWJeAhmp8ALfZ_fyr5EPH0iJS2ony8EjbFMa83lnTM4hrXnqlnVNvOw/s400/new.png" width="400" /></span></a></div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08261033458974540428noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3346148523224004135.post-15571216073078018292012-07-02T01:25:00.002-07:002012-07-23T03:42:34.189-07:00Westlife Narsis<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="color: purple;">Hallo sobat :) Hari ini saya akan share foto-foto Westlife "narsis!"</span><br />
<span style="color: purple;">hehehe.. Lets enjoyed</span><br />
<span style="color: purple;"><br /></span><br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="color: purple;">Mark Feehily :)</span></b></div>
<span style="color: purple;"><br /></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFZ5kt5Vhi-UkObgypCBiRBeMKtX4L3nnmMOQDsnIQmTOpqikZDyW5vW1uypSzcHVoFUgLWyuB7vmGyxEX7HY16yhj1P2Vf6cJO9uwJMIu5_8dqr-hQhPbhSSw_-UBPO7dKxSze9mfL40/s1600/alalaa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="color: purple;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFZ5kt5Vhi-UkObgypCBiRBeMKtX4L3nnmMOQDsnIQmTOpqikZDyW5vW1uypSzcHVoFUgLWyuB7vmGyxEX7HY16yhj1P2Vf6cJO9uwJMIu5_8dqr-hQhPbhSSw_-UBPO7dKxSze9mfL40/s1600/alalaa.jpg" /></span></a></div>
<span style="color: purple;"><br /></span><br />
<span style="color: purple;"><br /></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: purple;"><b>Shane Filan</b> <b>:)</b></span></div>
<span style="color: purple;"><br /></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMJHTOdTcFD73zevRM5OX28-38S9OpRKAfaPKe6UnLhpQiHwhtvbcvnajbzxvJU_njiqbgFIK3LfDiDzR-_hMxSLiFoKNIjyTdjaJaJ1Hm_Q9hgJ3WLSv01EQz8La0bEsImAuxATxgu20/s1600/cute+boy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="color: purple;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMJHTOdTcFD73zevRM5OX28-38S9OpRKAfaPKe6UnLhpQiHwhtvbcvnajbzxvJU_njiqbgFIK3LfDiDzR-_hMxSLiFoKNIjyTdjaJaJ1Hm_Q9hgJ3WLSv01EQz8La0bEsImAuxATxgu20/s1600/cute+boy.jpg" /></span></a></div>
<span style="color: purple;"><br /></span><br />
<span style="color: purple;"><br /></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEic0-3m6QwZT_80mkGCeA6Zp5IkUvM5Qoe-E2ZwDsfJyxfNZe799Z01h35TuXq52T_JAA2GONvzAQUOFaUXOe4X1QyENK6ps9S8WTHImlUTNWH9mFIi4Vd7qwCVPoLhu6K3lW0ejdECc2k/s1600/narsis!.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="color: purple;"><img border="0" height="257" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEic0-3m6QwZT_80mkGCeA6Zp5IkUvM5Qoe-E2ZwDsfJyxfNZe799Z01h35TuXq52T_JAA2GONvzAQUOFaUXOe4X1QyENK6ps9S8WTHImlUTNWH9mFIi4Vd7qwCVPoLhu6K3lW0ejdECc2k/s320/narsis!.jpg" width="320" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<b><span style="color: purple;">Nicky Byrne :) </span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioSuLrEERy6z09j5Y23VSHdRYt4Yck76daO_hxRENaCSv7UckxSuto4zOd7FGlbEvijGiflB1fBrR-bKa4Bh1f_H5vR6BefTDDK_9-ChhUuLicDtiyuCVHyhsYWTfuNgc2roGuEKyhJiQ/s1600/bleee+nicky.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="color: purple;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioSuLrEERy6z09j5Y23VSHdRYt4Yck76daO_hxRENaCSv7UckxSuto4zOd7FGlbEvijGiflB1fBrR-bKa4Bh1f_H5vR6BefTDDK_9-ChhUuLicDtiyuCVHyhsYWTfuNgc2roGuEKyhJiQ/s1600/bleee+nicky.jpg" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<span style="color: purple;"><br /></span><br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="color: purple;">Kian Egan :)</span></b></div>
<span style="color: purple;"><br /></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXafdehTEjjS5zNjRjiyOZPbkBw438_TgISp3fa97VKqbTZSGmM_kxjxMUnx-fk6_7mGWv4PgwaABApKBRVQ61x8svZE-QHQ0vN2e_jq02VDH4OCHsBEZb88Mi_fFKv7Mvz-sPs1EsIrU/s1600/kian+egan+narsis.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="color: purple;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXafdehTEjjS5zNjRjiyOZPbkBw438_TgISp3fa97VKqbTZSGmM_kxjxMUnx-fk6_7mGWv4PgwaABApKBRVQ61x8svZE-QHQ0vN2e_jq02VDH4OCHsBEZb88Mi_fFKv7Mvz-sPs1EsIrU/s1600/kian+egan+narsis.jpg" /></span></a></div>
<span style="color: purple;"><br /></span><br />
<span style="color: purple;"><br /></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: purple;"><b>Brian McFadden :)</b> </span></div>
<div style="text-align: center;">
<u><span style="color: purple;">X-Westlife</span></u></div>
<span style="color: purple;"><br /></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidDPjv3ciDZqEDtsnTEXhn6qE5rKsHn_i9novpkN0XeEbswQztIrfbz3zLQije6aEVE-J1erRV_5RyWW1lVDjCxe-C-3jozx9xefeS-04KK0wXtqaS7HcMTXkRFi2A5mkDDP8QJgOeIhc/s1600/wowo%2521.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="color: purple;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidDPjv3ciDZqEDtsnTEXhn6qE5rKsHn_i9novpkN0XeEbswQztIrfbz3zLQije6aEVE-J1erRV_5RyWW1lVDjCxe-C-3jozx9xefeS-04KK0wXtqaS7HcMTXkRFi2A5mkDDP8QJgOeIhc/s1600/wowo%2521.jpg" /></span></a></div>
<span style="color: purple;"><br /></span><br />
<span style="color: purple;"><br /></span><br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="color: purple;">Westlife :)</span></b></div>
<span style="color: purple;"><br /></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiI371Rx7OFbcEbOkfdBagq2nYp2iVArWKytJXjS0dqxNnV90fzv7iK29iuwZxCrHPPD8MD5xSRh6rQqoV_qD6JrdOp9uLM-H-w8qFn6buZKpoiljAgz1zOr_waAJURr6pvb7YCRdO-OIo/s1600/gilaaaa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="color: purple;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiI371Rx7OFbcEbOkfdBagq2nYp2iVArWKytJXjS0dqxNnV90fzv7iK29iuwZxCrHPPD8MD5xSRh6rQqoV_qD6JrdOp9uLM-H-w8qFn6buZKpoiljAgz1zOr_waAJURr6pvb7YCRdO-OIo/s1600/gilaaaa.jpg" /></span></a></div>
<span style="color: purple;"><br /></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXBb1XPOIwfrBN9985aLy89KDj6TU-prjK1QAoEdZ27jmy3bLWkm-qiMDrq_T-o_b6M32rnrNJzv774T0z7hPVidx8tOhXca1Ymi5mOv0kqjChnQs_5D23IgbPHC0TbCPUbUFhVgc1-Z4/s1600/kaget!.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="color: purple;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXBb1XPOIwfrBN9985aLy89KDj6TU-prjK1QAoEdZ27jmy3bLWkm-qiMDrq_T-o_b6M32rnrNJzv774T0z7hPVidx8tOhXca1Ymi5mOv0kqjChnQs_5D23IgbPHC0TbCPUbUFhVgc1-Z4/s1600/kaget!.jpg" /></span></a></div>
<span style="color: purple;"><br /></span><br />
<span style="color: purple;"> Sekian, Salam WeLoWe (We Love Westlife) ^_^</span><br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08261033458974540428noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3346148523224004135.post-43131075281710085762012-07-02T00:42:00.001-07:002012-08-27T08:43:09.720-07:003rd July 2012 Of Westlifers Memories<span style="color: purple;">Hallo, everyone! Hari ini saya akan share mengenai tanggal 3 Juli 2012!</span><br />
<span style="color: purple;">Mungkin, sebagian anda akan bertanya-tanya "Apaan sih, enggak penting tanggal 3 Juli dibicarain!" maybe, but bagi suatu kalangan hal itu sangat berarti. Simak dengan baik mengapa saya membuat post-an seperti ini khususnya Westlifers! :)</span><br />
<span style="color: #674ea7;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7Z5wYsbYtUreMksnMZgnrj1ol_UcRMe2IZ86knzZEVnkV4q1XKPaxbD559EtlrmYb00O3KvRoZO_OBS6vEJFtDTJ_r-tbsGc_SsmQgZ4olL2cuAJSFnMR86__Ei_wU6ud2PuNo3T_o2E/s1600/shane+filan.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="color: purple;"><img border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7Z5wYsbYtUreMksnMZgnrj1ol_UcRMe2IZ86knzZEVnkV4q1XKPaxbD559EtlrmYb00O3KvRoZO_OBS6vEJFtDTJ_r-tbsGc_SsmQgZ4olL2cuAJSFnMR86__Ei_wU6ud2PuNo3T_o2E/s400/shane+filan.png" width="400" /></span></a></div>
<span style="color: purple;"><br /></span>
<span style="color: purple;"><br /></span>
<span style="color: purple;">Bagi anda yang sudah membaca post-an saya 2 Juli kemarin, pasti ingat. Tanggal 3 Juli 1998 adalah tanggal di mana Westlife dibentuk. Dan besok, adalah tanggal 3 Juli 2012 di mana Westlife genap berumur 14 tahun. Namun, sayang, Westlife telah membubarkan dirinya pada tanggal 23 Juni 2012. Dan otomatis 23 Juni 2012 adalah Hari GALAU WESTLIFERS S-E-D-U-N-I-A! :'( #FlashBack</span><br />
<span style="color: purple;">Para Westlifers termasuk saya, pasti akan merasakan kesedihan esok hari. Walau tidak terlalu dalam. Di saat ingin merayakan Bornday nya Westlife, tapi mereka sudah terpisah secara Band. *ambilTisu. Mungkin, lebih fokus ke acara Borndaynya Shane Filan pada tanggal 5 Juli nanti. Yang diharapakan, setidaknya membuat sesuatu untuk memperingati 3 Juli itu. Namun, maaf, ternyata sampai sekarang masih adem ayem. Jujur, saya sedih sekali. (maaf terbawa suasana) :( Semoga, the Lads masih mengingat 3 Juli ini. (pasti!) Tapi saya salut sekali dengan westlife. Walau sudah bubar, tapi Fans mereka semakin bertambah. Seperti teman saya, yang kemarin malam jadi Westlifers setelah mebaca post-an saya tentang personil Westlife. Dan dia jatuh cinta pada Nicholas Bernard James Adam Byrne *PanjangBener :') *terharu.</span><br />
<span style="color: purple;"><br /></span>
<span style="color: purple;">Senang banget, teman Westlifers saya bertambah. hehe.. Wishes aja supaya besok para Lads On Twitter ya, amin :) semoga mereka tetap menjadi Lads yang solid walau tidak satu panggung kembali. amin amin.</span><br />
<span style="color: purple;"><br /></span>
<span style="color: purple;">for Westlife: Happy Bornday to you, 14th years old. Westlifers still to love you ;)</span><br />
<span style="color: purple;"><br /></span>
<span style="color: purple;">Salam, WeLoWe (We Love Westlife) ^_^ Maaf jika ada kata-kata yang salah.</span><br />
<span style="color: purple;"><br /></span>
<blockquote class="tr_bq">
<br /></blockquote>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08261033458974540428noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3346148523224004135.post-24441282104588946802012-07-01T02:21:00.002-07:002012-08-27T08:41:57.941-07:00Personil Westlife<div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMv4iUntcDmLr1YOZ9MxG8CVq2p7beMrjPmHS8-qsai33sRYZZ0-hyOJt17hlYxkEut503rm1OzxTXP3ptDT06e4NXaIdnfQVXRckpm_wkSpxdqoj65IlcdurKxoajSh2NFy5s3qeZZAU/s1600/si+kece.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="background-color: white; color: purple;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMv4iUntcDmLr1YOZ9MxG8CVq2p7beMrjPmHS8-qsai33sRYZZ0-hyOJt17hlYxkEut503rm1OzxTXP3ptDT06e4NXaIdnfQVXRckpm_wkSpxdqoj65IlcdurKxoajSh2NFy5s3qeZZAU/s1600/si+kece.jpg" /></span></a></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
</div>
<div>
<span style="background-color: white; color: purple;">Assalamu'alaikum, Wr.Wb</span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: purple;">Jeng jeng jeng.... foto apaan ni?? Westlife?? apaan tuh?? </span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: purple;">Mungkin diantara berjuta-trilliun orang, masih ada yang belum mengenal siapa yang ada di dalam foto di atas. Maaf sebelumnya, tapi yang tak tahu mereka bisa dibilang K-A-M-S-E-U-P-A-Y! -_-V *peace. </span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: purple;">okeh, langsung aja "To The Point" mereka adalah BoyBand The Best IN THE WHOLE WORLD! Kenapa saya bilang seperti itu? Karena mereka ganteng, unyu, keceh, mm.. apa yaa.. oke saya tau ini gak nyambung, lupakan -_- Westlife adalah BoyBand asal Irlandia yang terbentuk pada tanggal 3 Juli 1998. Pada tahun itu, westlife mulai berkeliling dunia untuk performence mereka *tepuktangan prok..prok.. oke tadi iklan =D</span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: purple;">Terus, siapa saja sih personilnya?? biasanya remaja putri paling fanatik ama yang beginian, wkwkwkwk ^^V</span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: purple;">okeh, saya akan memperkenalkan mereka dengan sedikit ulasan.</span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: purple;">Personil Westlife: </span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: purple;">1.<b> SHANE STEVEN FILAN</b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYT4w63I3VishZ2VkUa8adedX08MoIir0itii_CByaV1ZqsxvZhwkeq9nn1vOZ5dlpDqRvhPm9Yhm0VW8tdKMekwEBGYm3FfjPwu41XG8cIKnykv7-88NyWaqeGhXyHj_wmm-UJBkZKYU/s1600/Shane+is+handsome+and+cute.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="background-color: white; color: purple;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYT4w63I3VishZ2VkUa8adedX08MoIir0itii_CByaV1ZqsxvZhwkeq9nn1vOZ5dlpDqRvhPm9Yhm0VW8tdKMekwEBGYm3FfjPwu41XG8cIKnykv7-88NyWaqeGhXyHj_wmm-UJBkZKYU/s320/Shane+is+handsome+and+cute.jpg" width="237" /></span></a></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: purple;"> Ya Allah, ini orang udah handsome, keceh, unyuuuu lagi.. wkwkw biasa, maklum saya penggemar (BERAT) nya Shane. Bagaimana jika saya kesampaian bertemu dia ya?? *curhat udah saya borgol mungkin si Shane biar gak kemana-mana! bercanda, hehe. lanjut, capcus..</span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: purple;">Nama Lengkap: Shane Steven Filan (Shane/Trigger/Shorty)</span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: purple;">Bornday: 5th July 1979, Sligo.</span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: purple;">Lagu Kesukaan di Westlife: Fool Again. hiyaaa!!! sama sama saya dong Shane. kata Shane, lirik di Fool Again itu menyentuh banget. romantic men!</span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: purple;">Pelajaran yang disukai: Matematika dan Bahasa Inggris. Shane jago pelajarn Match! WOW.</span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: purple;">Hobi: Berkuda. Teman-teman khususnya Westlifers nih, pada ingat gak Video Clip Bop-Bop Baby? nah di video itu Shane menunggai kuda! keren ah! </span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: purple;">Fakta tentang Shane: Kalau di kamar mandi, Shane paling suka nyanyi I Want It That Way dari Backstreet Boys. ckck, kok sama sama saya ya?? memang jodoh sama Shane *eh wkwkw</span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: purple;">2. <b>NICHOLAS BERNARD JAMES ADAM BYRNE</b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfAN0GFMvhnZM7OQyl8fPcR1A4xm9ZYi5sBVECTG2_XVFJaBDgTL5g5VuXjX-kcdcRu3OpyTiqFT0BAu5qUqFQMAv4Btjqn3CmOHCweQ64s9JUV1oZiL6y6R6fYiSmfOGRsRshjyDcRQo/s1600/nicky.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="background-color: white; color: purple;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfAN0GFMvhnZM7OQyl8fPcR1A4xm9ZYi5sBVECTG2_XVFJaBDgTL5g5VuXjX-kcdcRu3OpyTiqFT0BAu5qUqFQMAv4Btjqn3CmOHCweQ64s9JUV1oZiL6y6R6fYiSmfOGRsRshjyDcRQo/s1600/nicky.jpg" /> </span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;"> oke, nicky terkenal stylish di Westlife. dia juga sering dibilang "a sexi men". why? lihat aja tuh gaya bibirnya. ngalahin Lindsay Lohan, wkwkw. di westlife, Nicky satu-satunya personil yang mempunyai nama yang PANJANG BANGET! N-I-C-H-O-L-A-S-B-E-R-N-A-R-D-J-A-M-E-S-A-D-A-M-B-Y-R-N-E. </span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;">Nama Lengkap: Nicholas Bernard James Adam Byrne (nicky/)</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;">Bornday: 9th Oktober 1978, Dublin.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;">Lagu Kesukaan: Flying Without Wings (saya merinding dengar lagu ini. Suara mereka keren banget!)</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;">Pelajaran yang disukai: Bahasa Inggris dan Geografi. (ssttt.. Nicky kebalikan dari Shane loh! dia gak suka matematika!)</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;">Hobi: Shopping </span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;">Fakta tentang Nicky: Nicky paling takut naik lift (hah?)</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;">3. <b>MARK MICHAEL PATRICK FEEHILY </b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXnCaO01R7Q2_HQnwFUmOSXpBj2TjtjfU04r3KAI7XdNxdLDEwUa653vkTV-ws7xz6SXVCbB7Oi72zOqqej8koSWCw0c0ipPdqPHorsaSOxLaqRfxTu1Cr8JotNkcubLW4GVgx4Z5BaVI/s1600/mark....jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="background-color: white; color: purple;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXnCaO01R7Q2_HQnwFUmOSXpBj2TjtjfU04r3KAI7XdNxdLDEwUa653vkTV-ws7xz6SXVCbB7Oi72zOqqej8koSWCw0c0ipPdqPHorsaSOxLaqRfxTu1Cr8JotNkcubLW4GVgx4Z5BaVI/s1600/mark....jpg" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;"> ini dia, si mata biru yang mempesona rata-rata para westlifers. Lesung pipi dan warna lensa matanya yang menyihir para remaja putri seolah Pangeran Caspian menyihir pandangan Susan di film Narnia 2c kck. loh, kok malah ngomongin film?? ngawur! hehe, next. </span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;">Nama Lengkap: Markus Michael Patrick Feehily (Mark) </span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;">Bornday: 28th Mei 1980, Sligo</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;">Lagu Kesukaan di Westlife: Flying Without Wings</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;">Pelajaran Kesukaan: Bahasa Perancis dan Ekonomi</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;">Hobi: ssttt.. Mark suka curhat sama teman loh. (kenapa tidak curhat sama saya saja Mark? hehe)</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;">Fakta tentang Mark: Setiap kali pergi, Mark yang paling gampang tidur dan suka ngorok. (i wanna laugh!)</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;">4. Kian John Francis Egan</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhr-o_8hc9dp8z42hYmThMbcpN55eucgqkA7wmfaj7GOWtr85gz2Bt-kLTpbeakziD1DTxp_a_B7ZPOeraJ1SS9ahM77gaLHHl_SltDy_XHIwY6oh_7Sx-gClY6cAbWbR-cv5urbS214nE/s1600/kian....jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="background-color: white; color: purple;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhr-o_8hc9dp8z42hYmThMbcpN55eucgqkA7wmfaj7GOWtr85gz2Bt-kLTpbeakziD1DTxp_a_B7ZPOeraJ1SS9ahM77gaLHHl_SltDy_XHIwY6oh_7Sx-gClY6cAbWbR-cv5urbS214nE/s1600/kian....jpg" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;"> Nah, kalau Kian ini menurut saya mirip sama pemain utama Home Alone yaitu <span class="rg_ctlv"><b>KEVIN MCCALLISTER. </b>eitts, tapi Kevin McCallister waktu kecil ya. :) coba deh dibandingin, pasti rada mirip. </span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span class="rg_ctlv" style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span class="rg_ctlv" style="background-color: white; color: purple;">Nama Lengkap: Kian John Francis Egan (Kian)</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;">Bornday: 28 April 1980, Sligo</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;">Lagu Kesukaan di Westlife: Fool Again (waaa, sehati sama saya dan Shane rupanya!) </span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;">Pelajaran Kesukaan: Kesenian</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;">Hobi: Manggung bersama Westlife (Jempol!)</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;">Fakta tentang Kian: Kebiasaan buruknya suka menggigiti kukunya! (ckckck...) </span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;">5. Brian Nicholas McFadden</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibZqb3FOP1B8yzxYdINW0yTWXmVhAP7EoYpuUBbNqi-nX9oQjf-6O-sg6BvvdAPndrJxr6b-z_C9xV8QAmlLBLjEbCq0mV_dRRvIYy4zq-Gg3WNvnesECXgusS-DHHt6LwCMMQClQkuoo/s1600/brian.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="background-color: white; color: purple;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibZqb3FOP1B8yzxYdINW0yTWXmVhAP7EoYpuUBbNqi-nX9oQjf-6O-sg6BvvdAPndrJxr6b-z_C9xV8QAmlLBLjEbCq0mV_dRRvIYy4zq-Gg3WNvnesECXgusS-DHHt6LwCMMQClQkuoo/s320/brian.jpg" width="240" /></span></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white;"><span class="Apple-style-span" style="color: purple; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px;"></span><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: purple; font-family: 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 13px;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;">jeng jeng jeng... Ini dia Rajanya JAIL! Brian orangnya kocak, ceria, dan super super superman! ehh, maksudnya Super duper JAIL! rata-rata teman-teman di Westlife nya pada kena batunya. ckckck, KDRT kamu Bri! eh, apaan KDRT? emang rumah tangga apa?? oke abaikan saja. -_-</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;">Brian adalah X-Westlife atau Mantan personil Westlife. sebelum keluar dari Westlife, namanya adalah Bryan. namun, setelah keluar dari Westlife, namanya berubah menjadi Brian. Dia keluar dari Westlife 9 Maret 2004 dengan salah satu faktornya adalah ingin melebihkan waktunya bersama keluarga (mungkin juga tuntutan dari Kerry Katona, mantan istrinya). Sangat disayangkan, but itu haknya. Still to Smile :)</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;">Nama Lengkap: Brian Nicholas McFadden (Brian/Deutzy)</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;">Bornday: 12 April 1980, Dublin</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;">Lagu Kesukaan: <span class="st">Something Stupid (Frank Sinatra) </span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span class="st" style="background-color: white; color: purple;">Pelajaran Kesukaan: Bahasa Inggris</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span class="st" style="background-color: white; color: purple;">Hobi: Belanja (sehati sama Kian, wkwkwk)</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;"><span class="st">Fakta tentang Brian: </span>Bryan adalah personel Westlife yang paling sering minjem uang dari
temannya, karena dia paling sering kehilangan dompet atau tidak membawa
uang. (sengaja tuh Brian. -_-)</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;">Oke deh, teman-teman. Sampai di sini dulu perkenalannya. Kapan-kapan disambung lagi, okeh! </span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;">Salam, WeLoWe (We Love Westlife) ^_^</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span></div>
<span style="background-color: white; color: purple;"><br /></span>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08261033458974540428noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3346148523224004135.post-41528821278203943622012-06-30T05:22:00.002-07:002012-07-23T03:38:34.511-07:00Pencegahan Resonansi<div style="text-align: center;">
<b><span style="color: purple;">PENCEGAHAAN RESONANSI</span></b></div>
<div>
<b><span style="color: purple;"> </span></b></div>
<div>
<span style="color: purple;">Resonansi adalah peristiwa bergetarnya karena pengaruh dari getaran benda lain. Peristiwa ini kerap sekali terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, ada beberapa kerugian termasuk dalam segi kesehatan.</span></div>
<div>
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div>
<span style="color: purple;"> Contohnya seperti selaput gendang telinga kita yang bergetar karena pengaruh suara dari benda luar. Misal, kita sedang mendengarkan music di iphone lewat earphone. Pastinya, volume jika kita menggunakan earphone berbeda dengan tanpa menggunakannya. Otomatis, kita akan menambah volumenya, agar terdenganr lebih jelas dan nyaman. </span></div>
<div>
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div>
<span style="color: purple;"> Tapi, jangan salah. Walaupun secara jiwa kita nyaman, namun tidak dengan alat pendengar kita. Justru hal ini akan menimbulkan penyakit pendengaran karena terlalu kerasnya volume. Selaput gendang telinga kita bergetar, karena pengaruh getaran suara music tadi. Selaput gendang telinga sangatlah tipis, maka jika terlalu keras getaran suara music tadi, bisa jadi selaput gendan telinga menjadi rusak atau sobek, dan hal yang tidak diinginkan terjadi, seperti penyakit tuli.</span></div>
<div>
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div>
<span style="color: purple;"> Untuk menghindari hal ini terjadi, maka antisipasi yang dilakukan adalah, menyesuaikan volume dengan alat pendengar kita. Jangan terlalu keras menyetel musicnya. Agar telinga kita tetap merasa nyaman. Kerasnya getaran suara juga dapat menganggu kinerja otakk kita. Sehingga tidak dapat berpkir dengan jernih. Oleh karena itu, boleh kita menggunakan earphone namun disesuaikan dengan telinga kita agar tetap terjaga kemanannya.</span></div>
<div>
<span style="color: purple;"><br /></span></div>
<div>
<span style="color: purple;">Semoga bermanfaat ^^</span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08261033458974540428noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3346148523224004135.post-20895171423428452302012-06-30T03:50:00.001-07:002012-07-23T02:18:08.456-07:00Salam WeLoWe<span style="color: purple;">Hallo, semua.. mungkin ini kali pertama saya terjun ke dunia blog. maklum, sibuk sekolah. hehehe.. teman-teman mungkin bertanya-tanya, kok semua them yang saya terapkan di blog ini berbau WESTLIFE. hayoo kenapa?? yaps! karena saya penggemarnya Westlife walau mereka sudah bubar. :'( tai gak papa, yang penting kita masih bisa dengar lagu-lagu mereka. *curhat. oke deh, sekian dulu perkenalan saya. masih mau belajar ngedit blog, hehe.. salam Welowe semua :)</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08261033458974540428noreply@blogger.com0